Beberapa hari kekaisaran dilanda duka bertubi-tubi. Keadaan siaga dimana para iblis mulai keluar dari dunianya. Menyerang Kekaisaran Roem dimana-mana. Ratusan prajurit gugur dalam perang, termasuk salah satu komandan terkuat. Dimitri dari Lumiere.
Marquis Zen berdiri tanpa ekspresi. Ia membuang payungnya. Membiarkan hujan membasuh wajahnya.
Aku kembali kehilangan, walau aku benci mengakuinya. Ucapnya.
"Orang-orang sialan.. kenapa kalian pergi dan menitipkan anak kalian padaku. Apa kalian sengaja melakukannya?" lirihnya.
Setelah kematian Baron Dimitri, Marquis Zen mengajukan dukungan secara resmi untuk pengangkatan Selene sebagai pewaris Garanhir.
Sama halnya dengan yang ia lakukan pada Olivia. Hanya itu yang bisa ia lakukan sebagai teman. Sebagai sahabat lama Dimitri.
Ia mengubur kesedihannya sendiri. Ia telah banyak kehilangan. Slavia Leafrost. Regis Heavenstone. Lalu Dimitri Lumiere.
Ia menggigit bibirnya hingga berdarah. Mengepalkan kedua tangannya. Ingatan masa lalu kembali berputar di kepalanya. Awal mula kebenciannya terhadap ras iblis. Kenangan-kenangan itu berputar di kepalanya, menghujamkan rasa rakit di hatinya.
Marquis Zen membalikan badannya. Ia kembali mengendarai kudanya dan kembali ke kediaman. Ia melepas kemejanya yang basah kuyup. Menyisakan celana panjang saja.
Ketika membuka pintu ruang tamu, terlihat dua gadis sedang sibuk menyiapkan teh dan kue kering. Ia mengerutkan keningnya.
"Apa yang kalian lakukan?" tanyanya.
"Kami menyiapkan teh untukmu." Jawab Oliv sambil memberikan handuk pada Marquis Zen.
"Se-selamat datang, Tuan.. Marquis?" sapa Selene yang masih canggung.
"Paman saja. Aku tak akan membedakan perlakuan pada kalian berdua. " Marquis mengalihkan tatapannya pada Oliv.
"Jadi.. ada apa ini? Kau mau minta uang?" Tanyanya pada Olivia.
Olivia hanya mendengus kesal, "Apa diotakmu aku hanya mesin perampok uangmu?"
"Lalu?"
"Sa-saya mau berterima kasih, Pa-paman Zen. Walau saya tak sepandai Olivia, saya.. akan bekerja keras". Sahut Selene.
Ketika ia menjadi mendapat dukungan Marquis Zen, ia tak lagi kekurangan terutama dalam hal finansial. Sumber keuangan wilayah Garanhir yang dikelola ayahnya mungkin akan lebih maju jika di kelola olehnya dibawah bimbingan Marquis Zen. Marquis adalah dukungan terbesar baginya dalam suksesi.
"Kalian duduklah.. " ucapnya.
Acara kali ini mungkin adalah rasa terimakasih Selene dan Olivia karena telah menyelamatkan posisi Selene.
Olivia dan Selene sontak duduk di depan Marquis Zen. Lalu Selene menuangkan teh buatannya. Namun, yang mmebuatnya heran adalah warna teh yang coklat kehitaman, serta kue kering dengan aroma yang aneh.
"Apa benar kalian ingin berterima kasih? Melihat dua menu di depanku rasanya aku seperti sedang di hukum"
"Hei! Jangan menilai makanan dari bentuknya. Kami memasak dengan sepenuh hati untukmu. Bukankan kita berdua terlihat sangat manis hm? Iya kan?" Sahut Olivia.
"Ya. Hanya Selene yang cocok bersikap manis, kau tidak" Ledeknya pada Oliv. Gadis itu hanya berdecak kesal.
"Jadi, apa kau.. Baik-baik saja? " Tanya Marquis dengan ragu. Selene tersenyum pahit dan berusaha menutupunya.
"Ya.. Tentu Paman. Aku sangat terbantu dengan dukunganmu" Liriknya dengan tangan yang bergetar.
Semua terdiam. Belum ada sebulan setelah kematian ayahnya, Selene mengalami berbagai tekanan. Baik dari pihak Kekaisaran yang menaruhnya di pasukan terdepan yang di pimpin Duke Xavier, maupun dari pihak keluarga ibunya yang berusaha menyingkirkan dirinya dari pewaris Garanhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSED GIRL
RomanceAwalnya semua tampak membosankan. Ayahku seorang Duke, ibuku punya banyak naga dan aku punya tiga kakak pria yang sangat kuat dan melindungiku. Aku juga punya banyak paman yang menyukaiku dan aku paling menyukai paman Zen. Dia kaya. Dia pria dingi...