Aku menatap datar tenda kecil yang sudah didirikan. Ada yang mencurigakan. Sejak kapan aku punya banyak barang? seingatku aku hanya membawa satu pedang, satu baju tidur, beberapa buku yang masih kuteliti dan ransum sederhana. Tapi, kenapa ada tiga tas depan pintu tendaku.
Aku bergegas membuka pintu tenda, kulihat di dalam sudah ada Xane yang terbaring tidur dengan meringkuk, juga ada Xander yang meminum kopi dengan wajah tak berdosa.
Sial, baru saja kutinggal mandi sejenak.
"Kenapa kalian di tendaku?". Xander hanya menaikan sebelah alisnya.
"Satu tenda dua orang. Kau lupa?" tanyanya.
"Maksudku, sejak kapan komandan satu tenda dengan para kepala regu?"
Ayolah, para penyihir medis saja mendapatkan tenda pribadi. Kenapa aku dan Xane yang kepala regu malah harus tidur bertiga dengan seorang komandan pasukan? Apa Leafrost semiskin ini?
"Mau bagaimana lagi, tendaku digunakan untuk senjata, lalu Xane... " Xander menatap Xane yang mulai mendengkur.
"Kau yang paling tahu dia tidak bisa tidur dengan orang lain"
Jidatku berkedut kesal. Aku masuk dan menendang kaki Xane. Lantas ia terburu-buru bangun dan merapikan rambutnya.
"Keluar. Kau juga" Perintahku pada keduanya.
Tenda ini hanya muat untuk seukuran dua manusia normal. Masalahnya, kita bertiga punya tubuh yang lebih tinggi dari pada rata-rata. Aku sendiri saja harus menekuk kakiku, apalagi bertiga di tambah dengan pria berotot sialan yang masih santai menghirup kopinya di depanku?
"Oliv, apa kau tega membiarkan dua kakakmu kedinginan di luar?" Bujuk Xander dengan wajah datar.
Oy! kalau merajuk tunjukan wajah memelasmu sialan! mana ada yang kasian kalau dia memohon dengan wajah tembok begitu.
"Hmm. Dia benar" Tambah Xane yang masih mengumpulkan nyawa.
"Xander, apa kau kira aku si bodoh Selene? Mana ada penyihir es yang kedinginan dasar gila"
Xander tak bergeming sama sekali. Ia menyeringai.
"12 bungkus coklat buatan Bibi Leanna. Akan kuberikan jatahku padamu"
Sudah kuduga. Dia punya rencana.
"Bagaimana?"
"Deal"
"Pfttt... aku tak tahu kau semurah itu." dengus Xane.
Aku menghela nafasku. Menjelang sore kami melakukan rapat pengintaian, makan dan membereskan tenda. sampai malam ada beberapa surat yang tiba untuk Xander. Wajahnya mengeras seolah menahan sesuatu.
Selesai membagi strategi dan sebagainya, tiba waktunya kami untuk istirahat di dalam tenda. Kita hanya bisa duduk bertiga. Tanpa bisa tidur melintang sama sekali. Sambil menggunakan kantong tidur, Xander yang berada di sisi kiriku membuka beberapa surat.
"Ada tiga kabar yang sampai ke telingaku hari ini" Xander mengawali pembicaraan.
Melihat dia tidak membahasnya di rapat ketua regu, melainkan disini itu artinya ini berita yang hanya boleh kita bertiga saja yang tahu.
"Apa itu?" tanya Xane.
"Satu kabar baik. Paman Deon menemukan sinyal sihir milik ibu. Itu artinya.. ada kemungkinan ibu dan ayah masih ada. Hanya saja kita belum tahu keadaan mereka secara pasti."
Aku terdiam membisu. 10 tahun berlalu, menanti penuh harap, diambang keputus-asaan. Aku tak kuasa menahan senyumku. Bukan hanya aku, Xane dan Xander pun tak bisa menahan kebahagiaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSED GIRL
RomanceAwalnya semua tampak membosankan. Ayahku seorang Duke, ibuku punya banyak naga dan aku punya tiga kakak pria yang sangat kuat dan melindungiku. Aku juga punya banyak paman yang menyukaiku dan aku paling menyukai paman Zen. Dia kaya. Dia pria dingi...