Bab 3

7 2 9
                                    

"Apa apan nih bidadari surga malah bersanding sama rempahan rempeyek."

Rin mencibir kesal mendengar ungkapan itu, dari tadi sampai keluar sekolah banyak yang tidak suka Jolie yang notabenenya bidadari malah jalan bareng sama dia yang di anggap cewek jadi jadian. Enak saja.

"Maaf ya, hiraukan saja mereka, kamu cantik kok." Jolie tersenyum ke arah Rin.

Mereka berdua masih tetap berjalan sedikit berlari untuk mengikuti sang target.

Rin cuma menoleh sekilas dan cuma membalas dengan decakan saja.

Jolie kesal melihat Rin yang seperti tidak menghargainya itu.

"Dia pikir dia siapa?" Batin Jolie.

Kini tiga cowok yang berjalan di depannya dengan santuy itu berhenti di perempatan jalan. Di lihatnya mereka tengah tos tidak tau tujuannya apa.

Rin dan Jolie berhenti.

Rin tersenyum miring.
"Mereka pisah di sini."

Jolie menoleh ke arah Rin.
"Tempat tinggal mereka beda beda?"

Rin melipat kedua tangannya.
"Ya yaallah, lu pikir sama?" Kesal Rin.

Jolie cuma tertawa kecil untuk menanggapinya. Tentu saja beda di dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

Rin menyengol lengan Jolie.
"Tuh tuh, Ben naik ke angkot, kita naik juga gas lah."

Jolie melotot di tempat. Dia memang bisa naik ojek atau semacamnya itu, tapi ini angkot?

Naik bersama sama dan desak desakan?
Karena angkot itu mengarah ke tempat Jolie dan Rin berdiri, jadi Rin berinisiatif untuk angkot itu juga.

"Ayo, Jol. Kita naik," ajak Rin.

Jolie panik, dia binggung cara menolaknya bagaimana.
"Ehh anu, gimana ya, eee..."

"Pak pakkk naik paakkk.."

Belum selesai menjawab Rin langsung menarik tas Jolie untuk naik ke angkot karena angkot sudah jalan dan berada di samping mereka.

Rin dan Jolie masuk ke angkot begitu saja. Angkot langsung melanjutkan jalannya lagi.

Jolie melihat sekitar, tidak buruk penumpang masih dikit, tapi pasti nanti nambah banyak juga.

Jolie dan Rin duduk di depan Ben. Ben masih saja di dalam angkot memperhatikan ponselnya.

"Cuy, gak sakit tuh mata? Lihat apa sih lu?" Tanya Rin begitu saja.

Ben terlihat terkejut melihat Rin di hadapannya.
"Lah, kok lu bisa di sini sih Tupai?"

"Ehhhh, sengaja sih ngikutin lo!" Rin memutar bola matanya malas.

Ben mendelik kaget. Matanya tak biasa melihat Rin.
"Dih, punya niat jahat ya lu?"

Rin mencibir kesal.
"Sialan dasar banteng."

Jolie kaget, ternyata Rin akrap juga dengan Ben. Yang bikin aneh, Ben sama sekalih tidak meliriknya.

"Ekhemm." Jolie pura pura batuk membuat mereka berdua berhenti.

Rin memalingkan pandangannya kesal. Sementara Ben kembali menatap ponselnya.

Jolie mencoba tersenyum biasa ke arah Ben.
"Kau lihat apa?" Tanya Jolie lembut.

Ben cuma menarik alisnya. Matanya masih saja menatap ke arah ponsel.

"Lihat masa depan."

"Masa depan kok lihat di hp? Emang sebagus apa sih masa depan mu?" Tanya Jolie. Entahlah itu pertanyaan keluar sendiri dari mulut Jolie.

Ben sedikit tersinggung.
"Indah kok, yang gak ngerti mah pasti bilang biasa saja," Jawab Ben sedikit jengkel dengan mata yang masih tidak ingin melihat Jolie.

Rin menoleh ke arah Jolie.
"Kau rebut saja hpnya dan lihat apa yang selalu di perhatiin dia di hpnya itu."

Ide yang bagus tapi ya tidak mungkin Jolie lakukan.

Jolie memutar otak. Ia kembali tersenyum ke arah Ben.

"Oh iya, kau belum kenal aku kan?"

"Sekelas dia mah terkenal, Ben. Elo tuh kebangetan kalo enggak kenal dia." Kata Rin.

Ben pun kali ini mendongak untuk melihat sang lawan bicara.

Jolie melihat tidak ada yang sepesial di mata Ben terhadapnya.

"Ohh, gue Ben. Nama lo?" Ben tersenyum sembari mengalurkan tangannya.

Jolie menatap tanya itu lama. Jolie pun langsung menyambut tangan itu dan menggenggamnya erat.

Biasanya dengan begini laki laki bakal luluh kepadanya, tapi Ben masih terlihat biasa saja.

"Jolie."

Kedua tangan itu terlepas. Ben kembali ke kegiatannya lagi.

Jolie hendak bertanya namun tiga tiba ada penumpang lain yang naik.

Rin yang sadar ada penumpang lain pun langsung menarik Jolie berdiri dan pindah tempat ke dekat Ben.

"Waduh cakep banget neng, kok tumben naik angkot, anak mana nih?"

"Emang yang cakep gak boleh naik angkot gitu?" Tanya Rin kepada Abang Abang yang baru saja naik angkot itu dengan tatapan sinis.

Abang Abang itu hanya tertawa.
"Yah enggak heran aja, penampilannya aja rapi gini masak naik angkot, kelihatannya juga emaknya gak biasa naik angkot, ya kan embak?"

Betul sekalih yang di katakan Abang Abang tampang kek preman itu.

Jolie rasanya ingin sekalih segera turun.

Jolie pun menoleh ke arah Ben.
"Mau makan enggak? Aku traktir deh." Jolie tersenyum ke arah Ben yang duduk di sampingnya, kepalanya pun agak di mencengkan agar di lihat oleh Ben.

Ben melirik Jolie.
"Boleh, di mana?"

Jolie terkejut, biasanya orang orang yang ia ajak pergi kemana itu selalu berfikir panjang karena malu di ajak oleh orang sepertinya, tapi ini? Ben langsung saja menerimanya dengan eskpresi yang biasa saja.

Rin melihat jelas raut kecewa Jolie.

"Maunya apa sih njir, cewek ini?" Batinya.

To be continued

About You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang