Chapter 13 : Fall in Love?

1.6K 156 7
                                    

Berikan jiwamu, Olivia Heavenstone.... 

Suara sialan itu kembali berdengung di kepalaku. Ketika pertama kali aku menggunakan kekuatan iblis yang bersemayan dalam diriku, suara itu semakin hari semakin jelas seolah berbisik tepat di telingaku. Aku berusaha mengabaikannya. Melukapakannya.

Setelah ibu dan ayahku pergi, aku dan ketiga kakakku berpisah. Awalnya aku menentangnya. Aku yang waktu itu masih berumur 10 tahun, begitu takut ketika tidak ada satupun saudaraku yang tinggal di sisiku. Itulah kenapa aku sangat bergantung dengan paman Zen.

Aku memperbaiki posisi duduku di meja kerjaku. Mengurut kepalaku.

Pluk!

Suara mantel terjatuh dari tubuhku. Mantel abu-abu dengan kancing berlian hitam yang langka.

"Aku harus kembalikan sepertinya".

Aku memutuskan untuk pergi ke ruangan pamanku. Dia pasti melihatku yang ketiduran di meja kerja. Pasti gajiku di potong lagi. Kupikir aku harus merayunya supaya melupakan kelalaianku barusan.

"Sir John? bolehkah aku minta tolong?" Aku mengintip dapur Memanggil kepala pelayan berumur kepala lima itu.

"Tentu nona. Apa anda mau diam-diam makan coklat lagi?" gurau John. Aku mendengus kesal.

Waktu ku kecil, gigiku berlubang dan keropos. Paman Zen melarangku makan coklat tapi pria tua baik hati ini

memberiku diam-diam.

"Memangnya aku anak kecil. Aku minta dibuatkan teh herbal untuk paman"

John menunduk mengerti. Ia langsung memerintahkan kepala dapur untuk membuatkan teh. Setelah selesai dibuat, aku membawanya langsung ke ruangan paman.

Toktok!

"Ini aku... "

"Masuklah..." Suara paman menyuruhku masuk.

Aku membuka pintu dan masuk. Kulihat kondisi paman tak jauh beda denganku. "Aku membuatkan teh untukmu. Minumlah". Kataku sambil menuangkan teh untuknya.

"terima kasih... tapi, aku tetap akan memotong gajimu"

"Tak masalah, toh gajiku sudah naik lima kali lipat" Aku duduk di depannya.

Paman berdecih kesal.

"Dasar lintah darat"

"Terima kasih"

Paman mendengus kesal. Ia membuka surat dengan lambang naga. Aku tahu siapa pengirimnya.

"Xane?"

"Bagaimana balasanmu?"

Aku menyeringai. Tanpa perlu kubaca aku sudah tau apa isinya. Kekaisaran pasti menghentikan suntikan dana ke menara karena aku menolak pertunangan dan pengalihan hak wali.

Aku menolaknya bukan tanpa alasan. Walau alasan utamanya aku memang benci dengan Dios, alasan lainnya adalah jika hak waliku di pegang oleh salah satu dari mereka aku tak bisa bebas.

Berdasarkan konstitusi semua wilayah Dutchy dan menara sihir harus berada dalam pengawasan Kaisar. Namun Garanhir dan Mongola berbeda. Wilayah perdagangan yang di kendalikan oleh pamanku, Marquis Zen tak bisa di sentuh siapapun.

Mongola adalah wilayah perusahaan ibuku namun atas nama Marquis Zen. Itu adalah salah satu rahasia Greenleaf. 65% sahamnya miliku, walau di atas kertas milik pamanku.

Aku menulis balasan yang tepat dan melelehkan lilin surat di atasnya. Tak lupa dengan stampel perusahaan.

"Paman, kekaisaran menarik dana penelitian di menara sihir. Bagaimana kalau kita balas?" Tanyaku pada paman.

CURSED GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang