Xane POV
"Dasar kuda sialan! Rambutku jadi berantakan..." gerutuku sambil mengepang rambutku yang sedikit lengket. Kuda monster itu benar-benar mengunyah rambutku.
Ada beberapa memar di wajahku. Acaranya pasti sudah dilaksanakan dari tadi. Gara-gara kuda aneh itu, aku harus berlari menghindari gigitannya.
Aku bisa saja menghajar kuda itu sampai mati, tapi mustahil kulakukan. Kuda gila itu, Bianca. Dia adalah kuda kesayangan Olivia sekaligus kesayangan ibuku. Mana mungkin aku melukainya. Parahnya lagi, kuda itu sangat patuh dengan Olivia. Sama patuhnya Vy denganku.
Dengan kesal aku memasuki mansion yang suasananya cukup aneh. Beberapa orang keluar dari aula seolah ada bahaya di dalam. Aku menghentikan langkahku. Tak lama kulihat ada mawar hitam merambat di seluruh dinding aula. Dari kejauhan bisa kulihat mata Olivia yang menghitam.
"Sialan! Apa-apaan ini!"
Aura yang dikeluarkan Olivia, persis seperti yang pernah terjadi tujuh tahun yang lalu. Bagaimana bisa terjadi? Bukankah Marquis Zen sudah menyegelnya secara berkala?
Aku sontak berlari menuju guruku. Namun diluar dugaan, guruku malah berlari keluar dan menyeretku.
"Ayo kembali ke Menara" ucap guruku dengan dingin.
"Tu-tunggu! Bagaimana dengan Olivia?"
"Marquis Zen akan mengurusnya. Kita pulang, secepatnya" Ujar guruku.
Ia langsung berubah menjadi naga merah muda dan mengepakan sayapnya. Aku pun ikut berlari kearah Vy. Mengendarainya dan kembali ke Menara. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi melihat wajah guruku aku yakin itu bukan masalah sepele.
Sampai di Menara, Guru langsung menuju lantai teratas Menara. Aku mengekorinya dengan sigap. Setelah berubah kembali menjadi bentuk manusianya, guru menjentikan jarinya. Seketika semua bata Menara bergerak. Membuat benteng seolah melindungi Menara yang kami tinggali.
Setelah mengenakan pakaian, kulihat guru mengambil beberapa buku dengan tergesa-gesa. Beberapa buku tersebut adalah buku yang berkaitan dengan iblis dan portal ketiga. Portal yang menghubungkan dunia manusia dan iblis.
"Guru... apa yang terjadi pada Olivia?"
"Dia.. mampu mengendalikan kekuatan iblis. Seutuhnya. Sesuatu yang bahkan tak pernah Regis lakukan" Jawab guruku.
Dia bisa mengontrolnya? Bukankah itu bagus? Itu artinya dia tak akan lepas kendali seperti tujuh tahun yang lalu.
Plak!
Guru memukul belakang kepalaku dengan buku setebal 7 cm. Aku mengernyit kesal. Sekarang aku paham mengapa ibuku dan Duke Deon dulu sangat tak sudi untuk tinggal di Menara ini. Ayolah, kupikir hanya aku yang betah tinggal di sini. Alasannya pasti karena si tua bangka ini yang selalu mengincar kepala orang.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan bocah. Jika Olivia mampu mengontrol kekuatan iblis, itu artinya dia diam-diam melatih kekuatannya" jelas guruku. Aku masih belum mengerti. Kupikir itu bagus jika dia mampu mengontrolnya. Itu artinya dia tak butuh segel seperti ayah.
"ku-kupikir itu bagus"
Buk!
Dia memukulku lagi.
Jeremy sialan! Bolehkan aku membunuhnya?
"Itu artinya kutukannya hampir sempurna dan tak bisa di hentikan. Kau pikir kenapa kedua orang tuamu nekat pergi ke dunia iblis hah? Tujuannya adalah memutus rantai kutukan Heavenstone"
Aku terdiam sejenak. Iblis itu di wariskan pada Olivia. Kalau tidak mau diturunkan bukankah hanya tinggal mencegah Olivia memiliki keturunan?
"Ah! Aku tau! Artinya kita hanya perlu mencegah Olivia supaya tak boleh menikah seumur hidupnya begitu? Aku setuju! Sangat-sangat setuju!" Jawabku dengan bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSED GIRL
RomanceAwalnya semua tampak membosankan. Ayahku seorang Duke, ibuku punya banyak naga dan aku punya tiga kakak pria yang sangat kuat dan melindungiku. Aku juga punya banyak paman yang menyukaiku dan aku paling menyukai paman Zen. Dia kaya. Dia pria dingi...