Pagi ini Marsha merasakan tubuhnya yang lebih fit daripada kemarin. Wajahnya pun terlihat lebih segar. Ia berniat untuk masuk sekolah hari ini. Setelah selesai mandi dan bersiap dengan seragamnya,ia pun turun menghampiri anggota keluarga lainnya yang sudah menunggu di meja makan untuk sarapan sebelum melanjutkan aktifitas masing-masing.
"Pagi sayaaang!!" Sapa Jeenan dan Cindy kompak.
"Pagi Pa,Ma." Balas Marsha diiringi senyum.
"Seger banget nih kayaknya." Ledek Chika.
"Banget Kak. Semangat nih. Kebetulan Mapel pertama hari ini Olahraga." Sahut Marsha antusias.
"Tapi kamu harus inget ya sayang,jangan memaksakan diri. Kalo dah ngerasa capek kamu izin sama gurunya buat istirahat!" Cindy berkata selembut mungkin agar tidak merubah mood Marsha yang sedang baik.
"Iya Ma. Mama Tenang aja." Jawab Marsha.
"Emmmh. Hari ini biar Papa yang antar kamu ke sekolah ya sayang?" Tutur Jeenan.
"Loh. Ga usah Pa! Nanti Papa telat ke kantornya. Marsha bareng ama Kak Aldo aja kayak biasa." Tolak Marsha lembut.
"Papa gak akan telat kok sayang. Boleh ya?" Ucap Jeenan penuh harap.
"Oke." Marsha mengangguk. Kemudian mereka berempat mulai menikmati sarapan paginya. Tak lupa Marsha mengabari Aldo kalo dirinya akan berangkat bersama sang papa.
Saat di dalam mobil Jeenan tidak banyak bicara. Ia hanya sesekali melirik anak gadis kesayangan di sebelahnya sambil tersenyum.
"Papa kenapa senyam senyum terus dari tadi?" Tanya Marsha yang mulai penasaran dengan sikap papanya.
"Loh. Emang gak boleh ya? Papa cuma sedang mensyukuri pemberian Tuhan yang ada di sebelah Papa aja kok."
"Apa yang bisa disyukuri dari seorang Marsha Pa? Gadis penyakitan dan selalu bikin kalian susah." Marsha tersenyum miring lantas membuang pandangannya ke kaca mobil di sampingnya.
"Sayaaang. Kamu harus tahu kamu itu anugerah terindah dari Tuhan untuk Papa yang sangat sangat pantas untuk disyukuri. Orang tua mana pun pasti sangat menginginkan memiliki anak yang cantik,pintar dan kuat seperti kamu. Dan itu semua ada di diri kamu sayang." Jeenan sedikit memelankan laju mobilnya kemudian ia mengusap punggung tangan kanan Marsha lantas menggenggamnya. Namun Marsha masih bergeming.
"Dan anak kesayangan Papa ini juga yang bikin Bunda harus meninggalkan Papa lebih cepat." Timpal Marsha tanpa merubah posisinya. Jeenan menarik napas panjang dan membuangnya perlahan seraya menepikan mobilnya ke bahu jalan. Entah sampai kapan anak gadisnya ini akan selalu menyalahkan dirinya sendiri. Jeenan mematikan mesin mobilnya dan membuat Marsha menengok ke arahnya.
"Sayaaang. Berapa kali Papa harus bilang kalo itu semua kecelakaan. Gak ada satu pun di antara kita yang menginginkan hal itu terjadi. Jodoh dan maut semuanya sudah ditentukan oleh Tuhan. Papa sudah rela dan mengikhlaskan semua karena itu sudah menjadi keputusan Tuhan. Hati Papa justru semakin hancur kalo kamu selalu saja menyalahkan diri kamu,Marsha." Jeenan menatap dalam pada wajah Marsha. Ia berusaha menahan agar dirinya tidak menangis.
"Maafin Marsha Pa." Ucap Marsha pelan dengan membalas genggaman tangan Jeenan.
"Kamu ga perlu minta maaf sayang. Kamu ga salah." Jeenan menggeleng kemudian menarik Marsha ke dalam pelukannya. Marsha pun membalas pelukan Jeenan dengan sangat erat.
"Papa harap mulai sekarang kita bisa melanjutkan hidup tanpa harus selalu mengungkit peristiwa yang sudah lama berlalu. Kamu mau kan sayang?" Pertanyaan Jeenan hanya dibalas anggukan pelan dari Marsha.
***
Christy yang baru turun dari mobil langsung menghampiri Aldo yang sedang berdiri sendiri di gerbang sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/325436996-288-k973979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kau dan Senja
Novela JuvenilHai... Ini karya pertamaku di Wattpad. Nama-nama Cast/para tokohnya memang sengaja aku ambil dari member idol grup ibukota kita. Tapi jalan ceritanya sama sekali gak ada hubungannya sama kehidupan nyata mereka ya. Mudah-mudahan tulisan pertamaku ini...