Saat itu malam yang dingin pada pukul tiga pagi, Baekhyun terbangun akibat mimpi yang mencapai puncak bersamaan dengan perasaan mengganjal yang menganggu di bagian bawahnya. Ketika melihat keadaan celananya yang basah dan lengket, ia mendesah frustasi.
Baekhyun mendesis malu, baru saja ia mengalami mimpi basah yang ketiga kalinya dalam seminggu ini.
Hampir habis alasan yang ia berikan pada neneknya saat bertanya mengapa ia selalu mencuci pakaian tidurnya setiap pagi. Untuk beberapa kesempatan neneknya sering memandanginya dengan tatapan aneh, senyum jenaka yang dibuat seolah menyadari apa yang sedang dialami cucu laki-lakinya itu.
Tetapi, yang paling memalukan dari sekedar mimpi basah sesering itu, adalah objek seksual dalam mimpinya sendiri. Baekhyun tidak mengerti, setiap kali ia mengalaminya seorang pria muda dengan senyum lebar penuh aura mendominasi selalu hadir sebagai lawan mainnya. Sejak pertama kali menginjak masa remajanya, ditandai dengan mimpi seperti itu Baekhyun telah dibuat bertekuk dalam buaian lelaki gagah tersebut, dibuat menjerit tertahan akibat nikmat duniawi yang ia alami.
Baekhyun menyentuh leher dan pipinya. Aneh, bagaimana sentuhan dan cumbuan lelaki itu juga selalu terasa nyata untuk ukuran sebuah mimpi. Ia bisa merasakan bekas bibir dan tangan yang lebar itu disekujur tubuh yang tersentuh. Pula bunyi desahannya dan geraman lelaki itu terngiang-ngiang dalam otaknya.
Baekhyun menggeleng, "Aku gila," gumamnya.
Buru-buru terbangun dan menyentuh sprei tidurnya, tidak merasakan sprei itu basah ia mendesah syukur. Kemudian Baekhyun mengganti celana tidur dan dalamanya, menanggalkan perasaan basah dan lengket di area keintimannya. Meletakkan celana bekas ke sudut ruangan dan mengambil yang baru di dalam lemari kayu sebelah meja kecil.
Jam-jam larut menjelang pagi seperti itu Baekhyun tidak bisa merasakan kantuk lagi, terduduk di depan meja kecil dengan penerangan minim memenuhi ruangan.
Mimpi dengan lelaki itu selalu membuat ia teringat pengingat ibunya dulu. Seaktu kecil, menjelang tidur ibunya akan menceritakan bagaimana ia tak sama seperti orang kebanyakan, bahwa takdir yang lebih rumit dari sekedar tumbuh menjadi anak terpelajar dan bersaing didunia dewasa akan ia alami. Ibunya berkata, bahwa ia memiliki seorang calon suami yang sedang menunggunya untuk bertemu suatu hari nanti, maka dari itu patut ia diberitahu agar nantinya siap bertemu takdir yang telah dituliskan jauh sebelum mereka terlahir.
Tumbuh remaja Baekhyun sempat terlupa dengan ucapan ibunya itu, tidak sampai ia mengalami malam pertama mimpi basahnya. Bersenggama dengan lelaki asing yang memberinya kenalan lama.
Beberapa hal Baekhyun tidak menunjukkan pemberontakan dari bentuk pernikahan yang telah direncanakan untuknya. Terlebih, sejak berumur sebelas tahun ia sadar orientasi seksualnya menjurus untuk menyukai seorang lelaki.
Akan tetapi, antara percaya atau menganggap ibunya sedang membual, Baekhyun dibuat kebingungan dengan maksud perkataan ibunya. Memberikan ia petunjuk seakan-akan ada dunia berbeda yang perlu ia datangi suatu hari nanti.
Sempat Baekhyun menanyakan hal tersebut pada neneknya, memberitahukan beliau tentang ucapan ibunya. Namun, tidak menjawab seperti yang diinginkan, neneknya hanya memberi ia usapan di puncak kepala dan berkata, "Jangan pikirkan hal itu sekarang."
Baekhyun ditinggalkan tanpa jawaban hingga detik ini.
.
.
.
Siang datang.
Baekhyun mendekati neneknya yang sedamg memanggang daging sapi kiriman tetangga. Mengendap-endap hendak mengejutkan sang nenek namun tindakannya langsung disadari si wanita tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...