BAB 1

29 4 9
                                    

"Jolieee, hari ini masih cantik ajaaa."

"Selamat pagi Jolie, semoga hari ini secerah wajah mu yaa."

"Jolie Jolie, semalem aku mimpi jalan sama kamu, hari ini boleh dong kita jalan?"

"Kak Jolie aku ada satu cemilan buat kamu, semoga kakak suka deh."

"Jolie, mau nyanyi bareng enggak? Kebetulan vokalis band lagi sakit nih."

"Jolie, jalan lupa nonton pertandingan ku nanti yaa. Bakal ku menangin deh."

"Jolie tunggu, ini aku bawa bunga jauh jauh ambil dari puncak gunung Rinjani cuma buat kamu."

"Jolie belajar bareng yuk?"

"Jolie Jolie, hari ini pake bedak apa? Ajarin jadi cantik kek kamu dong."

"Jolie Jolie Jolie, mau siomay?"

Beberapa pertanyaan muncul begitu saja, Jolie hanya bisa menjawabnya dengan anggun.

"Iyah, terimakasih semuanya." Dengan senyuman yang mampu membuat mereka tersipu malu.

Jolie ini dewi, dia tidak boleh berkata sembarangan, apa lagi sampai menyingung mereka semua.

Di SMA Brahmana ini, siapa sih yang tidak kenal dengan Jolie Mawari. Nama yang bagus dan paras yang cantik itu, bisa membuat siapa pun saja akan mengidolakannya.

Bukan di kalangan laki laki saja, bahkan beberapa perempuan akan sangat mengidolakan sosok Jolie sang dewi sekolah ini.

Senyuman yang sangat angun membuat pesonanya selalu terpancar begitu saja.

Jolie melewati lorong sembari terus tersenyum tanpa henti, karena sekarang semua sedang menyapanya.

Kalo kalian berfikir Jolie ini lemah lembut dan baik hati, emmm kalian mungkin salah.

Di dalam jauh hari Jolie ia sudah mengumpat.

'cuy, hari hari selalu begini, orang orang ini? Apa mereka enggak bosen?' celetuknya dalam hati.

Sambil masih tersenyum, ia menyibakan rambunya.
'Tapi ya sudahlah, itu memang tugas mereka untuk mengangumi kecantikan dan keanggunan ini, tidak boleh ada yang mengabaikan dewi SMA Brahmana."

Jolie masuk ke kelas begitu saja. Di kelas masih sama, semua menyapa Jolie seperti halnya menyambut ratu.

"Jolia, hari tetep cantik yaa."

Jolie cuma tersenyum malu.
"Ahhh apa iya?"

"Jolie, kamu itu harus percaya diri, intinya sih selalu senyumin kita."

Jolie semakin mengembalikan senyumannya.
"Ohh begitu kah?"

Semua anak anak di kelas 12 MIPA 1 itu tertawa, Jolie juga ikut tertawa. Selain dewi sekolah, dia harus pandai bergaul agar semua orang nyaman di dekatnya.

"Jolie, anterin aku ku ruang guru yuk?"

"Ah Ema apan sih, ajak ajak Jolie, dia kan baru sampe!" Keluh anak laki laki di kelas itu.

Jolie hanya tertawa menanggapinya.
"Woy woy, jangan frustasi dong, aku masih tetep di kelas ini, enggak kemana kemana loh."

"Jolie duduk dulu deh, kasian masak dewi kita harus berdiri." Anak perempuan menggeser kursi untuk Jolie.

Jolie mengeleng pelan.
"No thanks, aku mau nemenin Ema buat ke ruang guru dulu." Jolie melepas ransel warna merahnya ke atas meja.

Jolie menatap Ema dengan eskpresi untuk mengajaknya segera pergi.

Ema memalingkan wajahnya ke arah teman teman sekelasnya yang sudah pada bubar ke tempatnya masing masing.
"Aku kagum loh sama kamu, kamu bisa membuat mereka nyaman."

Jolie menggandeng tangan Ema dan mengajak gadis dengan rambut sebahu itu itu keluar kelas.

"Ema kalo mau ngomong sama mereka, Ema juga bisa dekat loh, mereka asik." Jolie masih tetap tersenyum.

Ema tertawa receh, lucu sekalih perkataan gadis berambut pirang di sampingnya ini.

"Sepertinya itu hanya berlaku untuk dirimu saja," Jawab Ema pelan.

Jolie denger itu, Namaun sepertinya ia harus pura pura tidak dengar.
"Apa?" Jolie dengan wajah polos mendekatkan diri kepada Ema.

Ema sontak menjauh.
"Ah bukan apa apa, hanya saja aku tidak bisa jadi dirimu, yang bisa di sukai oleh seluruh siswa."

Jolie tersenyum tipis.

'takdir ku memang begitu sih, jadi ya enggak usah heran.' Batin Jolie

Di perjalanan masih ada beberapa siswa yang nyamperin Jolie.

"Kak Jolie mau kemana? Ini makanan buat kakak." Anak laki laki itu menyodorkan sebuah kota bekal ke arah Jolie.

Jolie pun menerimanya dengan perasaan senang.
"Wah repot repot, makasih yaa!"

"Jolieee selamat pagi."

"Jolie semoga harimu menyenangkan yaaa."

"Jolie mau ke kantin bareng gak nanti?"

"Jolie Jolie, munduran dikir dong, cantiknya ketingalan."

"Jolie Jolie..."

Ema langsung menarik tangan Jolie ke dalam ruang guru.

Ema menghela napasnya capek.
"Bisa bisanya gadis di sampingnya ini sepopuler itu." Ema melirik Jolie yang sedang tolah toleh di sana.

Ema merapikan rambutnya dan segera mencari meja guru yang di tujunya.

Sedikit lama mencari dan menunggu Ema, bel masuk juga sudah kedengaran, Jolie memilih keluar dari ruang guru.

Jolie menutup pintunya dan menghela napasnya pasrah.

'sialan, gua capek anjir, mereka ngajak gua mulu, seenaknya banget.' cibir Jolie dalam hati.

Jolie merapikan rambut pirang panjangnya. Ia harus tetap cantik.

Tag tag tag

Jolie menoleh ketikan mendengar suara langkah kaki. Ada satu cowok yang tengah berjalan ke arahnya.

Jolie tersenyum miring melihatnya.

'udah tau mau masuk, masih saja mau memberikan salam pada gua.'

Jolie menyambut laki laki berseragam sama dengannya itu dengan senyuman dengan satu tangan di belakang.

Namun hening..

Jolie melirik anak laki laki itu, betapa kagetnya dia melihat laki laki itu tengah tersenyum. Bukan tersenyum kearahnya tentunya. Namun ke arah ponsel.

Ha? Ini pertama kalinya terjadi kepada Jolie, bagaimana mungkin ada hal yang lebih menarik dari pada dirinya?

Jolie masih menatap anak laki laki yang kian menjauh itu, jadi dia benar benar di abaikan?

"Jolie, ayok balik."

Jolie hampir aja terkejut, ia menoleh ke belakang dan melihat Ema yang tersenyum kepadanya. melihat senyuman itu membuat Jolie yakin pesonanya tidak hilang, tapi kenapa anak laki laki tadi sama sekalih tidak tertarik dengan pesonanya.

Pesona Jolie ini bisa menarik semua orang yang melihatnya, ia selalu jadi pusat perhatian, tapi kali ini?

Siapa laki laki itu sebenarnya sih?

To be continued

About You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang