Pt. 2

168 13 0
                                    

Sebelumnya, Aku Sudah Mengatakan Bahwa Aku Adalah Anak Ke - 2 Dikeluarga. Aku Lahir Pada 9 April 1994. Aku Saat Ini Telah Lulus Sebagai Sarjana Fashion Designer. Aku Sangat Menyukai Dunia Fashion Dari Kecil, Karena Aku Terlalu Sering Melihat Mamih Menggunakan Banyak Gaun Mewah Yang Indah. Kadang Juga Aku Sering Ikut Mamihku Untuk Melakukan Fitting Baju. 

Karena Terlalu Sering Aku Melihatnya, Aku Merasa Tertarik Untuk Terjun Ke Dunia Fashion. Makanya Aku Memilih Untuk Masuk Dijurusan Fashion Designer. Namun Pada Tingkat Tahun Terakhir, Aku Mendapatkan Ujian Terberat. Dimana Ayahku Pensiun Dini Yang Berdampak Pada Keluargaku Secara Financial, Sehingga Aku Memutuskan Untuk Membantu Mamih Sebagai Tulang Punggung Keluarga.

Karena Kuliah Dengan Jurusan Yang Aku Ambil Memerlukan Dana Yang Tidak Cukup Sedikit. Pada Awalnya Ayah Dan Mamih Menentangku Untuk Bekerja Karena Kuliahku Belum Selesai, Namun Aku Meyakinkan Mereka Membiarkanku Untuk Bekerja. 

Saat Itu Ayah Berkata "Apakah Kamu Yakin Dengan Keputusanmu Ini Nak?"

Aku Menjawabnya "Iya Yah.. Aku Sangat Yakin. Karena Aku Juga Butuh Uang Untuk Biaya Kegiatan Kuliah Disemester Akhir Ini Yah.." (Dengan Nada Sedih)

"Bagaimana Dengan Kuliahmu Nak?" Tanyanya Lagi.

"Hem... Aku Bisa Tetap Kuliah Ayah... Tapi Aku Ambil Kelas Malam, Biar Aku Bisa Fokus Kerja Terlebih Dahulu Yah..." Jawabku Pada Ayah.

"Kamu Yakin Sayang? Maksudnya Mamih Dan Ayah Memangnya Tidak Akan Keteteran Kuliahnya Nanti?" Tanya Mamih Padaku. 

"Mudah-Mudahan Tidak Akan Keteteran Nyonya... Hehe..(Sambil Cengengesan)". Dan Melanjutkan Jawabnya Yang Kali Ini Beneran Serius "Tidak Akan Mih... Aku Yakin Hal Itu Tidak Akan Terjadi, Karena Aku Akan Mengutamakan Pendidikanku Terlebih Dahulu Jika Aku Keteteran. Tapi Aku Sangat Yakin Itu Tidak Akan Terjadi Mih.. Yah..".

"Lalu, Apakah Kamu Sudah Mendapatkan Pekerjaannya?" Kali Ini Kak Tian Lah Yang Menanyaiku.

"Belum Kak.." Jawabku Pada Kak Tian Didepan Ayah & Mamih.

"Bagaimana Kalau Kamu Kerja Seperti Mamih? Mau Gak?" Begitulah Respon Mamih Saat Mendengar Jawaban Aku Saat Ditanya Oleh Kak Tian. 

Asal Kalian Tahu Kalau Mamih Itu Menginginkan Diriku Untuk Seperti Mamih Dari Aku Masih Kecil. Karena Aku Memiliki Bakat Seperti Mamih Dari Sejak Aku Bisa Berbicara Dan Berjalan, Itulah Sebabnya Mamih Selalu Membawaku Ketempat Kerjanya Dari Dulu. Tapi Pada Saat Aku Masuk Kuliah Dan Pas Ditanya "Mau Ambil Jurusan Apa?". Jawabanku Dengan Cepat Menjawab "Fashion Designer".

Seketika Aku Menjawab Pertanyaan Mamih Dengan Berkata "Mih... Please Ya.. Cerry Gak Mau Kerja Kayak Gitu Mih.. Cerry Gak Pede Mih.. Bukannya Cerry Gak Suka Sama Kerjaan Seperti Mamih.. Tapi Cerry Cuman Ngerasa Gak Pede Mih... Nanti Yang Ada Malah Nama Baik Mamih Yang Rusak.. Cerry Gak Mau Ya Mih.. Kalau Begitu Mih.." (Dengan Nada Lembut Agar Mamih Tidak Merasa Tersinggung).

"Ya Sudah Kalau Itu Memang Keputusan Cerry, Mamih Bisa Apa? Mamih Gak Akan Maksa Kamu Kok Sayang.. Mamih Cuman Ingin Memastikan Apa Kamu Yakin Tidak Tergiur Dengan Pekerjaan Yang Sama Dengan Mamihmu Ini? Soalnya Kak Tian Juga Selalu Menolak Tawaran Kerjaan Seperti Kayak Mamih.. Ya Kan Kak?" (Dengan Nada Sedikit Meledek Kak Tian Yang Sedang Asik Dengan Ponselnya)

"Iyain Aja Omongannya Nyonya Mah.. Xixixi.. Ya Gak Dek Eya?" Jawab Kak Tian Sambil Mengganggu Eya Yang Sedang Asik Nonton Tv Di Ruang Keluarga.

"Apaan Sih Kak Tian GaJe Banget Deh.. Iyuh.. Wleee.." Balasan Dek Eya Ke Kak Tian Selalu Memperlihatkan Betapa Akurnya Mereka Kalau Lagi Dirumah.

TO BE DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang