Sirius de Axios, bukanlah nama yang terlalu populer dikekaisaran Roem. Hanya segelintir orang yang tahu keberadaannya. Walau ia dulu bekerja sebagai salah satu komandan pasukan bayangngan milik kekaisaran, ia lebih sering bekerja di balik layar.
Membersihkan semua pekerjaan kotor yang dilakukan Putra Mahkota atas perintah Ratu Hera. Menjadi mata-mata ganda untuk Olivia. Ia melakukan semua yang ia bisa untuk Sahabatnya, Olivia dan Selene.
Hingga ia pada titik persimpangan, antara pertemanan dan perasaannya.
.
.
.Sirius POV
Aku menatap surat yang datang berulang kali. Dari pengirim yang sama. Juga isi yang sama.
Sirius, apa kau baik-baik saja? Tiga bulan kau tak membalas surat-surat dan menghindari ku. Maafkan aku jika aku ada salah padamu.
Kau bisa bercerita apapun padaku, mengerti?
Olivia Heavenstone
Aku menghela nafasku. Menatap beberapa tumpukan buku yang sudah ku teliti 10 tahun yang lalu.
Olivia Heavenstone, awalnya ia adalah anak yang menarik. Dia cukup tinggi diantara gadis lainnya. Kulit putih pucat yang kontras dengan mata merah dan rambutnya yang hitam gelap.
Ketika aku, Xander, Xavier dan Xane berlatih pedang, terkadang dia diam-diam mengikutiku berlatih. Ah... andai saja aku punya adik perempuan. Bukankan akan selucu itu ?
Namun sayang sekali, ayah dan ibuku adalah penyihir yang memiliki mana yang unik. Keduanya memiliki tubuh dan mana yang fleksible. Sebagai konsekuensi keduanya sangat sulit mendapatkan keturunan.
Kehamilan ibuku berhasil terjadi karena campur tangan Duchess Slavia. Ia membuat mantra tabu sehingga aku berhasil terlahir. Banyak orang tidak tahu, kalau Duchess Slavia menguasai berbagai catatan sihir demi melepas kutukan pada keluarga Heavenstone.
Hubungan keluargaku dan keluarga Heavenstone cukup baik. Ibuku adalah salah satu tangan kanan Duchess Slavia dulu. Begitupun dengan hubunganku dan Olivia yang berjalan seperti apa adanya.
Kami berlatih, bermain dan bersenang-senang seperti anak muda pada umumnya terlepas dari masa lalu dan stigma Olivia yang merupakan keturunan Iblis.
Kita mempercayai satu sama lainnya.
Namun, seiring bertambahnya usia, Olivia bukan lagi anak usia 10 tahun yang memukuli Xane dengan pedang kayu. Dia tumbuh menjadi gadis yang kuat dan cantik.
Wajah cantik itu tentu saja tak perlu di ragukan dari mana asalnya. Duchess Slavia adalah salah satu wanita paling cantik saat ia muda. Kudengar Kaisar Floyd dan Marquis Zen juga mengejarnya dulu. Bahkan ibuku bercerita saat hamil diriku, ia selalu berdoa semoga setidaknya aku punya 5% kecantikan Duchess yang ia layani dulu.
Aku mengerti maksudnya. Ketika aku berlatih dengan anak-anak dari keluarga Heavenstone, aku seperti cumi-cumi yang menempel di batu karang. Beruntung kemampuanku cukup mumpuni baik dalam berperang maupun dalam sihir.
Seiring berjalannya usia, aku mulai memilih jalanku sendiri. Aku lebih suka berkarir di militer, namun ayahku lebih menyarankan bisnis. Satu-satunya alasanku mempertahankan bisnis ayahku karena Olivia ada disana. Jujur aku tak terlalu tertarik walau ayah bilang aku berbakat.
Namun..
Hingga putra mahkota menunjukan minatnya pada Olivia. Entah kenapa rasanya menyebalkan. Kenapa bocah itu keras kepala mengejar Olivia padahal sudah di tolak berkali-kali?
Semakin banyak aku bekerja bersama dengan Olivia, kekhawatiranku semakin besar. Bagaimana jika ia terluka? Bagaimana jika aku tak bisa membantunya? Bagaimana jika.. ia berniat pergi meninggalkanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSED GIRL
RomanceAwalnya semua tampak membosankan. Ayahku seorang Duke, ibuku punya banyak naga dan aku punya tiga kakak pria yang sangat kuat dan melindungiku. Aku juga punya banyak paman yang menyukaiku dan aku paling menyukai paman Zen. Dia kaya. Dia pria dingi...