Chapter 44 : Menara Phoenix

420 91 2
                                    

Chanyeol dan Baekhyun berjalan-jalan tanpa tujuan di tanah rahasia tersebut, mengikuti langkah kaki menyusuri lebatnya hutan, sekaligus menikmati keuntungan langkah menyerap energi spiritual alam banyak-banyak.

"Kalau kita masih memiliki batu aura, kita bisa bertapa di sekitar sini," ujar Chanyeol.

Baekhyun mengangguk membenarkan. "Aku tahu, kita masih bisa melatih bela diri dengan energi alam yang melimpah," usul Baekhyun.

"Itu juga benar."

Maju puluhan langkah mereka menemukan harta terbaik yang tidak diduga-duga.

"Astaga, rumput roh! Benar, rumput roh," kata Baekhyun gembira

Rumput roh bahan paling dasar dalam meramu. Apapun jenis pil dan ramuan yang dibuat, rumput roh wajib dimasukkan karena kandungan serat spiritualnya berguna memadatkan elixir, dan mempercepat penyatuan obat-obatan ke dalam tubuh (spirit). Pil atau ramuan tanpa rumput roh, akan bekerja lambat atau tak berguna bagi sebagian pembudidaya. Rumput roh bentuknya seperti tanaman gandum tanpa biji, warnanya hijau kekuningan. Mampu tumbuh liar meski tanpa bantuan perawatan pembudidaya.

Di mata Baekhyun yang merupakan peramu, direcoki teori-teori meramu, mulai gatal ingin membuat elixirnya sendiri, rumput roh telah menjadi salah satu harta terpenting saat ini. Tidak mengherankan bagi Chanyeol melihat kekasihnya itu nampak bersemangat tinggi, tanaman spiritual yang berguna mempertegas identitasnya kedepan memang perlu dimiliki.

"Chanyeol, bantu aku mengumpulkannya," pinta Baekhyun yang mulai mencabuti satu persatu rumput roh.

"Sabar Baekhyun, mengambilnya saat ini menyulitkan. Cincin penyimpanan penuh dengan kristal seribu mata," kata Chanyeol.

Baekhyun berbalik, wajahnya masam. "Harta penting seperti rumput roh tidak boleh disia-siakan, Chanyeol."

"Aku tahu, hanya tunggu sampai aku membuat alat penyimpanan baru, oke?"

"Kapan? Kau bahkan tidak punya biji besi lagi untuk membuat cincin penyimpanan."

"Siapa bilang aku membutuhkan biji besi, lagian aku tidak bermaksud membuat cincin penyimpanan, ruang yang dihasilkan darinya tidak terlalu besar."

Baekhyun mendesah. "Meninggalkan rumput roh melimpah diruang terbuka, apa tidak masalah?"

"Jangan takut, tanah rahasia ini tersembunyi, tidak mungkin ada orang lain didalamnya selain kita berdua."

"Baiklah, ayo, cari cara untukmu mengerjakan alat penyimpanan baru," Baekhyun menjauhi sekumpulan rumput roh dengan pundak merosot.

Chanyeol tersenyum memaklumi.

"Ketemu! Aku menemukannya!" teriak Benben dari jauh.

Ia yang selalu ditugaskan maju lebih dulu guna memantau keadaan di depan kembali dengan hasil yang dibutuhkan.

"Apa yang kau temukan?" tanya Baekhyun setengah tertarik.

"Di depan ada bukit kecil, di atas bukit terdapat menara tua. Aku tidak percaya menemukannya, menara itu milik klan phoenix, ada patung mereka di puncak menara," jawab Benben penuh semangat.

Mendengar itu wajah muram Baekhyun berubah cerah. "Kabar baik, Chanyeol, ayo bangkitkan si phoenix."

Berdiri di puncak bukit hijau, menara batu dengan banyak jendela tak berpintu, di atap menara terdapat patung kepala phoenix menatap langit. Bukit kecil tersebut memiliki tangga alami sebagai jalan menuju menara, ditumbuhi lumut hujau dan subur rumput liar. Pagar setinggi lima meter mengelilingi halaman menara, kanan kiri pintu gerbang berdiri pula patung phoenix setengah hancur.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang