The Tiger

Tiger||39

Happy Reading bestie

****
"Tidak ada yang lebih menyakitkan selain di manfaatkan, begitu bukan ?" Titan Malvino

****
"Mah malam ini asa tidur sama mamah ya"

"SUDAH SAYA KATAKAN SAMA KAMU, JANGAN PANGGIL SAYA MAMA!"

"KAMU BUKAN ANAK SAYA!, PERGI SANA SUSUL PAPA KAMU!"

"Papa pergi jauh mah, asa mau nemenin mama aja disini. Asa udah janji sama papa buat jagain mama"

"GAK PERLU ANAK SIALAN, SAYA BISA JAGA DIRI "

"Arrrrgg bangsat!" Umpatan kasar itu lolos disaat kesadaran pemuda tampan itu mulai sempurna. Kenangan demi kenangan masa lalu selalu menghantui tidurnya, dan membuat tak nyenyak.

Kepalan tangannya memperlihatkan urut-urat yang kekar, dengan kasar mengusar kasar surai rambutnya.

"Kalau saya bukan anak anda, kenapa.. kenapa anda masih membesarkan saya?, Bunuh saja saya sedari kecil, jika tak diinginkan!" Gumangan kecil yang sudah menahan sesak didadanya yang selalu ditahannya selama ini.

Dulu hampir setiap malam dia memimpikan masa kecilnya yang suram, hitam dan tak ada warna lain dihidupnya. Namun sekarang, dengan perlahan warna-warna lain menghampiri hidupnya yang terlampau suram.

Sejak bertemu teman-temannya di masa putih-biru, menjadi Anggota sebuah geng jalanan bernama TheTiger sampai menjabat sebagai ketua di putih abu-abu. Arti keluarga dan kasih sayang diantara mereka semua membuat dadanya menghangat, jadi seperti ini rasanya disayangi oleh orang yang tak pernah ia dapatkan dulu.

Selain mereka semua, kehadiran seorang gadis cantik dan aktif mampu menarik perhatiannya diawal bertemu. Auranya yang sangat positif itu memikat dirinya untuk selalu dekat dengannya, sifatnya yang cerewet, penuh kasih sayang, perhatian, walaupun kadang galak. Tak akan ia lepaskan, jika bukan gadis itu sendiri yang memintanya.

Drtt drtt

Lamunan pemuda itu buyar saat merasakan sesuatu bergetar didalam kantong celana depannya.

Nama embul tertera dilayar ponselnya. Sedikit, ia tergelak membaca nama sang pacar yang dia beri asal saat mengetiknya.

Tanpa pikir panjang Angkasa mengangkat tanda hijau dilayar ponselnya.

"Hal..."

"Haloo mas pacarrr apa kabar hari ini  hmm? Sombong banget gak ngasih kabar"

"Ih abang jahat, aku tu kangen banget"

"Sini dong dekat dekat"

"Kucubi-iit.."

"Tidur sayang! aku tau kamu bosen" kali ini Angkasa yang memotong pembicaraan random Cera ditengah malam.

Gadis itu memang sering kali menelfonnya ditengah malam seperti saat ini, seperti rutinitas yang tak boleh tinggal.

Angkasa takut gadisnya terkena insomnia.

"Dih apaan kek gitu, aku belum ngantuk kak, gak bisa tidurrrr..."

"Tolong dong biar aku bisa tidur"

"Kalau mau minta tolong sama polisi sayang"

"Kalau sama aku, minta disayang,, "

Tendengar tawa Cera yang lepas didalam telfon genggamnya, ia menduga pasti gadis itu menertawainya.

"HAHAHA Kak please, malam malam gini jangan bikin salting Sumpah tadi narsis banget jadi orang."