Chapter 38 : Penyatuan Api Miskin

490 92 3
                                    

Setelah inti api miskin lengkap berada ditangan langkah selanjutnya ialah menyatukan kedua bagian dan menyerapnya. Bennu yang paham betul kekacauan apa yang bisa ditimbulkan membawa sepasang kekasih itu ke sarangnya, gua di belakang derasnya aliran air terjun.

Gua tersebut jauh dari kata lembab meski pintu masuknya dihalangi deras jatuhnya air, malah dinding dan lantai mengeras akibat susunan batu seperti buatan manusia. Terdapat banyak kristal berbagai ukuruan di langit-langit gua, mengeluarkan sinarnya sendiri menerangi kegelapan.

Berkumpul di pusat gua, Baekhyun menemukan lorong arah mereka muncul bukan satu-satunya jalur masuk yang ada, melainkan belasan lorong lainnya berjejer memperlihatkan seberapa besar gua tersebut.

"Kau tinggal di gua ini?" tanya Baekhyun.

Benben mengangguk dengan cara yang aneh. "Peristirahatan malam, aku memanggilnya Sarang Kristal, tempat terbaik untuk menghindari pengganggu," katanya.

Chanyeol mengamati satu kristal mekar tak jauh darinya. Kilat matanya menunjukkan ketertarikan besar, sebagai murid pengrajin Chanyeol akrab dengan jenis kristal tersebut.

"Chanyeol, ada apa?"

Chanyeol melirik Baekhyun sekilas dan menjawab, "Kristal ini adalah kristal seratus mata."

Benben menyela, "Kau mengetahui banyak hal anak muda."

"Tentu, dia Chanyeol kekasihku," sahut Baekhyun. "Nah, Chanyeol, apa gunannya kristal itu?"

"Kristal seratus mata bahan penting dari pembuatan alat sihir tipe pelindung, karena keistimewaanya dalam mengelabui penglihatan mata manusia dan hewan. Selendang sutra dipelelangan rumah Oh, waktu itu, dan tusuk konde kupu-kupu yang aku simpan, keduanya berisi serbuk kristal seratus mata," jelas Chanyeol.

"Benar sekali, seandainya kalian yang lemah ini masuk ke dalam gua tanpa bantuanku. Sudah dipastikan kalian akan tersesat selama bertahun-tahun," tambah Benben.

Chanyeol terlihat membelai kristal penuh minat. Baekhyun yang menyadarinya berucap, "Ayo, ambil banyak-banyak jika kau ingin."

Secepat ia berkata secepat itu juga ia mulai mencabut kristal seukuran kepalan tangan. Chanyeol gagal memberi teguran ketika gelombang kejut tinggi menghempas Baekhyun mundur, beruntung Benben cepat tanggap menahan Baeknyun dari terbentur dinding dan mengirim gelombang kejut itu pergi.

"I-itu ...." Baekhyun kehilangan kata.

Chanyeol mendekatinya dan mengusap belakang kepala Baekhyun lembut. "Hei, jadilah sabar, jangan mengambil benda bersihir tinggi yang bukan milikmu, itu bisa melukaimu."

Baekhyun mengangguk patuh, mimik wajahnya sedikit tertekan. "Aku ceroboh."

"Tidak apa-apa, kekuatan kita hanya belum cukup tinggi saat ini. Lain kali ingat untuk bersikap lebih bijaksana, oke?" kata Chanyeol.

"Aku mengerti." Dengan polosnya Baekhyun meletakkan kristal yang sebelumnya ia ambil ke tanah. "Aku kembalikan, tidak akan mengambilnya lagi."

Chanyeol tersenyum geli. "Ambil saja, sudah terlanjur tercabut ini jadi milik kita."

Berpindah dari insiden kecil tersebut. Benben mengeluarkan kedua bagian inti api, meletakkannya ke atas meja batu di tengah gua.

"Kita sudah sampai pada tahap ini, bagaimana persiapanmu?" tanya Benben pada Chanyeol.

"Kau bisa yakin, semua berada dalam penanganan terbaik," jawab Chanyeol.

Sejak awal diberitahu ia perlu menemukan inti api guna menyerapnya, Chanyeol melakukan banyak persiapan tidak hanya alat sihir yang terkait tetapi juga mental dan fisik. Chanyeol mengerti menyerap inti api bukan pekerjaan mudah, rasa sakit yang ditimbulkan telah tergambar menyulitkan tubuh sejak dahulu kala.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang