"Kalian berdua mau masuk apa duduk di luar?" Tanya Ben.
Ben menatap keduanya berganti, ia binggung juga sih untuk menerima tamu tapi orang rumah gak ada, mana dua duanya cewek lagi.
Jolie dan Rin saling tatap binggung, masak tamu disuruh duduk di luar?
"Di rumah gak ada siapa siapa, jadi takut aja tetangga mikir yang enggak enggak," jelas Ben sebelum keduanya berfikir yang enggak enggak terhadapnya.
"Ibu kamu di mana?" Tanya Rin menyela Jolie yang hendak ingin berucap juga.
Jolie yang baru saja membuka mulutnya melirik Rin tak percaya.
"Mungkin keluar bentar, kalian duduk aja di luar bentar, aku ambilin minum buat kalian berdua, minum apa aja ya? Es teh mau kan?"
Keduanya pun hanya mengangguk patuh, Ben juga cuma senyum tipis untuk menanganinya.
Ben pun beranjak masuk ke dalam rumah minimalis itu, di depannya ada dua kursi yang sengaja di letakkan di sana.
Jolie dan Rin belum juga beranjak duduk di sana. Mereka berdua saling tatap mata sedikit lama. Entah apa yang mereka berdua pikirkan satu sama lain.
"Ngaku, kamu suka sama Ben kan?" Jolie terlebih dulu berucap. Walau raut wajahnya terlihat biasa saja, namun mata Jolie kini sedang menatap tajam Rin.
Rin memalingkan wajahnya sedikit tertawa mendengar ucapan Jolie. Lelucon apa itu yang baru saja dikatakan Jolie?
"Kalo gua suka Ben, gua gak mungkin dong dukung lo, Jolie," kata Rin tersenyum ke arah Jolie. Ia sedikit mengejek gadis itu.
Jolie tersenyum tipis untuk menanggapinya.
"Oh ya? Tapi kamu kelihatan jelas menyukai Ben, yah enggak salah sih suka sama dia, tapi kenapa kamu gak berjuang untuk cinta mu itu?" Jolie mengangkat dagunya.Rin semakin ingin dibuat tertawa.
"Udah gua bilang kan, gua ini enggak suka sama Ben, paham?" Greget Rin.Jolie menarik satu alisnya terkejut.
"Yakin?" Tanya Jolie yang masih tidak percaya dengan kata kata Rin.Rin tersenyum sumbang.
"Gini deh, kamu beneran suka enggak sama Ben?" Rin balas bertanya.Jolie tiba tiba terdiam. Apa apan gadis ini.
"Dia masih nanya? Apa kurang jelas? Atau dia ragu?" Pikir Jolie.
Rin tersenyum miring. Karena Jolie tak kunjung menjawab maka Rin sudah menyimpulkan sesuatu.
"Di lihat dari semua ini, udah kelihatan jelas kalo lo suka sama Ben."
Jolie terkesima.
"Maksudnya?""Yah tinggal nunggu orangnya peka aja sih, mana waktu itu Ben bilang kalo kamu bukan tipe dia, tapi gua yakin kok Ben perlahan bakal suka sama lo!"
Jolie mematung. Memang itu yang ia inginkan, Ben jatuh cinta di hadapannya. Bagaimana pun itu caranya ia harus membuat Ben suka kepadanya.
Jolie menunduk bersiap untuk akting.
"Jadi gimana ini? Aku harus apa lagi biar Ben deket sama aku? Selama ini dia selalu biasa biasa saja sama aku, jadi semakin yakin Ben itu tidak menyukai ku deh, jadi binggung nih."Rin menghela napasnya, tangannya terulur untuk mengelus punggung Jolie.
"Tenang saja anaknya mudah kok jatuh cinta," kata Rin.
Jolie menoleh.
"Waduh, udah paling sok banget ya, si paling deket deh sama Ben." Batin Jolie.
Jolie tersenyum miring. Ia lantas mengibaskan rambutnya ke belakang.
"Jadi kamu punya rencana?" Tanya Jolie.
Rin melipat kedua tangannya.
"Kamu tau gak makanan kesukaan Ben? Apa yang Ben sukai, pokoknya hal hal yang Ben suka deh."Jolie berfikir sejenak sembari mengetuk ngetuk dagunya.
"Mungkin Ema tau ya, jadi kem...""No, jangan gitu. Kamu lebih baik tanya langsung ke anaknya," saran Rin.
Jolie terdiam.
"Mana mungkin anjir, gua sedeket itu? Ha?" Jolie tak abis pikir dengan ide konyol Rin.
Rin tersenyum tipis.
"Tenang saja, kali ini akan gua buat kalian hanya berdua aja deh, jadi salamin ya buat Ben, gua mau balik duluan, ada urusan tiba tiba.""Loh cepet banget, Ben baru saja mau ambilin minum buat kita loh," kata Jolie sedikit menoleh ke arah dalam rumah Ben yang pintunya sengaja tak ditutup.
Rin mengeleng.
"Tenang aja, suruh aja Ben minum!"Jolie tersenyum tipis.
"Ya udah deh, nanti ku sampein.""Makasih ya, gua balik duluan, dahhh." Rin pun berbalik dan berjalan begitu saja meninggalkan Jolie.
"Sifatnya gak kek biasa njir, kenapa tuh anak?" Batin Jolie memperhatikan punggung Rin yang kian menjauh.
Ben baru saja keluar dengan nampan dan dua gelas air es teh di atasnya.
"Loh si Tupai, kok maen balik balik aja sih, ini gimana dong minumannya?" Kata Ben sedikit kesal.
Jolie menoleh ke Ben yang ada di sampingnya.
"Kamu sih lama banget, jadi pergi deh anaknya."Ben menghela napasnya pasrah. Lantas ia pun menatap Jolie.
"Ya udah, yok duduk, kok betah banget berdiri." Ben pun beranjak ke arah dua kursi yang ada di depan rumah.Jolie tertawa.
"Senagaja biar bisa ikut lomba berdiri paling lama, pasti aku menang."Ben ikut tertawa sembari menaruh nampan berisi dua gelas es teh itu di meja yang di mana samping kanannya adalah kursi kayu.
Ben pun duduk di sebelah kanan, sementara Jolie di sebelah kiri.
"Kalo gitu gua juga bisa menang dong, soalnya gua ini kan termasuk orang yang betah ikut upacara, emang kamu betah berdiri pas upacara?" Tanya Ben sedikit mengajak Jolie untuk becanda.
Jolie tertawa lagi.
"Kalo kek gitu mah lebih baik aku ke UKS, ngapain panas panas di lapangan, ya gak? Gak mungkin kamu betah ikut upacara, jangan ngayal dehh."To be continued
Hai haii, gimana part ini? Maaf yaa!
Oh ya bakal ada tokoh baru nih,
Nanti dia bakal bantu Jolie buat jadian sama Ben wkwkwkwk.
Jangan lupa vote yaaa😀🙏
Dadah
KAMU SEDANG MEMBACA
About You✓
Teen Fiction[Complete]✓ Jolie itu populer, semua orang mengaguminya, semuanya juga memuja kecantikan yang terpancar darinya, pokoknya Jolie ini the best lah dimata para anak anak SMA Brahmana. Sementara itu ada Ben yang tidak mengerti tentang sosok Jolie, kenap...