Sampai di Altar kuno, disana sudah ada Penyihir Agung Jeremy, Marquis Zen dan Duke Deon Silverstein. Begitu Olivia dan Pangeran Dios tiba dengan teleportasi, Marquis sontak memeluk Olivia. Ia meraih wajah gadis itu, mengecek apakah ada luka atau tidak.
"Aku sangat khawatir" Ucapnya kembali memeluk Olivia dengan erat. Olivia balas memeluk pamannya, mengusap pelan punggung pamannya.
"Kau tahu aku sulit mati. "
Puk!
"Hanya karena kau sulit mati bukan berati kau tak bisa terluka" balas Jeremy sambi memukul ubun-ubun kepala Olivia di depan Marquis Zen.
"Sudah kubilang aku baik-baik saja kakek" decak Olivia yang kesal.
Melihat tangan Jeremy yang memukul kepala putri angkatnya, Marquis Zen langsung menjambak rambut putih milik Jeremy.
Sret!
"Hei tua bangka sialan, kenapa kau memukul kepala Oliviaku! Kau mau kubotaki?"
"Akh! Apa maksudmu? Aku juga khawatir dengan cucuku tau!" Bentak Jeremy sambil memeluk leher Marquis Zen untuk mencekiknya.
"Kalau begitu pukul saja kepalamu dasar uban!" Cerca Marquis tak mau kalah sambil menambah tarikannya pada rambut Jeremy
"Apa maksudmu? Berkaca sana druid sialan. Kau juga mulai menua!"
"Pa-paman.. " Olivia berusaha melerai namun keduanya malah saling bergulat di tanah.
Duke Deon hanya menggelengkan kepalanya. Ia mengeluarkan pedangnya lalu menamcapkan pada keduanya. Beruntung keduanya memiliki reflek yang baik sehingga berhasil menghindari tusukan salah satu sword master terbaik. Alhasil keduanya berhasil di lerai.
"Kalian para tua bangka idiot. Apa ini waktunya bertengkar?" teriak Duke Deon.
Melihat interaksi ketiganya yang menurutnya jauh dari kata 'pahlawan kekaisaran', Dios mengerutkan keningnya. ia medekatkan bibirnya pada telinga Olivia, berbisik pelan
"Kau yakin mereka bisa diandalkan?"
"Ck, harusnya sih bisa" Jawabnya.
Dios yang masih ragu, kembali mendekatkan mulutnya pada telinga Olivia,
"Bukankah bisa saja kekuatan mereka sudah usang?"
Belum sempat Olivia menjawab, ketiga orang tua yang awalnya bertengkar tiba-tiba berada di belakang Pangeran Dios. Disisi kiri Jeremy mencengkram bahu sang pangeran, sedangkan Duke Deon di sisi kanannya. Terakhir di belakangnya Marquis Zen sudah siap dengan pedang yang menempel di leher Pangeran Dios.
"Apa yang kau bisikan pada Oliv hah?" Desis Duke Deon.
"Jaga jarakmu dari cucuku dasar berandal!" Ancam Jeremy.
"Kau bosan hidup?" Tambah Marquiss Zen.
Olivia memijit pelipisnya. Ia menarik Dios ke sisinya sambil menghela nafas.
"Hentikan. Bisakah kalian dengan dulu penjelasan kami?"
Ketiganya pun terdiam, walau masih menatap Dios dengan waspada. Tanpa aba-aba Olivia menarik kemeja Dios hingga robek, lalu Dios pun berbalik.
Alih-alih melihat apa yang ingin mereka berdua tunjukan, ketiga pria keturunan immortal itu malah terkejut melihat betapa mudahnya Olivia merobek pakaian pria.
"Yaaakk.. Gadis gila! Kenapa kau membuka baju bajingan ini!" Teriak Marquis Zen, sambil menutupi mata Olivia.
"Oliv, aku tak mau bertanggung jawab kalau kau di tuntut karena pelecehan seksual terhadap seorang Pangeran" bisik Jeremy sambil memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSED GIRL
RomanceAwalnya semua tampak membosankan. Ayahku seorang Duke, ibuku punya banyak naga dan aku punya tiga kakak pria yang sangat kuat dan melindungiku. Aku juga punya banyak paman yang menyukaiku dan aku paling menyukai paman Zen. Dia kaya. Dia pria dingi...