THIRTY FOUR

12.8K 1.7K 12
                                    

Abu itu menghilang. Suasana di area eksekusi tampak tenang. Tetapi itu bukan waktu untuk bernapas lega hanya karena ketenangan sesaat. Beruntung eksekusi tidak dibuka secara umum seperti biasanya. Karena hal ini sudah diprediksi dari sebelum Teresa dieksekusi.

Aaron mengedarkan pandangan ke seluruh bagian. Dia melompat dari podium tempat dia tadi duduk ke bawah area eksekusi. Melihat sekitaran bersama dengan Calvin dan pasukannya.

"Pfft, ahahaha! Kalian sangat luar biasa. Sungguh! Kalian begitu khawatir tentang aku sampai begini." Suara nyaring itu berasal dari arah matahari terbit. Semua orang bisa melihat sosok Teresa yang berbeda.

Kulit gadis itu membiru, rambutnya masih sama tetapi di kepalanya terdapat tanduk besar, taring yang tajam, dan juga sayap kelelawar. Sekarang Teresa bukan lagi gadis cantik yang dikenal banyak orang, tetapi dia adalah sosok monster yang membuat semua orang kian waspada.

"Hei, Xavia! Aku tahu kalau kau sudah sangat mencintai keluargamu bukan?!" Teriakan Teresa begitu menggelegar hingga terdengar oleh Xavia. Gadis itu tertegun. Dia mulai khawatir tetapi kemudian Celyn memegang tangan putrinya berusaha meyakinkan.

"Kau juga mulai merasakan cinta itu, bagaimana jika aku menghancurkan perasaan yang baru saja dibumbui oleh cinta itu?!" teriak Teresa lagi. Kali ini Teresa menyerang Julius dengan kecepatan cahaya yang mengejutkan semua orang. Serangan tidak terduga itu membuat Julius tidak sempat melawan dan dia terluka.

"Xavia! Ayah kita terluka sekarang! Apa kau masih ingin menjadi pengecut?"

Ksatria lain tak diam saja. Mereka menyerang sosok Teresa dengan anak panah dan pedang. Tetapi, satu hempasan sayapnya mampu membuat anak panah yang dilepaskan berbalik arah dan pedang-pedang yang sudah terarah menusuk kulit Teresa justru bengkok. Pertarungan hebat gadis itu dengan wujud barunya menyerang dengan tangan kosong tetapi begitu kuatnya.

"Hei Teresa!" teriakan itu mengalihkan pandangan Teresa yang semula sibuk melawan ksatria-ksatria yang ada.

"Haha, adik kecilku muncul." Dia langsung meninggalkan tempat semula. Berjalan mendekati Xavia yang masih ada di atas podium.

Aaron yang tadi sempat tumbang juga sekarang berlari kencang mencegah Teresa mendekati Xavia. Pemuda itu langsung berubah ke wujud serigala putih besar dan menggigit tangan Teresa.

Teresa yang semula tak mempan dengan serangan senjata sekarang kesakitan karena gigitan Aaron.

Alfred melangkah mundur. Sembari mengamankan Julius. Dia menatap Aaron yang memberikan kode untuk membawa pergi semua orang.

"Semuanya berlindung!" teriak Alfred.

Para ksatria serigala putih langsung menolak. Tetapi sebagian tetap ingin di lokasi. Meski bukan serigala putih.

"Yang Mulia, amankan saja Baginda kaisar," ujar Calvin.

"Baiklah!"

Pertarungan antara Aaron dan Teresa berlangsung sangat sengit. Teresa sudah penuh luka sekarang. Sosoknya yang tak bisa ditusuk pedang sekarang sudah dipenuhi luka gigitan Aaron.

"Sialan!" teriak Teresa yang tiba-tiba saja tangannya berubah menghitam dan tumbuh kuku panjang. Tangan kanan itu diayunkan dan mencakar bahu kanan——kaki depan kanan Aaron yang sekarang dalam wujud serigala——tetapi itu tidak membuat Aaron gentar. Dia tetap ingin melindungi Teresa yang terus terobsesi dengan sosok Xavia yang merupakan anugerah Dewa. Sosok pelindung Kekaisaran. Sosok yang mungkin jika Xavia tiada maka kekuatan kegelapan yang ada pada Teresa akan menguasai segalanya.

"Hei, Teresa!" teriak Xavia yang sudah mengangkat pedangnya, bukan sembarang pedang yang sekarang Xavia pegang. Sebab pedang itu adalah pemberian sang pendeta agung pada Xavia. Sebagai berkat dari Dewa. Xavia melompat dan mendarat di atas punggung Aaron.

"Anda sudah gila?!" bentak Aaron pada Xavia yang dengan nekat turun ke punggungnya.

"Xavia kau gila?!" teriak Alfred yang langsung berlari ke area eksekusi yang sudah luluh-lantah lagi.

Julius yang terluka juga hendak berdiri dan kembali lagi jika saja tidak ditahan Celyn.

"Percaya pada putri kita," ujar Celyn.

"Tapi dia—"

"Obati saja lukamu, kemarilah," ucap Celyn lagi. Julius hanya bisa menghela napas. Tetapi kemudian dia tetap berdiri dan berlari menuju area mengabaikan teriakan Celyn.

Mungkin dulu ia tidak mempedulikan Xavia. Mungkin dulu Julius tidak pernah memberikan cinta itu, tetapi sekarang, meskipun nyawa adalah taruhannya, Julius ingin memberikan cinta dan perlindungan seorang ayah untuk putrinya.

"Jangan mencoba menyentuh putriku!" teriak Julius yang memotong tangan kanan Teresa yang tadinya menyerang Aaron dengan pedang yang diselimuti kekuatan spirit Julius sebagai kaisar yang ditakdirkan. Spirit adalah anugerah dari keluarga Greisy yang menjadi penentu penerus Kekaisaran saat pelantikan.

Teresa berteriak kesakitan. Tangan itu jatuh ke tanah dan berubah menjadi abu.

Julius melompat ke punggung Aaron juga. Dia menepuk punggung itu seraya berkata; "hei, Nak. Jika kau ingin mendapat restuku maka berjuanglah hari untuk orang yang kau cintai," ucap Julius. Yang seketika membuat Xavia tersentak.

"Ayo!" teriak Julius.

Pasukan yang sempat mundur mulai kembali menyerang. Orang-orang yang semula menyerah karena pedang mereka yang bengkok mulai kembali semangat. Sebab——

Mereka berpikir; jika Xavia yang seorang perempuan dan sedang dalam keadaan lemah saja berani mati untuk melindungi semua orang, lantas kenapa kita justru lemah dan berlindung seperti seorang pengecut?

TBC

Yeay! Double up! Atau bahkan lebih? Entahlah pengen cepet namatin ini aja.

Don't Fall In Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang