Chapter 40 : Revenge

282 49 3
                                    

Es di kepala Lucifer hampir meleleh sepenuhnya. Wajahnya penuh amarah dan siap menerkam siapapun musuhnya. Sirius dalam keadaan genting.

Portal terbuka, namun Pangeran Dios kehabisan mana. Belum lagi monster-monster yang menyerangnya. Tubuhnya penuh dengan luka dan lebam akibat serangan hantaman monster.

"Hah.. Hah.. Kenapa mereka tak habis-habis... " Ujar Sirius terengah-engah. Ia kembali melompat, membuat perisai, menembak.

Ketika ia membuat jeda sebelum kembali menebas musuh, bulu kuduknya merinding. Hawa panas tepat di belakang lehernya seolah memberinya peringatan bahaya.

Tepat di belakangnya, Lucifer menyeringai. Satu tembakan saja semua akan selesai.

Splash!!

Ketika Lucifer menarik nafas untuk bersiap menyerang Sirius dari belakang, tiba-tiba suara air memercik, keluar dari permukaan tanah. Membuat benteng tinggi yang melindungi mereka dari monster.

Sirius terdiam. Ia menoleh ke belakang, melihat Lucifer kali ini terbungkus oleh air.

Siapa yang membantuku? Tanya Sirius dalam hatinya.

"Wah... Aku tak menyangka Lucifer akan kalah

Sepertinya kedua saudaraku sudah mengacau hm?" Pria yang entah muncul dari mana, mengendalikan air dan ikut membungkam tubuh Lucifer.

Pria itu melihat ke arah Behemoth dan Olivia yang masih dalam keadaan yang sama. terduduk dan tak sadarkan diri.

"Siapa kau?" Tanya Sirius melihat pria asing yang datang tiba-tiba. Melihat fisiknya ia hampir sama dengan Behemoth dan Lucifer. Rambut biru, bertanduk dan mengendalikan air dalam jumlah luar biasa.

 Rambut biru, bertanduk dan mengendalikan air dalam jumlah luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan khawatir. aku datang bersama Slavia" Ujarnya santai.

Sirius mengerutkan keningnya, hanya ada satu nama Slavia yang ia tahu. Slavia Heavenstone.

Kretek.. Brak!

Pusaran benteng air yang mengelilingi mereka mengeras menjadi es. Lalu seseorang menendang dinding es dari luar. Tampaklah seorang wanita cantik berambut putih dengan mata perak, Tak lupa diikuti pria di sampingnya. Pria tinggi berambut hitam sebahu, kulit pucat dengan mata merah menyala.

"Mereka.. kembali.."

Perasaan Sirius campur aduk. Situasinya genting. Ia mengkhawatirkan banyak hal sedangkan otak nya buntu. Hampir saja ia menangis. Rasa bahagia, haru dan bersyukur memenuhi ruang hatinya.

Slavia tersenyum simpul. Anak gadis kesayangannya ternyata memiliki sahabat setulus ini. Ia memperhatikan tubuh Sirius yang penuh luka. beberapa kuku konster tertancap di tubuhnya. Ia lihat Olivia berada dalam perisai Behemoth.

Slavia menghampiri Sirius yang menunduk memberi hormat. Ia menaruh tangannya pad abahu pria yang penuh luka itu.

"Hei nak, terima kasih sudah berjuang. Untuk sekarang tolong bawa Pangeran Dios dan Marquis Zen keluar. Sisanya biar kami yang mengurus" ujar Slavia.

CURSED GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang