Chapter 75 : Kekacauan

356 90 6
                                    

Mungkin kekuatan mata pendar kekasihnya meski belum diasah sedemikian rupa seperti legendanya, itu masih merupakan keahlian yang tak boleh diremehkan oleh seluruh pembudidaya di Kota Tanah Terbuka.

Mata pendar, apabila dilatih maka peramu dengan kelebihan itu setara dengan kekuatan jiwa peramu tingkat kulminasi keatas. Maka ketika Baekhyun sambung menyambung memecahkan batu aura tanpa ada satupun bola elemen yang lari, Chanyeol mendesah puas. Dimata Baekhyun, selihai apapun bola elemen berkamuflase dengan lingkungan sekitar, itu akan tetap sama baginya.

Orang-orang mungkin tidak tahu, tetapi Chanyeol paham betul cara kerjanya. Peramu menggunakan energi spirit untuk mendeteksi aura bola elemen, sehingga ketika bola elemen berubah warna peramu bisa merasakan pergerakan transparan, sedangkan salah satu keboleh mata pendar mampu melihat warna. Dengan energi spirit mendeteksi keberadaan aura bola elemen, Baekhyun memiliki peluang cepat menemukan keberadaan bola lalu menggunakan mata pendar melihat warna dari aura bola elemen. Kerja sama keduanya mempermudah Baekhyun.

Hal itu mengatakan, siapapun tiga besar dalam babak kedua, Baekhyun sudah bisa dipastikan ada di antaranya.

Ramuan binaan spirit Baekhyun telah berjumlah lima botol. Berderet di meja berbagai warna, menjadi bahan komentar penonton. Isinya tentu seputar kecakapan Baekhyun, sepanjang mengambil elemen dari batu aura tidak ada satupun yang gagal.

Percakapan itu bukan benar-benar rendah sehingga peserta di platform dapat mendengarnya jika membagi fokus. Tidak dipungkiri sembilan peserta lainnya memberikan reaksi yang beragam terhadap Baekhyun. Sesekali mereka melirik ke sudut terkiri hanya untuk menemukan Baekhyun tak acuh pada suasana sekitar.

Hee Bin yang paling dekat dengan meja Baekhyun tak bisa membantu tetapi merasa masam sekaligus terpesona, perbedaan botol ramuan jadi mereka dua banding lima, ia sudah tiga kali gagal mempertahankan bola elemennya. Nampaknya desas-desus diluaran memang bukan isapan jempol. Baekhyun itu seharusnya menyimpan kecakapan yang patut diperhitungkan.

Jam pasir putih Dong Sil berada dibalikan keenamnya.

Dari delapan puluh batu aura sekarang tersisa empat puluh. Setengahnya ada yang berakhir sebagai ramuan ada yang terbang lenyap.

10 peserta berada di keadaan saling kejar mengejar, dan yang paling ingin dikalahkan adalah Baekhyun dengan enam botol ramuan binaan spiritnya.

Perhatian Hye Il secara sembunyi-sembunyi selalu tertuju pada Baekhyun. Awalnya dia memang meremehkan Baekhyun, beranggapan pemuda asing tersebut hanya tong kosong nyaring bunyinya. Namun babak pertama sedikit menyinggung keangkuhannya. Hye Il berpikir Baekhyun sekedar beruntung, akan tetapi sejauh babak kedua berjalan Baekhyun selalu satu langkah di depannya. Setiap kali ia bisa menyamai satu botol, Baekhyun akan maju sebotol lagi.

'Ini tak bisa dibiarkan lebih lama," katanya dalam hati.

Waktu terbilang masih cukup untuk ia bersaing, sayangnya Hye Il terbiasa menjadi bintang utama peramu setiap kali pertemuan lima distrik. Oleh karena itu, rencana yang tidak pernah ia bayangkan perlu ia ambil terlintas di kepalanya.

Selama meramu kesalahan nyala pembakaran selalu berpotensi mengakibatkan kegagalan seluruh proses peramuan, dan kadang melukai peramu itu sendiri.

Hye Il maju dengan maksud mengambil batu aura berikutnya. Memeriksa secara cepat keadaan ia meyakini waktu sedang baik-baiknya, sembilan peserta fokus pada meja masing-masing, dan Dong Sil yang matanya tertarik memperhatikan kerja Baekhyun tak melihat ke arahnya.

Hye Il mengambil batu aura. Sewaktu berbalik memanfaatkan punggungnya sebagai penutup, ia mengeluarkan dua kulit kayu kemerahan dari cincin penyimpanan.

Menjatuhkan batu aura berisi inti sari elemen, membungkuk bermaksud mengambilnya lalu secara kilat mengayunkan tangan melempar kedua kulit kayu, kemudian menginjak bagian depan pakaiannya hingga badannya limbung lalu menyenggol meja dibelakang sampai terjatuh.

Empat aksi sekali jalan yang dilakukan dengan cepat. Mata penonton tersentak lebih fokus pada keributan terbesar, yaitu meja panjang tempat batu aura yang jatuh.

"Oh, tidak! Cerobohnya aku!" seru Hye Il dengan rasa bersalah.

Peserta dan penonton melihat puluhan batu aura berserakan dipanggung.

"Astaga! Cepat kumpulkan!" perintah Dong Sil.

Dua asisten moderator bergegas memperbaiki meja dan mengumpulkan batu aura. Beruntung platform dilapisi karpet yang cukup tebal, sehingga jumlah batu aura yang rusak tak lebih dari lima.

"Cepat, ambilkan cadangan batu aura yang baru."

Hye Il menatap Dong Sil, "Salahku moderator, aku tidak begitu teliti." Ekspresinya mengatakan ia benar-benar tak sengaja.

Dong Sil mengangguk mengerti. "Tidak apa-apa, itu kecelakaan. Tuan Hye Il sebaiknya berhati-hati berikutnya."

Hye Il mengangguk. Lalu beranjak ke mejanya. Peserta lain yang sempat teralihkan kembali memusatkan perhatian pada ramuan masing-masing.

Hye Il tersenyum licik. Dua kulit kayu yang ia lempar tadi bukan kulit kayu biasa, melainkan kayu kering sepanjang jari telunjuk dengan konsentrasi spiritual alam yang tinggi. Biasanya kulit kayu itu makanan kedua untuk api spiritual, sekali melahapnya api spiritual akan bergejolak selama semenit sebelum terdiam.

Bentuknya yang tergulung memanjang memudahkan kulit kayu dapat terselip dimana saja, bahkan celah tungku bukan masalah dilewati.

Hye Il menghela napas puas. Dimulai dari sekarang, sepuluh detik kemudian tungku yang dimasuki kulit kayu itu akan meledak tanpa aba-aba. Sudut bibir Hye Il semakin tertarik.

"Aduh, kenapa ini," peramu disebelah kanan Hee Bin berkata gelisah.

"Ini dia," gumam Hye Il tanpa ada yang mendengarnya.

Hee Bin melirik peramu itu, matanya seketika melebar ketika tungku dan kualinya berubah kemerahan dan berasap.

"Ini akan meledak!" teriak si peramu.

Duarr! Suara ledakan menyambut selang sedetik teriakannya. Peramu itu terpental kebelakang, tungkunya hancur berkeping-keping dan terbang kesembarang penjuru. Hee Bin dan peramu sebelum Hye Il segera menghindar.

Kuali yang meledak dengan cairan panasnya terpental menuju Baekhyun. Sadar sesuatu hendak menimpanya Baekhyun menoleh tanpa sempat berpikir menyelamatkan diri.

Rantai wajah Baekhyun bereaksi lebih cepat. Bersinar mengeluarkan rantai gaib membelenggu kuali itu sampai terjatuh ditanah seolah tanpa tenaga dorongan ledakan.

Semua orang belum sempat menghela napas dari keterkejutan. Begitu tungku Hee Bin dan peramu satunya bergetar. Keduanya akan meledak juga, sebelum itu terjadi hook muncul menarik tungku Hee Bin, lalu Chanyeol lontarkan tungku tersebut ke langit-langit. Seluruh penonton bergerak mengeluarkan alat sihir mereka, melindungi diri agar tak terkena cairan panas ramuan.

Hye Il yang tahu akhirnya akan seperti itu telah terlebih dahulu melindungi diri dan kualinya menggunakan alat sihir.

Tetapi, yang tidak masuk perhitungan mendadak api ekor matahari Baekhyun keluar setelah melihat kekacauan. Itu terbang melahap ketiga api spiritual yang meledakkan tungku. Merasa belum cukup api ekor matahari terbang menimpa Hye Il, menyalip masuk kedalam tungku dan menelan api spiritual yang kaya akan batu aura itu.

Alat sihir Hye Il tidak bekerja banyak dihadapan api spiritual langkah semacam itu.

Hye Il terkesiap, badannya mematung melihat apa yang barusan terjadi.

Baekhyun sendiri cepat-cepat memanggil api ekor matahari sebelum ia berhasil menelan semua api spiritual.

"Kacau kacau kacau!" ratap Dong Sil di sudut platform.

----------o0o----------

Typo, pengulangan kata, dan kesalahan lainnya silahkan dikoreksi.

22 Desember 2022

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang