Chapter 16

11 2 0
                                    

Happy reading

_________________________

"Dengan dia," jawab Daniel menggeser tubuhnya memperlihatkan Evan kepada Zefanya.

Sontak saja keduanya terkejut, Evan langsung berdiri dari duduknya.
"Fanya," panggil Evan menatap Zefanya dengan penuh tanda tanya.

"Evan, ngapain kamu ada disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya.
Bagaimana bisa kamu sama dia?"

"Ada masalah?"

"Zefanya." ucap Evan memejamkan mata sejenak dengan nada yang tinggi.

Daniel menyerngitkan dahi melihat kedua orang itu, bagaimana bisa Evan kenal dengan wanita ini atau keduanya mempunyai hubungan dari masalalu. Sepertinya Evan menatap berbeda kepada wanita ini seperti tatapan penuh cinta kepada wanita ini. Menarik sekali bukan membuat Evan terluka pikir Daniel.

"Kau berani sekali membentak kekasihku!" kata Daniel mengklaim bahwa Zefanya adalah kekasihnya.

"Hei," kata Zefanya tidak senang kepada pria itu yang mengklaim seenaknya.

"Apa honey?" jawab Daniel tersenyum manis sambil mengedipkan mata pertanda untuk menurut saja kepada dirinya.

Evan menatap keduanya tidak percaya kalau kedua orang itu sepasang kekasih, tidak mungkin Zefanya sudah bisa melupakannya. Zefanya tipe orang yang tidak mudah menerima orang baru untuk menggantikan dirinya.

"Aku tidak percaya bahwa dia kekasihmu Fanya," kata Evan kepada Zefanya.

"Zefanya memang kekasihku," jawab Daniel karena wanita disampingnya ini diam saja dengan perkataan Evan.

"Kau lebih baik diam saja! Jawab Fanya?!"

Daniel menarik tubuh Zefanya agar berdekatan dengan dirinya dan menggenggam erat tangan Zefanya sampai Zefanya terkejut dibuatnya serta melototkan matanya kepada pria itu. Daniel mengangguk pelan mengkode Zefanya untuk berkata Ya.

"Be-benar, dia kekasihku." jawab Zefanya meringis sebab tangannya digenggam sangat kuat. Kemudian ketika Zefanya sudah menjawab Daniel mengurangi genggaman tangannya.

"Aku gak yakin semudah itu kamu bisa menerima orang baru Fanya," kata Evan tersenyum tipis.

"Memang nya kamu saja yang bisa melupakanku. Aku juga bisa melupakanmu." jawab Zefanya jengkel dengan Evan.

"Ayo swetie kita pergi." sambung Zefanya menarik tangan Daniel agar pergi dari hadapan Evan serta memanasi Evan.

Kedua orang itu mulai berjalan dari hadapan Evan. Namun, tiba-tiba saja Evan mencekal lengan Zefanya untuk tidak pergi karena dia belum puas dengan kenyataan yang pahit ini bahwa Zefanya sudah melupakannya serta mempunyai kekasih seperti manusia licik itu.

"Lepasin tangan kau dari Zefanya!" kata Daniel mengentakan kasar cekalan tangan Evan dari Zefanya.

"Fanya jangan mempercayai orang seperti dia," kata Evan memperingati.

"Lalu aku harus percaya orang yang seperti apa? Seperti kamu gitu?" sarkas Zefanya.

"Fanya." kata Evan lirih dirinya harus bicara bagaimana lagi dengan sikap Zefanya yang keras kepala.

"Udahlah, ayo honey kita pergi aja."

"Kau lebih baik jauhin Zefanya!!" kata Evan marah lalu menarik kerah kemeja Daniel.

"Cih. Memang nya siapa kau? menyuruhku untuk jauhin Zefanya?!" jawab Daniel sambil menepis tangan Evan dari kerah kemeja nya.
Evan tidak berkata lagi dia hanya diam saja dan keduanya saling menatap tajam.

Fall In Love A Second TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang