Chapter 1 : Byun Baekhyun

1.7K 190 13
                                    

Byun Baekhyun, pemuda manis berumur tujuh belas tahun. Sedang menikmati libur musim panas mengunjungi kampung halaman bersama sang nenek. Mereka baru tiba tiga jam lalu, namun, seolah tenaganya tidak terkuras akibat perjalanan jauh dari kota, Baekhyun berjalan-jalan santai menyusuri jalanan kampung yang asri nan sejuk. Jauh berbeda dari keramaian kota yang didominasi dengan kendaraan dan gedung-gedung pencakar langit.

Kaos biru tipis longgar, celana putih selutut, serta sepatu kets senada celana, dan bucket hat hitam menutup kepalanya. Riang tersenyum memperhatikan ladang-ladang di kanan dan kiri jalan beserta pemiliknya yang sibuk bekerja.

Saat diajak neneknya tiga hari lalu bertandang ke desa tempat ibunya lahir ini, Baekhyun tidak memikirkan hal lain selain menikmati kenangan masa kecil, ada suka dan duka.

Satu hal yang paling tidak bisa Baekhyun lupakan dari desa kecil ini, kehilangan ibunya di malam hujan dan badai. Menurut aparat desa dan pihak kepolisian yang diturunkan dari kabupaten terdekat, selama berminggu-minggu mencari jejak ibunya yang tak menyisahkan apapun, kemungkinan ibunya tersesat di dalam hutan dan kemudian bertemu hewan-hewan buas.

Baekhyun kecil tidak mengerti jelas apa yang sedang terjadi waktu itu, baru setelah berhari-hari tak bertemu ibunya, ia menangis meminta dipertemuka. Terlebih mendengar dari orang-orang memperkirakan ibunya telah meninggal, Baekhyun tidak bisa menahan raungan kerasnya.

Saat semua orang merasa sedih akan nasib malang yang menimpa si ibu, dan terpukul karena anak sekecil Baekhyun kehilangan kasih sayang orang tua satu-satunya. Hanya sang nenek yang tidak banyak menunjukkan kesedihan, selain berusaha menenangkan, neneknya selalu membisikkan kalimat : "Jangan bersedih, ada Nenek, ibumu tidak mati, percaya padaku."

Berhasil membuat Baekhyun tenang dengan bujukan tersebut hingga bertahun-tahun berlalu. Kemudian keduanya meninggalkan desa dan menetap di ibukota. Selain untuk meneruskan sekolah Baekhyun, si nenek yang terbilang ahli memasak membuka restoran kecil, yang kemudian hari memiliki banyak peminat karena masakan si nenek yang terbukti bisa diterima oleh selera segala kalangan.

Memiliki nenek si pemasak ahli, Baekhyun tumbuh menjadi pemakan yang fasih, hampir kesehariannya di isi list-list jenis makanan apa lagi yang patut ia santap.

Asik mengenang masa kecil selama berjalan, tanpa sadar Baekhyun telah melangkah jauh dari rumah-rumah penduduk. Jalanan yang sebelumnya masih bisa dilewati dua mobil berukuran sedang, kini menyempit ke ukuran dua orang beriringan. Kanan dan kiri jalan berdiri pohon-pohon buah yang ditanam warga. Suasana sedikit gelap mengingat tak lama lagi hari akan berakhir, belum lagi rimbun dahan pohon menutup sinar matahari yang nampak berwarna orange.

Ketika ia memilih mengakhiri kegiatan berjalan-jalannya, begitu melangkah kembali bayangan hitam mengintip dari dalam kerumunan pepohonan. Baekhyun melihat bayangan itu dari sudut matanya, saat ia alihkan semua fokus pada bayangan itu hanya tersisa batang pohon sahaja.

Mengira bayangan tadi hanya refleksi dari halusinasi, gerombolan hewan berkaki empat dengan bulu-bulu abu-abu kecoklatan muncul dari balik pohon-pohon buah. Baekhyun membola terkejut, sekitar selusin serigala muncul di hadapannya.

Waspada akan bahaya ia bersiap melarikan diri secepat mungkin. Akan tetapi, kawanan serigala itu mengabaikan kehadiran Baekhyun, malah serigala terbesar yang merupakan pemimpin kawanan terlihat mengerang marah seolah-olah melihat musuh bebuyutan. Serigala-serigala lainpun meringkuk mundur pelan-pelan.

Memimpin kawanannya sang kepala serigala berlari meninggalkan Baekhyun.

Sementara mengira hidupnya terlepas dari bahaya, tiba-tiba Baekhyun menyadari arah kawanan serigala itu berlari menuju desa. Khawatir sesuatu yang buruk menimpa penduduk desa dan neneknya, ia juga berlari kembali sekencang mungkin.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang