Bab 1

3.5K 107 3
                                    

Tidak terasa satu jam kuhabiskan hanya dengan duduk di tepi pantai ini dengan menghadap ke laut lepas yang menampilkan matahari yang mulai tenggelam perlahan,sehingga menimbulkan warna oranye di langit. Angin yang berhembus pelan pun menambah ketenangan tersendiri dalam hatiku saat ini. Entah mengapa senja yang indah seperti sekarang ini selalu sukses membuatku merasa bisa melampiaskan semua rasa rindu yang semakin hari semakin sulit untuk dibendung.

Aku memang sangat menyukai senja sejak duduk di kelas 5 SD. Tetapi kesukaan ini berubah menjadi candu sejak 3 tahun yang lalu,setelah wanita yang paling berharga dalam hidupku meninggalkanku untuk selama-lamanya.

Dengan hanya menikmati senja seperti ini seolah aku bisa merasakan kehadirannya di sisiku saat ini seakan sedang mengusap bahuku sambil memberiku semangat untuk menjalani hari-hariku.

Tiga tahun sejak kepergiannya sampai saat ini masih belum ada sosok wanita lain yang bisa menggantikannya. Bukan hanya untukku,tapi juga untuk Papaku. "Yaa..Papa masih setia menduda sejak kepergianmu Mah." Entah terlalu sibuk dengan pekerjaan atau memang Papaku yang terlampau setia pada mendiang istrinya. Namun di sisi lain aku bersyukur karena dengan begitu aku tidak perlu capek-capek memikirkan kisi-kisi menghadapi sikap ibu tiri. Meskipun sebenarnya kadang aku merasa Papa pasti kesepian menjalani hidup tanpa seorang pendamping.

Baiklah,kurasa cukup untuk hari ini. "Anakmu yang keren ini pamit Mah". Saat aku berdiri,secara kebetulan mataku menangkap pemandangan di depan sana,posisinya persis menghadap ke laut. Seorang gadis dengan rambut hitam terurai sedang berdiri sambil memejamkan matanya. Entah dia sedang menikmati senja sepertiku atau lebih tertarik dengan lautnya. Karena dia membiarkan kakinya tersentuh oleh ombak-ombak kecil disana.

Entah apa yang membuatku penasaran,karena saat ini mataku tidak berkedip memandanginya,sampai-sampai aku berniat untuk menghampirinya. Namun...

"Zee...!!!" Seseorang memanggilku membuatku menoleh ke arahnya.

"Kita pulang yuk! Dah mau maghrib nih."

"Oke,,tapi tunggu sebentar." Jawabku sambil kembali menoleh ke arah gadis yang tadi ingin kudekati. Namun ternyata sosok itu sudah tidak ada disana. Kemana dia? Apakah sudah pulang? atau jangan-jangan aku hanya salah lihat.

"Zee...!!! Ayok buruan kita pulang dah mau gelap!"

Tarikan tangan dari temanku itu membuatku terpaksa mengikutinya ke arah parkiran motor dan akhirnya kami pulang dengan aku yang masih penasaran dengan sosok gadis tadi.

"Apa mungkin aku salah lihat aja?" Gumamku.

Sepertinya aku tidak perlu menunggu lusa untuk kembali ke pantai tadi. Mudah-mudahan besok cuacanya mendukung seperti hari ini.
    
                          ***

Pagi ini aku bangun seperti biasanya saat jarum jam menunjukkan tepat di angka 5. Aku bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian melaksanakan kewajibanku sebagai muslim. Setelahnya aku sedikit melakukan peregangan otot di halaman rumah sambil menghirup udara pagi yang masih sejuk. Seketika bayangan tentang gadis kemarin sore di pantai itu terlintas begitu saja di kepalaku. Apa yang sebenarnya membuatku begitu penasaran padanya,padahal aku hanya sempat melihat bagian belakang tubuhnya saja kemarin. Rambut hitam lurus yang panjang terurai dan bentuk tubuhnya yang terlihat langsing menurutku.

"Pagi-pagi dah bengong!!" Ternyata Papa menyusulku ke depan rumah.

"Siapa yang bengong sih Pah? Orang anaknya lagi senam pagi kok." Jawabku sambil menggerakkan badanku ke kanan dan ke kiri.

"Iya deh percaya..! Oh ya,nanti sore kamu ada acara gak sama temen-temen kamu,atau barangkali ada Ekskul gitu?". Tanya Papaku.

"Emmhh...gak ada sih Pah. Emang kenapa?" Tanyaku balik.

"Berarti bisa donk temani Papa ke acara resepsi pernikahan anak temen Papa? Kamu tau sendiri Papa kan gak punya gandengan." Ucap Papaku dengan nada sedikit memohon.

"Iya deh,Insya Allah Zee bisa temenin Papa kok."

"Bener ya...nanti Papa kabarin kamu kalau Papa dah mau pulang dari kantor. Biar kamu nanti bisa siap-siap dulu di rumah sambil nunggu Papa pulang."

"Siap Boss..!!" Jawabku kemudian sambil memberi tanda hormat padanya. Papa langsung tertawa melihat sikapku.

"Ya udah,sekarang mandi dulu,siap-siap terus kita sarapan bareng." Tuturnya sambil mengusap rambutku pelan.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam,aku bergegas turun menuju meja makan. Terlihat disana sudah ada Papa dengan setelan kantornya sedang menyendokkan nasi goreng ke atas piring. Aku pun kemudian melakukan hal yang sama.

Baru saja beberapa suap nasi goreng masuk ke dalam mulutku,kegiatanku terhentikan oleh pertanyaan Papa.

"Gimana hubungan kamu sama Ashel?"


#Bersambung...

Aku,Kau dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang