"Gimana hubungan kamu sama Ashel?".
Pertanyaan Papa membuatku menghentikan suapanku. Kemudian aku meneguk segelas air putih terlebih dulu sebelum menjawabnya.
"Yaa gak gimana-gimana Pah,baik-baik aja kayak biasanya. Paling sesekali dia suka ngambek klo Zee jahilin atau gangguin."
Namun sepertinya papa tidak puas dengan jawabanku.
"Kamu ngerti kan maksud pertanyaan Papa ke arah mana? Ashel itu gadis yang cantik,pintar,baik dan yang paling penting hubungan baik keluarga kita dengan keluarganya sudah terjalin cukup lama. Masuk kriteria calon menantu idaman Papa loh." Ucap Papa sedikit panjang.
"Apaan sih Pah,Zee sama Ashel masih kelas 12 lho,masa dah ngomongin calon menantu segala."
Saat aku tengah sibuk merangkai kata agar bisa keluar dari obrolan ini,tiba-tiba terdengar suara dari pintu depan.
"Assalamualaikum...Good Morning Om...Selamat Pagi Zee...!!!"
Gadis itu selalu seperti ini,ceria,penuh semangat dan yang pasti sukses menambah nilai plus di hadapan Papa.
"Wa alaikum salam... Panjang umur kamu Shel. Kita barusan lagi ngomongin kamu lho. Yuk,sekalian sarapan bareng sini!". Ucap Papa sambil menunjuk ke arah kursi kosong di dekatnya.
"Gak usah Om,Ashel tadi dah sarapan kok di rumah. Eh barusan Om bilang lagi ngomongin aku? Sepagi ini kamu dah ngeghibahin aku Zee?" Gadis itu bicara sambil menatapku dengan tatapan mengintimidasi.
"Ih...gak usah GR deh! Ya udah yuk kita berangkat sekarang takutnya kesiangan..!!" Aku berdiri lalu mengambil tasku,kemudian berpamitan pada Papa.
"Zee sama Ashel berangkat ya Pah,Assalamualaikum.." Ucapku sambil mencium tangannya. Ashel pun melakukan hal serupa.
"Wa alaikum salam.. ya udah kalian hati-hati di jalannya. Zee gak usah ngebut-ngebut,inget kamu ngebonceng anak orang..!!" Tegas Papa mengingatkan. Aku hanya menjawab dengan acungan jempol sambil berjalan keluar rumah diikuti oleh Ashel.
Kami tiba di sekolah 10 menit sebelum gerbang ditutup. Setelah memarkirkan motor kami berjalan menuju kelas dengan diiringi obrolan-obrolan random yang sesekali membuat gadis di sampingku ini tertawa bahkan sampai memukul lenganku berkali-kali. Banyak pasang mata yang melihat ke arah kami,bahkan tidak sedikit yang berbisik karena iri katanya melihat keuwuan kami. Padahal menurutku ini lebih cenderung ke arah KDRT,gak ada sisi uwunya karena lenganku sakit akibat pukulannya.Sebelum berpisah menuju kelas kami masing-masing,aku dan Ashel pun berhenti sebentar.
"Belajar yang rajin,jangan ngegosip terus...!!" Ucapku sambil mengusap kepalanya sehingga membuat rambutnya sedikit berantakan."Iiih.... Al-Jazeera Harlan Pratamaaa...!!! Rambut gue rusaak...!!!". Teriaknya padaku yang sudah berlari meninggalkannya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah berjalan seperti biasanya. Dan karena hari ini tidak ada kegiatan Ekskul,maka setelah bel pulang berbunyi aku langsung keluar kelas menuju kelas Ashel yang berada di kelas XII IPA B.
"Kita langsung pulang ya,kamu ga ada kegiatan lagi kan?" Tanyaku.
"Tumben ga nongkrong atau mampir-mampir dulu?"
"Papa minta ditemenin kondangan." Jawabku.
"Emang tetangga kita ada yang hajatan ya?" Tanyanya lagi.
"Bukan orang komplek kita kok Shel,tpi temen kerja Papa. Acaranya di gedung deket pantai." Jawabku sambil memberikan helm padanya karena tanpa terasa kami sudah sampai di parkiran sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kau dan Senja
Teen FictionHai... Ini karya pertamaku di Wattpad. Nama-nama Cast/para tokohnya memang sengaja aku ambil dari member idol grup ibukota kita. Tapi jalan ceritanya sama sekali gak ada hubungannya sama kehidupan nyata mereka ya. Mudah-mudahan tulisan pertamaku ini...