Tak terasa sebulan telah berlalu pasca peristiwa kecelakaan yang membuat Ashel harus kehilangan sosok ayah dan juga indera penglihatannya. Setelah dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut,ternyata Ashel hanya akan bisa melihat lagi jika ada pendonor mata yang bersedia mendonorkan matanya. Selama sebulan ini pula pihak keluarga dibantu oleh pihak rumah sakit telah berusaha keras untuk mendapatkan pendonor mata secepatnya,namun masih belum membuahkan hasil. Hal ini membuat kondisi Ashel semakin memburuk. Bukan hanya fisiknya namun mentalnya tak kalah memprihatinkan. Berat badannya menurun drastis,pipinya semakin tirus dan emosinya sering meledak-ledak. Sempat beberapa kali Ashel histeris sambil melukai dirinya sendiri dengan membenturkan kepalanya ke dinding. Jika sudah begitu tak ada yang bisa dilakukan selain dengan cara menyuntikkan obat penenang. Anin hampir frustasi melihat kondisi Ashel yang kian hari semakin tidak stabil. Bahkan Gito sang anak sulung memutuskan untuk berhenti sementara dari kuliahnya sampai Ashel bisa melihat lagi nantinya.
"Cel...makan dulu ya! Kamu belum makan lho dari pagi!" Ucap Zee lembut sambil mengangkat sendok yang sudah berisi nasi dan sayur di atasnya,berharap Ashel mau membuka mulutnya.
"Gue gak laper!!" Ketus Ashel berusaha menepis tangan Zee yang ia yakini sudah berada di depan mulutnya. Zee kaget dengan perubahan sikap Ashel. Karena selama ini meskipun kondisi mental Ashel sedang tidak stabil,Ashel tidak pernah bersikap kasar padanya,apalagi sampai mengganti sapaan dari aku/kamu menjadi gue/elo.
"Kamu kenapa,heum? Mau makan yang lain? Bosen ya ama sayur?" Zee mencoba tetap tenang dan berkata selembut mungkin.
"GUE GAK LAPER! LO GAK DENGER GUE NGOMONG BARUSAN??" Zee semakin terkejut dengan Ashel yang malah membentaknya.
"Cel..." Ucap Zee pelan hendak mengelus bahu Ashel namun Ashel langsung berdiri dengan kasar.
"Lo mendingan pulang Zee! Gue gak mau lo terus-terusan bersikap lembut ke gue cuma karena lo kasihan ama gue!" Kata-kata dari Ashel membuat Zee semakin mengerutkan dahinya.
"Tapi Cel..!"
"KELUAR!!" Lagi,Ashel kembali membentaknya. Akhirnya dengan berat hati Zee membalikkan badannya berniat meninggalkan kamar Ashel.
"Kenapa gak bilang sama gue?" Ucapan Ashel yang terdengar sedikit bergetar menghentikan langkah Zee yang sudah membuka pintu kamar.
"Kenapa?? Lo pikir gue bakalan dengan senang hati nerima lo jadi pendamping hidup gue dengan kondisi gue yang kayak gini? Jangan-jangan selama sebulan ini sikap lembut lo cuma akting karena lo cuma berusaha buat memenuhi permintaan terakhir Daddy? Iya kan?"
"Shel..." Lirih Zee yang kembali membalikkan tubuhnya dan perlahan melangkah menghampiri Ashel.
"Jangan deket-deket! Diem disitu! Gue tau lo cuma sayang ama Marsha! Jadi kenapa lo harus akting di depan gue Zee? Seharusnya lo kasih tau gue soal pesan terakhir Daddy! Gue tau hati dan pikiran lo pasti terbebani karena itu kan? Jawab Zee!" Kali ini Ashel membalikkan tubuhnya sambil menerka-nerka keberadaan Zee di hadapannya.
"Shel...aku..minta maaf karena gak cerita sama kamu soal itu. Tadinya aku gak mau ngebahas itu dulu sekarang. Aku nunggu waktu yang tepat setelah kamu bisa melihat lagi nanti. Jadi sekarang kamu juga gak usah terlalu mikirin soal itu dulu ya!" Tutur Zee sambil berusaha mengikis jarak dengan Ashel.
"Stop!! Jangan maju!!"
"Seharusnya gue mati aja waktu itu....hiks....hiks....daripada hidup tapi harus jadi beban semua orang!" Suara Ashel terdengar melemah saat lututnya menyentuh lantai kamar.
"Daddy...kenapa Daddy ninggalin Ashel...hiks...hiks....kenapa Daddy gak sekalian bawa Ashel juga...Ashel gak sanggup Dad...gak sanggup...hiks..hiks...!" Rintihan Ashel terdengar begitu menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya. Tidak terkecuali Marsha yang sekarang ini ikut menitikkan air mata sambil bersandar pada tembok depan kamar Ashel. Ia mendengar secara langsung percakapan antara Ashel dan Zee sejak beberapa menit yang lalu saat dirinya dan Aldo tiba di depan kamar Ashel. Mereka berdua semula hendak masuk,namun niat itu diurungkan saat mereka mendengar suara Ashel yang membentak Zee tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kau dan Senja
Dla nastolatkówHai... Ini karya pertamaku di Wattpad. Nama-nama Cast/para tokohnya memang sengaja aku ambil dari member idol grup ibukota kita. Tapi jalan ceritanya sama sekali gak ada hubungannya sama kehidupan nyata mereka ya. Mudah-mudahan tulisan pertamaku ini...