Chapter 37 : Perjalanan Yang Mudah

454 96 1
                                    

Dua bulan lebih waktu tempuh yang dibutuhkan Chanyeol dan Baekhyun untuk sampai ke lokasi tujuan. Tanah berbukit-bukit terhempas luas di depan mata, memberikan pemandangan bergelombang sejauh jarak pandang lari. Rumput menguning tumbuh jarang-jarang, danau di tengah padang mengering sampai membentuk kesan sekedar air hujan tertampung di tengah kubangan. Pemandangan ini menggambarkan sejauh mana kekeringan telah menginvasi.

"Tempatnya sepi, tidak ada satu ekor banteng sama sekali," kata Baekhyun. "Chanyeol, apa mereka sudah pergi?"

Chanyeol tak langsung menjawab, ia serius melihat ke bawah sebelum berjongkok memperhatikan tanah yang mencetak jejak-jejak kaki hewan sejenis.

Chanyeol kembali berdiri. "Mungkin saja, lihat jejak kaki banteng ini. Masih baru, jelas kawanan itu belum lama meninggalkan padang rumput," ujarnya

"Kita masih bisa mengejar mereka kalau begitu?"

Chanyeol mengikuti arah jejak kaki badak, seiras membentuk jalur memasuki area hutan yang berlawanan dari kemunculan mereka sebelumnya.

"Ayo."

Minimnya perhitungan ditambah Benben yang belum muncul dari tugas mengawasi melalui udara, Chanyeol dan Baekhyun sedikit khawatir tertinggal terlalu jauh dari kawanan banteng perunggu. Belum lagi daun-daun pohon peluruh yang jatuh menutup sebagian besar jejak kaki banteng tersebut.

Kekhawatiran itu untungnya tidak berlangsung lama begitu suara Benben muncul pertama kali lalu mengikut wujudnya.

"Banteng perunggu lebih dulu bermigrasi sebelum kedatangan kita, langkah mereka terburu-buru, semacam sedang menghindari sesuatu," lapor Benben.

"Menghindari kami?" Chanyeol bertanya.

"Bukan. Ada tiga kelompok perjalanan di depan, aku turun mencegah kelompok paling belakang, setelah mengetahui kedatangan kalian, mereka setuju untuk memperlambat langkah."

"Itu bagus, seberapa jauh jarak kita?"

"Tidak sampai ribuan langkah, kalian bisa segera bertemu jika bergegas."

"Kalau begitu jangan buang waktu lagi," kata Baekhyun.

Mengenai urusan tempat tinggal, Banteng adalah jenis hewan yang dikenal senang menggembara. Kurang perduli apakah habitatnya kini terjamin untuk menghidupi kawanan atau tidak, banteng tetap akan berpindah-pindah dan hanya tinggal dalam kurung enam lima tahun.

Selama pengembaraan ini, kawanan banteng perunggu yang terdiri dari ratusan ekor akan membagi kelompok perjalanan dalam tiga gelombang. Gelombang pertama berisi banteng muda dan kuat-kuat guna memetakkan dan mengamankan jalan. Gelombang kedua berisi wanita dan anak-anak banteng, dikawal sepuluh banteng kuat. Kemudian gelombang ketiga berisi banteng tua, dan dua puluh banteng pengecoh yang bertugas mengelabui pemburu di belakang.

Kecepatan Chanyeol dan Baekhyun akhirnya berhasil menyusul gelombang ketiga kawanan banteng. Berdiri sang pemimpin banteng sendiri yang menyambut keduanya.

Bos Sembilan, begitu pemimpin banteng menyebut dirinya selama perkenalan pada Baekhyun, menceritakan alasan mereka pergi terburu-buru.

Ternyata malam sebelumnya banteng penjaga yang bertugas sempat mengalami serangan pembudidaya manusia. Pembudidaya ini bukan jenis penjinak binatang, melainkan hanya dua orang aneh yang berbahaya tengah bersenang-senang dengan cara merusak pula mengganggu. Mawas keberadaan kelompoknya terganggu, dan pembudidaya manusia itu masih mungkin kembali mengancam, akhirnya pemimpin mengambil keputusan meninggalkan tempat tinggal mereka secepat mungkin.

Baekhyun mengerucutkan bibirnya, jika kejadian sudah seperti itu alasan mengendalikan kekeringan dan meminta imbalan inti api tidak mudah lagi dipakai. Akan tetapi, tidak menjadi serumit pikiran Baekhyun, ketika Chanyeol mulai mengutarakan maksud dari meminta inti api dan Benben turut ikut menambahkan, pemimpin banteng menunjukkan reaksi yang hangat.

Pemimpin banteng atau Bos Sembilan, bukan karakter kurang pengetahuan. Setidaknya ia tahu apa kegunaan dan kerugian menyimpan inti api dalam kawanan, selama ini selain pesan tua-tua pendahulu tentang menjaga inti api sebagai penyeimbang alam, Bos Sembilan tidak melihat kepentingan berlebih yang didapat kawanannya dari menyimpan benda tersebut. Ketika seseorang ingin mengambilnya dengan alasan yang jelas, Bos Sembilan tertarik untuk melepaskan. Apalagi setelah mengetahui jenis dan sifat inti api miskin, ia tidak mengalami keberatan berlebih selain fakta kapan phoenix dibangkitkan.

"Jangan menghitung berapa kali lagi bulan akan purnama. Berapa kali siang berapa kali malam, phoenix sudah setengah terbangun jika inti api miskin disatukan, dan berada ditangan yang tepat," kata Benben kepada pemimpin banteng.

Bos Sembilan menyambut bahagia. "Senang mendengarnya, senang mendengarnya. Begitu phoenix bangkit, alam akan seimbang. Hutan Daun Lebar tidak lagi kekurangan elemen api ... dimana dia, anakku, Kemari!"

Panggilan Bos Sembilan mengiring kedatangan banteng muda yang memiliki corak bulat putih di atas kepalanya.

"Siap menerima perintah," kata banteng muda.

"Ikut Ayah, kita akan membawa dua pembudidaya manusia ini mengejar Ibumu untuk mengambil inti api dikepalanya."

"Baik, Ayah."

Demi menghemat sekaligus mempercepat waktu. Chanyeol menunggangi Bos Sembilan sementara Baekhyun menunggangi anak pemimpin badak. Mereka dibawa menyusul gelombang kedua kawanan banteng yang berjarak ribuan langkah kaki manusia.

Mendapat tumpangan secepat itu tidak membutuhkan dramatisasi waktu untuk sampai. Bos Sembilan mengantar Chanyeol dan Baekhyun bertemu istrinya dibarisan paling depan.

Istri bos sembilan terbilang kurus untuk seukuran bobot asli banteng, namun tanduknya kokoh bertahtakan mahkota bunga kristal di antara kedua tanduk. Chanyeol segera mengenalinya sebagai inti api.

Bos Sembilan menjelaskan maksud kedatangan Chanyeol dan Baekhyun secara rinci sebelum meminta inti api. Mengabarkan pada kawanan gelomgang kedua itu bahwa tak lama lagi phoenix akan bangkit dihutan mereka. Tentu saja kabar tersebut disambut baik, tidak kurang seperti antusias sang suami, si istri menundukkan kepala mengisyaratkan Chanyeol mengambil inti api miskin.

Inti api miskin berhasil didapatkan. Kesenangan lebih banyak dirasakan Baekhyun yang menemukan perjalanan ke habitat banteng perunggu berakhir lebih mudah.

Sebelum berpisah, untuk menunjukkan rasa terima kasih karena telah menjaga inti api, Bennu mengarahkan Bos Sembilan membawa kawanannya ke sebuah padang rumput baru, yang lokasinya berada di paling selatan hutan ini.

Sepeninggal Chanyeol dan Baekhyun, anak Bos Sembilan bertanya. "Mengapa Ayah memberikan inti api begitu saja?"

"Tidak begitu saja, tapi lewat pemikiran yang matang. Lihat, ada bennu si raja burung, dan inti api di tangan Ri Nos Tua sudah mereka ambil, belum lagi, kau tidak perhatikan pemuda mata pendar itu? Tiga hal ini, cukup bagi kita untuk mempercayai mereka." Bos Sembilan terdiam sesaat. "Manusia berwajah separuh merah itu, Ayah bisa merasakannya, ada api kuat dan aura phoenix dalam dirinya. Entah apa maksudnya itu, tapi jelas dia bukan tokoh remeh temeh di masa depan nanti."

Baekhyun pula tidak menampik cukup terpana dengan mudahnya meninta inti api dari tangan kawanan banteng perunggu.

"Kau tidak memperhatikan," sahut Benben. "Bos Sembilan itu sudah menyadari keistimewaan Chanyeol, aku tebak, Chanyeol menarik perhatiannnya."

"Kenapa menurutmu seperti itu?"

"Sederhana. Keistimewaan banteng bukan pada kekuatan fisik mereka, tapi penciuman, pendengaran, dan penglihatan mereka yang sensitif. Setengah menyamai kekuatan mata pendarmu, kawanan ini, sangat bisa diandalkan dalam mendeteksi. Jadi mungkin saja Chanyeol sudah masuk dalam radar perhatian mereka," jelas Benben.

----------o0o----------


Typo dan kesalahan lainnya silahkan diberi koreksi.

Chanbaek is real

06 November 2022

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang