Bab XIV

741 78 15
                                        

Pagi ini Zee mengajak Ashel berangkat ke sekolah lebih awal. Ada hal penting yang harus ia bicarakan dengan sahabatnya itu.

"Shel,kita ke taman belakang dulu yuk!" Ajak Zee saat selesai memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah.

"Mau ngapain sih Zee?" Ketus Ashel.

"Udah ayok ikut dulu!!" Zee menarik lengan Ashel dan membawanya menuju taman.

Setelah tiba di taman,Zee mengajak Ashel duduk di bangku yang tersedia disana.

"Shel. Aku mau tanya sama kamu dan tolong jawab dengan jujur!" Ucap Zee menatap wajah Ashel.

"Tanya apa?" Ashel menautkan alisnya.

"Kamu ngomong apa aja sama Papaku kemarin?" Pertanyaan Zee membuat Ashel mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Shel. Jawab donk!"

"Aku ga ngomong apa-apa Zee. Aku cuma ngejawab apa yang Papa kamu tanyain ke aku."

"Emang Papa nanya apa aja?" Tanya Zee lagi.

"Om Cio nanya kenapa muka kamu sampe lebam. Ya udah aku bilang aja kalo kamu berantem ama Aldo gara-gara rebutan cewek." Jawab Ashel santai.

"Ck! Shel! Padahal aku udah bilang kan kemaren itu cuma salah paham. Bahkan Marsha ga tau kalo aku sama Aldo ribut." Timpal Zee.

"Ya tapi kan tetep aja ada hubungannya sama Marsha."

"Trus,kenapa Papa bisa tau kalo Marsha tuh anak baru plus adik kelas kita?"

"Itu karena Om Cio beberapa hari yang lalu pernah nanya ama aku,kenapa anaknya sekarang suka bertingkah aneh. Kadang uring-uringan,tapi nanti tiba-tiba senyum-senyum sendiri. Ya dah aku jawab kalo kamu lagi suka ama cewek yang baru beberapa minggu jadi adik kelas di sekolah kita." Zee menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penjelasan Ashel.

"Shel. Aku yakin setelah ini pasti Papa bakal lebih sering nanya-nanya ke kamu soal Marsha. Aku cuma minta sama kamu buat ngerahasiain satu hal ke Papa tentang Marsha." Ucapan Zee terdengar serius di telinga Ashel.

"Apa?" Ashel memicingkan matanya.

"Agama. Kalo Papa nanya soal agama Marsha,tolong kamu jawab ga tahu aja."

"Tapi Zee,kamu kan tau aku ga pernah bisa bohong sama Papa kamu."

"Untuk kali ini kamu harus bisa. Lagipula kamu ga lupa kan kalo kamu punya hutang janji sama aku buat ngabulin satu permintaan aku yang waktu itu dah bantu kamu soal tugas Biologi?" Zee memasang tatapan memohon pada Ashel.

"Ih! Masih diinget-inget aja. Kirain udah lupa."

"Ya ga mungkin lupa lah kan itu perjanjian. Sekarang aku pake permintaannya dan kamu harus sanggup buat ngabulin."

"Huft! Ya dah iya. Aku ga akan bocorin soal agama Marsha ke Om Cio." Ucap Ashel pasrah.

"Janji ya Shel! Trus kamu harus dukung usaha aku buat ngedapetin Marsha juga,Shel."

"Ih! Ogah banget. Aku ga mau ikut-ikutan kayak kamu ngerusak hubungan orang lain ya." Tolak Ashel.

"Ini nih. Kamu ga tau apa-apa sih. Makanya aku bilang kalo kemaren itu aku ama Aldo cuma salah paham. Aldo sama Marsha tuh ga pacaran Shel. Mereka cuma sahabatan kayak kita!" Ucapan Zee membuat Ashel membelalakkan matanya tak percaya.

"Yang bener kamu Zee!!" Ashel berbicara sambil menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

"Beneran!! Dan itu salah satu yang kita bahas kemarin di rooftop."

***

Aldo,Marsha dan Christy yang datang bersamaan langsung berjalan menuju kelas. Marsha dan Christy terlebih dulu sampai di kelas mereka. Sedangkan Aldo yang tadi sempat melihat motor Zee di parkiran bergegas mencari keberadaan Zee di kelas. Ia ingin mengingatkan pada Zee agar meluruskan kesalahpahamannya dengan Christy terlebih dulu sebelum berbicara pada Marsha nantinya.
Namun saat tiba di kelas Aldo sedikit bingung karena tidak mendapati keberadaan Zee.

Aku,Kau dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang