Chapter 89 : Menjelang Pernikahan

348 79 6
                                    

"Jangan bilang, kepergian Ayahku bagian dari rencanamu memastikan pemilihanku mengisi kedudukan Kepala Keluarga berjalan lancar?"

Chanyeol mengangguk membenarkan. "Level bela diri Penatua Kedua adalah masalah utamaku. Selama Penatua Ketiga bisa keluar mengimbanginya, kepemimpinanmu mengatur segala urusan keluarga di masa depan, akan baik-baik saja. Keberhasilan Penatua Ketiga sangat berarti, selanjutnya kita tidak perlu takut mengenai campur tangan otoriter Penatua Kedua."

"Aku bertanya-tanya," ucap Hee Na. "Kau mengurus kedudukan Kepala Keluarga untuk Woo Song. Sedangkan kau sendiri, menurut catatan keturunan dan kemampuan, saat ini kau paling masuk akal berada di posisi itu."

Chanyeol tidak segera menjawab, membuat jeda panjang hanya sekedar meletakkan gelas tehnya, baru berkata, "Aku tidak tertarik. Setelah pernikahanku, aku dan Baekhyun akan pergi mencari jejak kami sendiri di luar Kota Tanah Terbuka. Mengikuti apa yang Kakek dan Ibuku lakukan, menjelajahi Benua."

Woo Song langsung menunjukkan keengganan. "Harapan apa itu Chanyeol! Berpikir kau berhasil membuka jalur budidayamu dan berniat terbang bebas di langit? Sayap-sayapmu bahkan belum tumbuh dengan benar. Dunia luar itu keras! Kakekmu, seorang pendekar eternal legend saja berakhir hidupnya."

"Pamanmu benar Chanyeol. Apa kau kira pergi jauh dari tanah kelahiranmu sekedar tamasya yang kapan saja bisa kembali? Lihat Ibumu, terakhir kali dia pergi tanpa pernah kembali lagi. Siapa tahu, dialuar sana sebenarnya dia tidak lagi bersama kita berpijak di dunia ini," tambah Hee Na.

"Paman dan Bibi tidak bisa mengubah keputusanku. Lagi pun, aku cukup mawas diri terhadap peluang buruk yang aku temui setelah mengambil keputusan ini," kata Chanyeol. "Aku tidak berniat membawa hidupku ke kematian, terlebih dengan Baekhyun mendampingiku. Kalian boleh percaya, tanpa persiapan matang, aku tidak akan berani berpikir pergi."

Chanyeol teguh memutuskan. Entah kekusahan macam apa yang bakal ia temui nanti Chanyeol tetap tak goyah. Chanyeol memiliki kepercayaan besar pada takdir yang menunggunya di luar sana, apalagi lewat kata dan perkamen yang ditinggalkan, ibunya secara tersurat menginginkan ia mengambil jalan yang sama.

Chanyeol berpikir sesuatu menunggu ia ketahui, mengingat kedua orang tua mereka--ibu Baekhyun dan ibunya--membuat jejak dengan tujuan yang sama. Kalaupun dugaanya salah, menggunakan alasan mencari orang tuanya dan keengganan terus terkurung di kota terpencil ini, masih bisa memacunya untuk menyusul kemana pun itu.

.

.

.

Dua puluh satu hari menjelang pernikahan Chanyeol dan Baekhyun. Undangan resmi disebarkan ke seluruh kenalan keluarga Park, dan tokoh-tokoh penting Kota Tanah Terbuka.

Biasanya saat pernikahan tersisa hitungan minggu, kerabat yang tinggal di luar mansion akan datang membantu proses menjelang hari bersatunya kedua mempelai. Akan tetapi, selain pelayan yang diatur Hee Na dan Soo Hyun mengurus kepentingan acara, belum ada satupun kerabat dari luar yang datang membantu.

Masa semakin sempitnya waktu, tiba-tiba berita lain datang. Kongres Keluarga Besar yang dilakukan lima tahun sekali mulai meminta peserta mempersiapkan talenta-talenta terbaik keluarganya di berbagai bidang budidaya. Hal ini menyebabkan bantuan tangan yang diperlukan makin berkurang drastis. Kesibukan keluarga inti pun murid-murid yang dibesarkan mempersiapkan penyambutan kongres berdampak menjadikan persiapan pernikahan prioritas kedua.

Hee Na dan Soo Hyun pun tak dielakkan terpaksa membagi dua konsentrasi, selain terus menyelesaikan dekorasi pun penataan tempat-tempat berjalannya acara pernikahan, mereka perlu mengatur murid-murid peramu dan jimat yang merupakan bagian tugas mereka sebagai pengajar.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang