Chapter 94 : Mundur

315 74 6
                                    

Sejak pernikahan baru direncanakan Penatua kedua dan anak-anaknya acuh tak acuh menyikapinya. Ketika pernikahan akan dilaksanakan baik Sik Hyung atau Min Young tak keluar mengklaim diri menjadi wali Chanyeol. Paman dan bibi Chanyeol itu membuat diri mereka tak terlihat, ketika Woo Song mendatangi halaman mereka meminta kesanggupan keduanya sebagai wali, mereka malah menghilang entah kemana. Oleh karena itu pernikahan yang tak bisa ditunda lagi berlangsung tanpa kehadiran mereka.

Seluruh keluarga telah menebak yang sebenarnya terjadi, apalagi kalau bukan permasalahan Seo Joon sebagai pemimpin upacara pernikahan sekaligus pembimbing pengucapan janji pernikahan. Akhirnya penatua kedua tersinggung dan enggan menghadiri pernikahan. Banyak yang menganggap itu masuk akal, mereka percaya kemarahan penatua kedua tepat sasaran sebab haknya memimpin digantikan secara sepihak oleh penatua lain.

Adapun ketidakhadirannya berarti ketidakrestuannya pada pernikahan Chanyeol dan Baekhyun, dipikiran mereka itu nasib buruk kedua mempelai.

Akan tetapi, kala penatua kedua tahu-tahu muncul seraya membuat keributan, hadirin bertanya-tanya kekacauan macam apa yang akan datang.

Pelayan yang dicengkram lehernya oleh Myong Soh berusaha mempertahankan nyawa. Meraih-raih udara meminta tolong siapapun yang mampu menyelamatkannya.

Seru Seo Joon, "Myong Soh, lepaskan pelayan tak berdosa itu!"

Myong Soh menatap Seo Joon malas, terlihat kurang mengindahkan perintah tersebut. Gerakannya lambat membuka satu persatu jemarinya yang melingkari leher kurus si pelayan wanita.

Bruk! Bunyi tubuh pelayan yang jatuh setelah kehilangan sebagain besar tenaganya.

"Pelayan rendahan ini bersalah," kata Myong Soh. "Aku datang menghadiri pernikahan Cucu-cucuku, tapi acaranya nampak telah berjalan seolah-olah mengabaikanku. Saat aku bertanya apa yang terjadi, pelayan bodoh ini berkata 'Penatua Ketiga sedang memimpin upacara pernikahan' bukankah itu menghinaku!?"

Lewat gerakan tangan Seo Joon meminta mempelai sementara menepi. Ia menuruni mimbar, berjalan ke tengah ruangan dan berkata, "Kenapa kata-kata pelayan itu bisa menghinamu? Yang terjadi memang begitu adanya."

Ekspresi Myong Soh berusaha kaget. "Benarkah? Mengapa bisa berlaku kesalahan seperti itu? Apakah kau dan seluruh keluarga Park yang hadir ini tidak mengetahui aturan? Aku, penatua kedua, adalah yang berhak memimpin upacara pernikahan setelah penatua pertama tiada," ujarnya percaya diri.

Seo Joon membawa kedua tangan ke belakang punggung. "Mendiang penatua pertama dan Ibunda Chanyeol memintaku secara khusus menikahkan anak cucunya. Demi menunaikan permintaan yang juga menjadi janjiku, tak ada kesalahan didalamnya."

Myong Soh membelai janggut putihnya. "Seo Joon, nampaknya sayapmu makin keras, kau berani terbang menginjak kepalaku."

"Pendapatmu mengenaiku salah," balas Seo Joon. "Aku hanya menunaikan kewajiban, salahkah itu?"

"Salah!" serunya. "Kaulitasmu jauh dibawahku. Aku seorang Penatua Kedua lebih tinggi dalam banyak hal darimu, keputusanku tidak boleh dicampuri keputusan penatua yang telah mati. Karena hanya aku penatua terkuat yang menjadi pondasi kokoh keluarga Park!"

"Jangan asal bicara Myong Soh, siapa bilang kau satu-satunya penatua yang mampu."

"Aku yang bilang! Dan semua orang tahu, kau dan Jung Soo tak sebanding denganku."

"Buktikan!" singkat Seo Joon.

Pendengar tercengang. Melihat Seo Joon tak habis pikir. Menantang Myong Soh sama artinya mengantarkan nyawa diujung tanduk. Tak perduli sekuat apa Seo Joon, dibandingkan Myong Soh ia masih bukan apa-apa.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang