Bab XVIII

719 102 19
                                    

Dua puluh menit waktu yang dibutuhkan mobil Ambulan yang membawa Marsha untuk sampai di rumah sakit. Para suster dan perawat yang bertugas langsung sigap mendorong tubuh Marsha yang terbaring diatas brankar menuju ruang IGD. Di sebelah brankar terlihat pula Zee dan Christy yang juga ikut berlari kecil bersama para petugas medis. Wajah keduanya nampak diliputi kecemasan.

"Maaf,kalian tunggu disini aja ya! Biar kami para tim medis yang melakukan tugas di dalam." Ucap salah seorang perawat yang menjegal langkah Zee dan Christy saat tiba di depan pintu ruang IGD.

"Tapi..!"

"Kity!" Ucapan Zee terhenti saat mendengar suara seorang pria dari arah belakangnya yang sepertinya seorang dokter.

"Om Frans! Tolong selamatkan Marsha Om! Kity mohon!" Ucap Christy yang langsung menghampiri pria yang memanggilnya yang ternyata adalah Dr. Frans.

"Kamu yang tenang ya! Kami semua akan berusaha semaksimal mungkin untuk keselamatan Marsha. Kalian bantu doa ya!" Ujar Dr. Frans seraya mengusap lembut kepala Christy kemudian bergegas masuk ke dalam ruang IGD.

Tak lama setelahnya terdengar derap langkah kaki menuju ke arah Zee dan Christy berada.

"Marsha?" Aldo menatap ke arah Zee dengan tatapan bertanya.

"Marsha lagi ditanganin sama dokter Do." Jawab Zee.

"Kamu ikut kesini juga,Shel?" Tanya Zee pada Ashel yang datang bersama Aldo.

"Iya. A-aku khawatir sama Marsha. Sama kalian juga." Jawab Ashel yang mengambil duduk di sebelah Christy. Sedangkan Aldo hanya berdiri dengan menyandarkan kepalanya pada dinding. Tak ada obrolan di antara mereka,yang terdengar hanyalah isakan tangis dari Christy. Hingga beberapa menit setelahnya kembali terdengar derap langkah kaki menuju ke arah mereka.

"Aldo!" Suara dari Jeenan membuat Aldo langsung menoleh ke arahnya.

"Om! Maafin Aldo Om! Aldo ga bisa jagain Marsha! Ini salah Aldo Om!" Ucap Aldo tertunduk di hadapan Jeenan dengan bahu yang bergetar menahan tangis.

"Aldo! Kamu yang tenang ya! Jangan nyalahin diri kamu kayak begini!" Jeenan mengusap bahu Aldo bermaksud memberi ketenangan meskipun hatinya sendiri terasa hancur mengetahui putri kesayangannya sedang berada di IGD saat ini. Chika yang melihat Christy duduk tertunduk sambil terisak pun langsung menghampirinya.

"Christy!" Dengan tangan yang gemetar Chika menyentuh pelan punggung Christy.

"Kak Chika! Marsha Kak!" Ucap Christy dengan suara yang terdengar mulai serak. Mereka kemudian berpelukan berusaha saling memberi ketenangan. Chika sedikit dibuat bingung dengan keberadaan Ashel disana. Kemudian matanya beralih pada Zee yang duduk gelisah dengan kakinya yang terus digoyangkan. Nampak noda darah di seragam putihnya. Cindy yang memilih duduk di sebelah Zee bermaksud menanyakan tentang kejadian sebenarnya karena melihat noda darah di baju Zee.

"Ini salah Zee Tante! Marsha nungguin Zee di lapangan sampai kepalanya kena bola. Maafin Zee Tante!" Ucap Zee sebelum Cindy sempat bertanya.

"Jadi...darah ini?" Tanya Cindy menunjuk pada baju Zee. Ia mengira kalau darah ini berasal dari kepala Marsha yang terkena bola.

"Ini darah yang keluar dari hidung Marsha Tante. Maafin Zee Tante!" Cindy menghembuskan nafasnya kasar mendengar jawaban Zee. Matanya pun mulai berkaca-kaca.

"Ini bukan salah kamu! Sekarang kita hanya bisa berdoa untuk keselamatan Marsha." Ucapan Cindy membuat Zee sedikit berfikir,kenapa sedari tadi mereka sama-sama menyebutkan keselamatan Marsha bukan kesembuhan. Apa ada hal lain yang mereka khawatirkan dari Marsha. Perasaan Zee pun menjadi semakin tidak karuan.

Aku,Kau dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang