Chapter 109 : Menuju Dunia Luar

678 80 19
                                    

Hari keberangkatan tiba. Suasana kala itu remang melihat waktu baru saja menjelang pagi, bahkan bulan dan bintang di langit masih jelas nampak terhampar.

Penatua ketiga dan anak cucunya, penatua keempat, Ji Sung, dan Min Seok mengiringi kepergian keduanya hingga gerbang kota. Yang cukup mengejutkan, Sehun putra kedua kepala keluarga Oh ikut hadir diantara kelompok pengantar. Tengah malam sekali pemuda pucat itu bertandang setelah Gin Tak memberi tahunya.

"Pesanku masih sama, berhati-hatilah. Apabila sebelum melewati Gunung Berapi Kembar kalian berdua ragu-ragu. Maka kembalilah, itu lebih baik," ucap Seo Joon.

"Harapan Penatua tidak mungkin tercapai. Tekadku sudah bulat," balas Chanyeol.

"Hm, aku tahu, kau sekeras kepala itu."

"Hindari perselisihan yang diundang maupun tidak. Rendah dirilah di wilayah orang," kata Jung Soo.

"Aku sangat rendah diri. Penatua tidak usah khawatir. Aku pula mengingatkan Baekhyun hal yang sama."

Jung Soo mencebik. "Aku bahkan lebih percaya Baekhyun yang mengingatkanmu."

Woo Song berujar, "Chanyeol, Paman hanya akan mengucapkan terima kasih setelah bantuanmu dan Baekhyun. Terutama menolong kenaikan level budidayaku."

Chanyeol melambaikan tangan. "Yang satu itu tidak usah diungkit lagi. Aku menganggapnya sebanding dengan terpilihnya Paman."

"Tuan, tolong berhati-hatilah. Saya berjanji akan segera menyusul," kata Min Seok. Diantara yang lain, dia yang paling emosional. Matanya memerah menahan tangis.

Baekhyun berkata. "Tidak perlu terburu-buru menyusul. Fokuskan memperkuat ilmu formasimu, dengan paman Woo Song disini. Kau bisa belajar banyak."

"Sepupu, mewakili Ibu, Kakek, dan Pamanku, aku meminta maaf. Mereka banyak memberimu masalah selama ini," sambung Ji Sung penuh rasa bersalah.

Chanyeol mengangguk. "Lupakan. Karena kau tahu itu buruk dan kau telah melihat sendiri akhirnya. Berusaha saja agar kau tidak berubah seperti mereka."

"Aku pastikan," tegas Ji Sung. "Sepupu, Ipar. Aku tentu akan merindukan kalian."

"Aku juga," celetuk Gin Tak.

Chanyeol dan Baekhyun sama-sama melirik Sehun di sudut paling kiri.

"Lalu, hubungan kepergian kami dan kedatanganmu, apa?" tanya Chanyeol.

Sehun tersenyum malu-malu. "Saudara Chanyeol, saudara Baekhyun. Aku tidak akan berbohong. Setelah kalian menyelamatkanku, di hatiku kalian adalah Dewa Penolongku. Aku berjanji pada diriku sendiri, akan mengikuti kalian entah sebagai teman, saudara, atau murid."

"Eh, itu terlalu berlebihan," ucap Baekhyun.

"Mana mungkin berlebihan. Setelah nyawaku yang diselamatkan, ini sumpah setiaku sebagai seorang pembudidaya. Seandainya ...." Sehun ragu-ragu. "Kalian menginginkan aku ikut, aku siap saat ini juga."

Chanyeol berkata, "Jika aku membawamu, kau hanya akan jadi beban."

Sehun menggaruk tengkuknya malu.

"Mungkin kau perlu lebih giat berusaha. Kata Benben saat melihatmu pertama kali, masa depanmu cukup cerah bila kau mau serius berlatih," ucap Baekhyun. "Ketika waktunya tepat dan pemikiran belum berubah, kau bisa menyusul kami bersama Min Seok."

"Benarkah?" ekspresi Sehun diisi harapan besar. "Saudara Baekhyun harus memegang janjimu itu."

Respon Baekhyun hanya tersenyum simpul. Sementara Chanyeol memutar bola matanya malas.

"Baiklah, Min Seok bawa kesini kudanya."

Min Seok mengambil pengekang kuda yang berdiri di belakang mereka. Menarik kuda peliharaan penatua ketiga tersebut dan menyerahkan tali pengekang kepada Chanyeol.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang