Chapter 87 : Bakti

322 77 3
                                    

Setibanya Jung Soo serta Ji Sung dan Gin Tak, rombongan penatua kedua menyusul beberapa detik setelahnya.

Kediaman sementara Chanyeol memiliki halaman yang luasanya setengah halaman keluarga utama lain, begitu tamu-tamu ini melewati pintu pagar segera menemukan Chanyeol yang duduk santai di teras depan menikmati semilir angin. Sang tuan rumah, Chanyeol, samar-samar menarik bibirnya ke atas, langsung menyadari alasan dibalik kedatangan tamu-tamu tak diundang itu.

Kadang-kadang ketika paman dan bibi datang menemuinya, Chanyeol biasa bersikap acuh tak acuh. Bila sudah duduk ia enggan menjauhkan pantat dari kursis untuk sekedar menyambut tamu, ia biarkan saja para pengunjung yang mempunyai maksud menyampaikan tujuannya. Tetapi, seberapa tidak enggannyapun dia, ketika penatua keluarga sendiri yang datang ia patut memberikan sedikit rasa hormat kepada Myong Soh dan Jung Soo.

"Mimpiku semalam tidak mengabari Penatua Kedua dan Penatua Keempat akan mengunjungiku," kata Chanyeol berdiri dari duduknya.

Jung Soo melambaikan tangan, "Bersikap seperti biasalah. Kedatanganku sekedar ingin memastikan aktifitas apa yang kau tekuni belakangan ini."

"Perhatian Penatua Keempat mengharukanku," kata Chanyeol sembarangan. "Penatua Kedua sendiri?"

Myong Soh membawa tangan ke belakang punggung. "Maksudku dan Jung Soo kebetulan sama. Tapi lebih spesifiknya, ada sesuatu yang menarikku datang ke sini. Kau kemungkinan tahu itu, kan?"

"Oh, aku pikir masalah besar apa yang mengharuskan Penatua sekalian menemuiku. Sebenarnya, kalau pun sesuatu menarik kalian kemari, kedua Penatua tidak perlu repot-repot. Cukup kirimkan pelayan atau siapapun untuk mewakili datang bertanya padaku. Toh apa yang aku lakukan tidak pernah bermaksud mempermalukan keluarga Park," ucap Chanyeol bertele-tele. "Namun, karena Penatua terlanjur datang sendiri, aku akan menyampaikan. Selain mengisi waktu luang sekedar tidur, makan, dan mandi, aku iseng-iseng menyempatkan membuat senjata."

"Membuat senjata? Sepupu Chanyeol sungguh berhasil membuat senjata?" celetuk Ji Sung.

Chanyeol mengangguk. "Aku tidak bermaksud serius tadinya, kebetulan saja senjatanya jadi lebih cepat dari waktu yang diharapkan. Ah, terkadang aku lupa kemampuanku bisa sehebat itu," katanya rendah diri yang kentara dibuat-buat.

Selain Ji Sung dan Gin Tak yang ikut senang, pendengar yang lain menyadari arogansi Chanyeol melalui kata-katanya.

Jung Soo tidak bisa membantu menggeleng dalam hatinya. Chanyeol ini, setelah berhasil menyelesaikan permasalahan spiritnya semakin berani angkuh. Pedihnya, setiap kesombongan Chanyeol dibarengi fakta. Jika dulu ia paling sering membesar-besarkan harta materi dan harta sihir yang ia punya, kini kesombongan dikali dengan kekuatannya yang memang mempuni. Ia cukup senang dan geli sebenarnya, sifat Chanyeol ini teramat menduplikat mendiang penatua pertama, kakeknya sendiri. Yang membuat Jung Soo menimbulkan kepercayaan Chanyeol berpotensi menyamai kehebatan penatua pertama, pun bisa lebih hebat lagi.

"Sepupu Chanyeol, tunjukan kami senjata itu, tolong," pinta Gin Tak.

"Boleh, ikuti aku," usai berkata Chanyeol mengajak mereka ke ruangan tempatnya membuat kerajinan.

Ruangan yang gelap mendapatkan sedikit cahaya ketika daun pintu terbuka lebar-lebar. Dan menambah tambahan pencahayaan Chanyeol turut membuka dua jendela agar sinar matahari langsung masuk menyinari.

Masih di meja yang sama dua tombak terbungkus lilitan kain hitam, utuh tanpa memunculkan celah mengintip badannya sedikitpun.

"Ini ... tombak?" tanya Ji Sung.

"Tombak kembar, cocok digunakan pendekar yang mempelajari ilmu Tombak Dua Mata. Masing-masing tombak diperuntukan untuk mengisi kekurangan satu sama lain, bila yang satu mata menyerang maka satu mata bertahan, ketika satu tombak rusak maka yang rusak kembali semula selama satunya lagi masih utuh. Tombak ini tidak sekedar kuat, melainkan mampu membengkok seleastis mungkin mencegah kemungkinan patah saat terkena pukulan atau memukul senjata kuat lainnya," jelas Chanyeol.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang