"Kandungan Phenazepam di dalam tubuh pasien yang berasal dari obat penenang yang dengan sengaja diminum diperkirakan lebih dari 20 mg. Hal ini mengakibatkan jantung pasien berhenti berfungsi dan tidak dapat mengalirkan darah ke otak. Kami selaku tim medis telah berusaha semaksimal mungkin,namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Dengan berat hati kami menyatakan bahwa nyawa pasien tidak dapat kami selamatkan." Ungkap sang dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD membuat Anin yang sedari tadi tidak berhenti menangis langsung tidak sadarkan diri. Hampir saja tubuhnya menyentuh lantai rumah sakit jika saja Gracio tidak menangkapnya.
"Dok!! Dokter bohong kan?? Adik saya pasti cuma pingsan kan Dok??" Gito yang kalap menggoyang-goyang tubuh sang dokter dengan cukup kencang.
"Bang Gito! Udah Bang!!" Zee yang badannya sudah terasa lemas berusaha menarik tangan Gito yang mencengkram jas sang dokter. Kathrina dan Marsha yang sama-sama terpukul terlihat menangis sambil berpelukan. Sedangkan Aldo membantu Zee menenangkan Gito yang belum bisa berlapang dada mendengar penjelasan dari dokter. Gracio dibantu beberapa perawat membawa Anin ke ruang rawat agar kondisinya tidak semakin memburuk.
"Maafkan kelalaian saya Mas! Saya pikir tadinya Mbak Ashel gak akan ngelakuin hal nekad,karena tadi pagi juga saya sempat disuruh Mbak Ashel untuk ngambilin sarapannya dan semuanya aman-aman saja sampai saya balik lagi ke kamar!" Suster yang belum genap satu hari bekerja menjaga Ashel itu terlihat bersimpuh di kaki Gito menyesali kelalaiannya karena telah meninggalkan Ashel di kamar sendiri dengan alasan Ashel yang menyuruhnya membelikan tahu bulat yang sedang berhenti di depan gerbang rumahnya. Saat itu kebetulan Gito sedang melakukan ibadah sholat dzuhur,sedangkan Anin sedang sibuk menyiapkan menu makan siang di dapur.
"Bangun Sus! Bukan cuma Suster yang lalai disini,tapi saya juga!" Gito memegang kedua bahu sang suster lalu membantunya berdiri. Setelahnya ia melangkah masuk ke ruang IGD bersama Zee ,Aldo,Marsha dan Kathrina setelah para suster mengizinkan mereka untuk masuk.
"Ashel...Ashel..."
Gracio mengusap pergelangan tangan Anin saat mendengar gumaman pelan dari bibirnya.
"Nin! Kamu yang tabah ya! Kamu harus ikhlas supaya Ashel bisa pergi dengan tenang!"
"Cio....hiks...hiks...Ashel...Bobby....hiks....kenapa mereka ninggalin aku....kenapa Cio...hiks..." Anin kembali menangis saat matanya terbuka sempurna.
"Sabar ya...! Kita semua juga sedih kehilangan Ashel! Tapi...bagaimanapun juga kita harus mengikhlaskannya!" Gracio memeluk Anin berusaha memberi ketenangan pada sahabatnya itu. Walau sejujurnya dirinya juga merasakan sesak di dadanya atas kepergian Ashel yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
"Aku mau liat Ashel,Cio!"
"Iya! Yuk! Tapi kamu harus kuat ya!" Gracio lalu membantu Anin berjalan menuju ruang IGD untuk melihat jasad Ashel sebelum prosedur pengurusan jenazah dilakukan.
Setelah melewati semua prosedur di rumah sakit,akhirnya jenazah Ashel dibawa pulang ke rumahnya lebih dulu sebelum nantinya dimakamkan di sebelah makam Bobby di TPU yang tidak jauh dari komplek perumahannya. Nampak di rumah Anin saat ini telah dipenuhi oleh sanak saudara,kerabat,tetangga,teman dekat bahkan ada beberapa perwakilan dari teman-teman dan guru di tempat Ashel bersekolah.
Tepat pukul lima sore jenazah Ashel selesai dimakamkan. Satu persatu kerabat dan para pelayat mulai berpamitan menyisakan Anin,Gracio,Gito,Zee dan beberapa orang terdekat Ashel saja yang terlihat masih enggan untuk meninggalkan area pemakaman.
"Shel...Mommy pulang dulu ya sayaang! Mommy janji akan datang kesini setiap hari! Kamu sama Daddy yang tenang ya disana!" Anin berucap dengan suara yang sudah serak akibat tidak berhenti menangis sambil mencium nisan yang bertuliskan nama putrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/325436996-288-k973979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kau dan Senja
Ficção AdolescenteHai... Ini karya pertamaku di Wattpad. Nama-nama Cast/para tokohnya memang sengaja aku ambil dari member idol grup ibukota kita. Tapi jalan ceritanya sama sekali gak ada hubungannya sama kehidupan nyata mereka ya. Mudah-mudahan tulisan pertamaku ini...