Gracio mempercepat langkahnya setelah memasuki rumah sakit tempat Ashel dan Daddy-nya dirujuk setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan raya saat hendak menjemput Anin di tempat kerjanya.
"Zee! Anin!" Panggilnya saat tiba di depan ruang IGD yang ternyata sudah ada beberapa kerabat dari Anin dan suaminya yang juga menunggu dengan raut wajah yang semuanya terlihat cemas.
"Papa!"
"Gracio!"
Sahut Zee dan Anin serempak.
"Gimana keadaan Bobby dan Ashel?" Tanya Gracio.
"Mereka masih ditangani dokter. Sepertinya keadaan mereka parah jika dilihat dari kondisi mobil yang mereka tumpangi. Kaca depan mobilnya sampai hancur Cio!!! Hiks...hiks!" Jawab Anin terisak.
"Kamu tenang dulu ya! Sekarang kita berdoa yang terbaik buat mereka berdua!" Ucap Gracio berusaha menenangkan.
"Marsha!" Zee menghampiri Marsha yang datang bersama Gracio.
"Kak Zee!" Sahut Marsha.
"Ashel...." Lirih Zee.
"Kak Zee yang sabar ya! Kita berdoa supaya Kak Ashel dan Daddy-nya baik-baik aja!" Ucap Marsha mengusap lembut lengan Zee.
"Iya Sha! Semoga aja." Zee mengangguk lalu menatap wajah Marsha yang sedikit pucat.
"Sha. Muka kamu pucet! Seharusnya kamu gak usah ikut Papa kesini! Aku malah khawatir sama kesehatan kamu kalo kayak gini!" Zee meraih tangan Marsha dan membawanya duduk di kursi tunggu yang kosong.
"Aku gak papa kok Kak! Aku khawatir sama Kak Ashel,makanya ikut kesini. Di belakang juga ada Kak Chika sama Kak Aldo,mereka tadi berhenti dulu di SPBU. Mungkin sebentar lagi mereka sampe." Ujar Marsha mengusap pipi Zee sekilas. Tepat setelah Marsha selesai mengucapkan kalimatnya,terlihat Aldo dan Chika yang datang dengan langkah sedikit berlari.
"Zee! Gimana keadaan Ashel?" Tanya Chika dengan nafas sedikit tersengal.
"Masih ditangani Dokter Kak." Jawab Zee.
Beberapa menit setelahnya terlihat seorang dokter yang keluar dari ruang IGD.
"Maaf! Salah satu pasien sadar dan meminta bertemu dengan istrinya." Ucap dokter tersebut.
"Saya istrinya Dok!" Sahut Anin dengan suara bergetar.
"Mari ikut saya ke dalam!" Ucap sang dokter mengajak Anin masuk ke dalam ruang IGD.
Namun tidak sampai lima menit Anin kembali membuka pintu dan terlihat memunculkan kepalanya.
"Gracio! Zee! Daddy-nya Ashel manggil kalian juga!" Ucap Anin yang membuat Zee dan Papanya pun bergegas masuk.
Lima belas menit setelahnya nampak Zee yang keluar dari ruangan itu lebih dulu. Raut wajahnya menunjukkan kesedihan membuat semua orang yang ada disana menatapnya dengan penuh tanya.
"Om Bobby....! Beliau ninggalin kita!" Ucap Zee tertunduk di hadapan kerabat Anin dan Bobby yang sedang menatap ke arahnya. Isakan tangis pun langsung terdengar setelah Zee mengucapkan kalimat tersebut.
"Kak Zee!" Marsha berdiri berusaha meraih tangan Zee. Namun Zee lebih dulu membawa Marsha ke dalam dekapannya.
"Sha.." Gumam Zee pelan.
"Kak Zee yang tabah ya!" Marsha membalas pelukan Zee sambil mengusap-usap punggungnya. Tak berselang lama nampak Gracio dan Anin yang juga keluar dari ruang IGD. Tatapan mereka berdua kompak mengarah pada Zee dan Marsha yang sedang berpelukan. Gracio menghampiri Zee dan Marsha lalu memberi tepukan pelan di bahu Zee. Sedangkan Anin yang terisak langsung mendapat pelukan dari para kerabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kau dan Senja
Novela JuvenilHai... Ini karya pertamaku di Wattpad. Nama-nama Cast/para tokohnya memang sengaja aku ambil dari member idol grup ibukota kita. Tapi jalan ceritanya sama sekali gak ada hubungannya sama kehidupan nyata mereka ya. Mudah-mudahan tulisan pertamaku ini...