Bab 8

4 1 5
                                    

"Gu-gua bukan tipe dia?" Jolie terkejut, ini tidak mungkin kan?

Ema menepuk jidatnya tak abis pikir.
"Dia memang enggak berubah."

Kini mereka bertiga tangah berada di area parkiran motor karana Rin yang meminta, dia ingin menyampaikan sesuatu tentang apa yang ia dengar dari mulut Ben tadi.

Jolie terdiam, ini pertama kalinya terjadi ia mendengar bahwa dia bukanlah tipe idealnya.

Bagaimana mungkin? Apa kurang Jolie di mata Ben?

"Tuh orang bener bener enggak waras, lo serius Jol, suka sama dia?" Rin tak abis pikir dengan pola pikir Jolie.

"Lagi pula juga, Ben itu memang gak jelas dari dulu, tujuannya hidup itu apa yaa, enggak tau lah aku!" Ema ikut kesal juga.

Maksudnya kan masih ada banyak cowok ganteng nan gagah di SMA Brahmana ini yang jelas jelas sudah sangat menyukai Jolie.

Jolie menghela napasnya, ia harus tetap tenang dalam kondisi seperti ini.

Jolie tiba tiba tertawa.
"Haha, lucu deh. Gapapa kok, emang enak ya perasaan ku ini." Sumpahnya Jolie bener bener tidak niat menyatakan itu.

Siapa juga yang suka sama cowok itu.

Jolie pun tertawa lagi dan hendak ingin pamit pulang, ia tidak ingin lama lama lagi berada di sini, ia ingin melampiaskan kekesalannya ini segera.

Jolie beranjak keluar dari gerbang sekolah dengan raut wajah yang sudah di paksakan tersenyum. Bodoamat lah nanti orang orang mau bilang apa, yang penting ia masih harus tetap bersinar di sini.

"Jolie, sini dong ku anterin pulang."

Temannya langsung menempeleng kepala anak itu.

"Bodoh, terus gua sama siapa?"

Jolie meninggalkan keributan itu, sumpah ia kesal sekarang, jangan ada yang ajak bicara.

"Jolie, jok motor ku kosong nih."

"Jangan mau Jol, mending sama gua aja, sini sini."

"Enggak enggak enggak sama gua aja, mereka semua itu bau Jol."

"Enak aja lu pada, mending sama gua, secara motor gua lebih keren dari pada kalian."

Jolie menghela napasnya saat berhenti di depan jalan raya untuk menunggu jemputan.

Samar sambar mendengar satu langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

Jolie melotot hebat melihat Ben berdiri di sampingnya kini?

Kenapa? Cowok itu berubah pikiran kah setelah menolak ajakan Jolie dan berkata bahwa Jolie ini bukan tipe idealnya?

"Oh hai Jol?" Ben menyapa Jolie.

Jolie terdiam. Sementara grombolan pada fensnya Jolie tadi juga ikut diam. Kenapa tiba tiba ada Ben di situ membuat mereka binggung.

"Lagi nunggu angkot ya, Jol?" Tanya Ben seenaknya.

Jolie tertegun.

"Bisa bisanya cowok aneh ini bilang gitu."

"Enggak, aku lagi nunggu jemputan!" Kata Jolie. Matanya tak berhenti menatap kesal cowok itu.

Jolie menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
"Kau kenapa berdiri di sini?"

Ben menoleh ia tiba tiba tersenyum.
"Oh itu, aku maaf ya Jol, aku enggak tau kalo kamu populer di sini, maaf ya."

Jolie terdiam.

"Apa apan dia? Kenapa menanyakan hal yang tidak tidak."

Ben menunduk dan menggaruk rambutnya cangung.

"Anu mungkin, aku gak pantas nolak tawaran mu tadi, jadi ku pikir mungkin besok aku bisa, kalo kamu masih mau sih!" Kata Ben sembari memalingkan wajahnya.

Astaga ia tidak pernah se takut ini, kenapa ia harus melakukan ini? Tentu saja karena merasa bersalah, apa lagi teman temannya mengejek dirinya karena nolak tawaran orang besar.

Jolie tersenyum di sini. Namun dalam hati senyuman jahat muncul.

"Boleh, asikkkkk!"

"Lihat aja lo anjir, gua bikin lo nyesel karena ini." Batin Jolie.

"Woy woy, apa apan ini? Kalian berdua ada hubungan apa?"

"Lah yak, selama ini kenya juga gak pernah lihat Ben deket sama Jolie."

Jolie tersenyum ke arah mereka semua.
"Dia temen ku, sama kek kalian juga temen ku."

Ben tak percaya melihat ini, jadi Jolie ini bener bener terkenal, astaga.

"Cantik sih, sempurna, apa bener cewek ini suka sama gua yang enggak bisa apa apa ini? Kok gua gak yakin?"

***

"Kalo enggak yakin, gimana kalo di buktiin!" Reza berseru.

Kini mereka bertiga tengah bersantai ria di tas atap rumah Ben sembari melihat ke arah langit dan menghitung jumlah bintang yang kini menghiasi langit kala malam hari itu.

Angin sepoi sepoi membuat ketiga masih betah di atas sana. Dengan satu sofa panjang dan satu sofa kecil, di tamabah tak jauh dari situ terdapat api unggun kecil, ya walau tinggal kayunya saja yang menyala.

"Buktiin gimana?" Ben bertanya, ia menyenderkan kepalanya ke sofa, rasanya bebannya akan hilang ketika seperti ini.

"Lo ajal keluar lah, makan di luar jalan jalan di taman gitu, kek orang pacaran, lo lihat terus, Jolie tuh tulus enggak sama lo," saran Ai yang duduk di sebelah Ben.

Ben menoleh ke arah Ai, ia menggaruk kepalanya.
"Gua takut kaku, soalnya enggak pernah."

"Makanya di coba goblok, besok deh. Coba sekarang chat beliau, tanyain besok ada waktu enggak!" Suruh Reza.

Cowok itu kini ikut duduk dan bergabung di sofa Panjang dan langsung bermain hp. Ai pun sama.

Ben hanya menghela napasnya pelan, lantas ia pun berdiri dan mengeluarkan ponselnya dari kantung celana.

Ia mencari room chat ia dan Jolie.

Jolie mipa

Jol, ada waktu? Besok mau jalan?|

|😁👍

|Laksanakan✊

Mendadak Ben tersenyum tipis membaca chat itu.

Aduh apa Ben sudah mulai luluh sama Jolie?

To be continued

About You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang