Chapter 32 : Habitat Badak

471 95 1
                                    

Selama merumuskan tiap masalah yang dimiliki kedua kawanan, Chanyeol memutuskan teritori badak bercula perak adalah tempat pertama yang mereka kunjungi. Selain menghitung jarak perjalanan terbilang lebih dekat, menurut penuturan Benben, permasalahan rawah memang paling utama untuk diselesaikan melihat kebutuhannya yang utama.

Sudah menjadi kebiasaan badak terobsesi pada kulit tebal nan kuat, melambangkan ketangkasan kawanan yang kuat sebagai pesan kawanan mereka bukan jenis yang mudah diusik. Untuk itu, berkubang dalam rawah berlumpur dengan kandungan vitalitas spiritual dari pupuk pelapukan rumput dan pohon, bisa memberikan ketebalan kulit idaman, sekaligus menjaga penyakit yang ditimbulkan parasit penganggu.

Akan tetapi, lima tahun belakangan ini rawah luas yang ditempati kawanan badak mulai mengering sampai pada tahap tak mampu lagi mencukupi kebiasaan mandi lumpur seluruh ekor.

Situasi itu boleh dikata bukan hal baru bagi kawanan tersebut. Generasi-generasi lampau telah mengalami masalah yang sama, mengakibatkan perpindahan habitat secara terus menerus dalam kurun waktu yang singkat. Hingga anak cucu menjadi generasi tua kasus ini belum juga mendapat jalan keluar.

Tempat tinggal badak bercula perak yang dituju keduanya.

Kemunculan Chanyeol dan Baekhyun di suatu siang menarik perhatian dua badak muda yang bertugas berpatroli di sekitar teritori. Kedua badak muda mendengus berulang, bertindak sengit merasa dua manusia di depan mereka membawa masalah.

Tak lama salah satu badak berhenti bertingkah, Baekhyun yang tersenyum dan sekejap kilau muncul dari bola matanya, mengingatkan si badak pada seseorang.

"Aku, pernah berjanji membantu kawananmu memperbaiki habitat apabila kalian menghentikan pertempuran, dengan kawanan banteng perunggu."

Badak muda tercerahkan, balik mendengusi temannya agar berhenti. Muncul percakapan yang hanya dipahami Baekhyun.

"Lihat, aku mengenalnya, kata Pemimpin dia keturunan mata pendar."

"Heh, benarkah?"

"Benar, kembali beritahu Pemimpin terlebih dahulu, biar aku yang menemai mereka dibelakang."

Satu badak muda berlari mengabari kawanan satunya lagi menatap Baekhyun dan Chanyeol dengan pandangan menyambut.

"Silahkan Pembudidaya," katanya.

Baekhyun berkata, "Chanyeol, ayo, dia menyuruh kita jalan terlebih dahulu."

Chanyeol mengangguk.

Berjalan seratus meter ke depan. Menaiki bukit kecil kemudian mendapati pemandangan tanah kering retak-retak bekas rawah mengering. Pohon yang tumbuh memiliki jarak lebar satu sama lain, karena tumbuh dilumpur yang mengering dedaunannya ikut hijau kekuningan.

Menuruni bukit selusin badak menyambut. Badak yang paling besar, berdiri pada garis utama memberikan hentakan kaki dua kali, mengeluarkan suara satu nada putus-putus, berikut diikuti badak lain.

Tindakan itu adalah cara kawanan memberi salam sambutan. Baekhyun yang secara otomatis mengerti, dan Chanyeol yang cukup berpengetahuan setelah banyak membaca jenis buku, membungkuk serempak membalas salam.

Badak pemimpin melirik Benben yang terbang tak acuh di atas mereka.

"Aku Ri Nos Tua, pemimpin yang menjaga kawananku. Senang bertemu pembudidaya sekalian. Sebelumnya aku tidak pernah percaya bahwa pada generasiku dapat bertemu seorang Mata Pendar," kata pemimpin yang mengalihkan perhatian dari Benben ke Baekhyun yang matanya mulai memperlihatkan kilau cahaya.

"Bennu si Raja burung pernah merumorkan beberapa tahun lalu tentang kedatangannya, kawanan kami pikir, itu masih ratusan tahun lagi, ternyata tidak saat salah satu keturunan hebat mata pendar ada dihadapanku."

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang