Chapter 34 : Pengakuan

468 89 5
                                    

Dalam dunia hewan magis terdapat pembagian status yang mengkelaskan suatu--kelompok--berdasarkan kedaulatannya. Pengelompokan ini disebut 'Strata Limas' atau 'Kelas Piramida' yang disusun dalam tiga strata.

Strata puncak : yaitu hewan magis kelas pertama yang menempati posisi tertinggi namun jumlah pesebaran--per jenisnya--adalah yang terkecil. Hewan magis dalam strata ini dikelompokkan atas nama besar yang melegenda, kekuatan, kecerdasan, dan keturunan. Distrata puncak, hewan magis biasanya memiliki kemampuan yang meningkat setara pembudidaya manusia (baik dengan budidaya sendiri atau menjalin kontrak dengan manusia).

Strata menengah : jenis hewan magis liar terbanyak kedua. Adanya perbedaan keturunan darah, mempengaruhi rendahnya tingkat kekuatan hewan magis jenis ini dengan strata--puncak--di atasnya. Akan tetapi, ketahanan fisik dan insting bertahan hidup mereka tak begitu buruk menjadikan strata hewan magis ini diminati banyak pembudidaya manusia untuk dijadikan hewan kontrak. Umumnya dalam strata menengah hewan magis di dalamnya kekurangan bantuan--kesadaran--meningkatkan kekuatan aslinya. Biasanya jalan keluar paling ampuh adalah menjalin ikatan dengan manusia tadi.

Strata bawah : disebut hewan biasa, hewan bodoh, atau binatang buas, yang mempunyai penyebaran terbanyak pertama. Jenis ini mencakup hewan magis dengan pola pikir hewani bertahan hidup. Kelemahan hewan biasa menjadikannya objek konsumsi termudah manusia dan hewan magis--karnivora--lainnya. Akan tetapi dibanyak kasus karena hidup liar dialam bebas, beberapa jenis hewan buas mulai berevolusi menjadi buas dan ganas menjadikannya sulit diatasi.

"Baekhyun, bisa tolong aku sebentar," pinta Chanyeol.

Baekhyun menutup buku yang ia baca dan bergerak mendekati Chanyeol. "Apa yang bisa kubantu."

Chanyeol memberi dua jimat kertas kepada Baekhyun.

"Ini jimat pengusir serangga, dan jimat penghalau dingin. Tempelkan di sekitar perkemahan kita agar tempat ini lebih aman."

Baekhyun mengangguk, berpindah kesisi lain dengan senyum lebar. Jimat penggusir serangga ia letakkan ke tanah. Mengeluarkan cahaya putih berakar-akar diseluruh area bermalam mereka.

Mata Baekhyun berbinar, "Chanyeol aku ingin yang seperti ini satu, apa kau masih punya?" serunya

Memandang calonnya yang menunjukkan deretan giginya, ia mengangguk.

"Aku ingat telah meminta Min Seok menyimpan sisa jimat yang lain, nanti, kau minta saja padanya saat kita kembali," kata Chanyeol. Ia kembali meletakkan jimat penghilang suara, membentuk kubah sihir setipis kulit ari menutup setiap sudut kemah.

"Chanyeol, aku juga ingin jimat yang itu," kata Baekhyun lagi antusias.

Chanyeol terkekeh kecil. "Ambillah, karena ini milikku, artinya itu milikmu juga."

"Ehe, luar biasa," gumam Baekhyun. Suka senang di hati, memiliki seseorang yang bisa dijadikan pegangan hidup seperti Chanyeol sangat menjanjikan.

Seluruh jimat telah terpasang, mengandalkan kanopi pohon sebagai perlindungan keduanya bermalam di alam terbuka. Api unggun yang Chanyeol buat terus dijaga oleh Baekhyun, anak laki-laki itu belum melunturkan senyum puas. Mengundang Chanyeol untuk dekat dan sekejap mata memberi kecupan singkat di belah bibir tipis tersebut.

Terkesiap menerima kecupan mendadak Chanyeol, Baekhyun spontan memukul lengan Chanyeol sedikit keras.

Chanyeol berkata, "Baekhyunnie-ku tersipu."

"Diam," singkat Baekhyun, menutup pipinya yang sudah ia pastikan memerah.

Mulut Chanyeol diam, tetapi tangannya bergerak melingkari pinggang sempit Baekhyun.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang