Bab XXI

781 91 20
                                    

Seminggu berlalu semenjak kejadian bola basket yang menghantam kepala Marsha hingga membuatnya terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Terhitung sudah tiga hari ini Marsha melakukan aktifitas seperti biasanya,termasuk mengikuti pelajaran di sekolah. Banyak perubahan yang terjadi di diri Marsha terutama pada pribadinya yang menjadi semakin humble dan periang. Tidak seperti sebelumnya yang cenderung irit bicara terutama pada orang yang tidak begitu akrab dengannya. Namun perubahan itu sangat kontras dengan Zee. Anak dari Gracio itu justru terlihat murung dan sering melamun selama beberapa hari belakangan ini. Hal ini tentunya tidak luput dari perhatian Marsha dan Aldo.

"Kak Zee!" Panggil Marsha lembut saat keduanya sedang duduk di kursi taman belakang sekolah.

"Heum?" Zee hanya membalas dengan deheman tanpa menoleh ke Marsha. Pandangannya lurus menatap kupu-kupu yang hinggap pada tanaman bunga di hadapannya.

"Kak Zee baik-baik aja kan?" Zee langsung menoleh saat Marsha bertanya seperti itu.

"Aku baik kok Sha!" Jawab Zee dengan senyum yang terlihat dipaksakan.

"Tapi mata Kak Zee ga bilang begitu! Bibir Kak Zee mungkin bisa berbohong,tapi mata Kak Zee ga akan mampu menutupinya dari aku! Kak Zee kenapa? Jujur sama aku,please!" Ucap Marsha dengan nada memohon sambil menatap dalam wajah Zee. Beberapa detik setelahnya Marsha tersentak saat menyadari wajah Zee terlihat lebih pucat dari biasanya.

"Kak Zee sakit??" Kini Marsha terlihat panik dan meletakkan punggung tangannya di dahi Zee.

"Aku ga papa Sha! Kamu ga usah panik gitu,okey!" Zee meraih kedua tangan Marsha lalu menggenggamnya.

"Tapi Kak-..."

"Sssst! Udah ya! Aku ga papa kok! Aku pinjem bahunya sebentar ya?" Pungkas Zee memotong ucapan Marsha lalu menyenderkan kepalanya pada bahu gadis di sampingnya itu. Cukup lama Marsha membiarkan Zee berada di posisi itu tanpa bersuara. Hingga akhirnya suara bel pertanda berakhirnya istirahat pun terdengar.

"Kak Zee! Udah bel Kak,kita ke kelas yuk!" Marsha menepuk pelan lengan Zee namun tidak ada jawaban.

"Kak Zee!" Marsha mengusap pipi Zee kali ini namun tetap tidak ada respon. Alisnya bertaut saat kepala Zee terasa semakin berat di bahunya.

"Kak Zee tidur ya?" Marsha lantas memindahkan kepala Zee ke dalam pangkuannya. Kemudian ia kembali meletakkan punggung tangannya di dahi Zee.

"Badan kamu panas banget Kak Zee! Kamu pasti lagi ga baik-baik aja." Gumamnya.

"Kak Zee! Kita ke ruang UKS aja yuk!" Marsha mencoba membangunkan Zee dengan sedikit mengguncang lengannya.

"Kak! Kak Zee!" Marsha dibuat panik saat Zee masih tidak merespon kala ia menepuk-nepuk pipinya.

"Astaga!! Kak Zee!!!" Aldo dan Oniel yang sedang kebetulan lewat dan mendengar pekikan dari Marsha pun langsung berlari menghampiri.

"Marsha! Zee kenapa Sha?" Tanya Aldo yang melihat Marsha masih menepuk-nepuk pipi Zee.

"Ga tau Kak! Aku kira Kak Zee ketiduran,tapi pas aku bangunin dia ga ngerespon sama sekali!" Jawab Marsha yang makin terlihat panik.

"Apa mungkin pingsan ya? Soalnya mukanya pucet banget!" Ucap Oniel.

"Pingsan?? Ya udah kalo gitu kita bawa ke ruang UKS aja sekarang! Bantuin gue Niel!" Titah Aldo yang berusaha membopong tubuh Zee.

"Oke!" Oniel lantas membantu Aldo membopong tubuh Zee menuju ruang UKS diikuti oleh Marsha di belakangnya yang terlihat sangat cemas.

Sesampainya di ruang UKS Aldo dan Oniel langsung meletakkan Zee di atas bangsal.

"Ini kenapa? Pingsan?" Tanya Bu Eli selaku petugas di ruang UKS.

Aku,Kau dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang