EPILOG

24.5K 2.1K 47
                                    


Hari yang cerah itu adalah hari penobatan Alfred sebagai sang kaisar Faith. Di jajaran keluarga Kekaisaran Xavia duduk berdampingan dengan ibunya dan sang kakak ipar.

"Engkau, Alfred Alston yang bijak dan perkasa mulai saat ini, detik ini, aku Julius Alston bersama kekuatan para bijaksana terdahulu, mengangkatmu sebagai matahari baru bagi Kekaisaran Faith yang mulia ini, berdasarkan kriteria dan segala hal yang sudah disetujui oleh Grand Duke Greisy sebagai pendahulu!" ucap Julius sebelum mahkota kaisar itu diletakkan di atas kepala Alfred.

Begitu mahkota sempurna bertengger di atas kepala Alfred, semua orang bersorak-sorai untuk kaisar baru Kekaisaran Faith.

***

Gadis dengan rambut merah itu tersenyum menatap ibunya yang tersenyum malu karena berdansa dengan sang ayah, sedangkan Alfred dengan Eillaria, dan Aric ... bersama tunangannya Arsana Grandya namanya. Seorang gadis cantik yang begitu baik untuk Xavia. Gadis ceria yang sedikit merubah kakaknya yang kaku itu.

Gadis cantik itu, Xavia Alston namanya. Seorang gadis yang semula berhati dingin, mungkin dulu Xavia lelah dengan kehidupan datarnya yang hanya seputar penanganan kasus tetapi sekarang dia merasa nyaman dengan ini. Kehidupan penuh cinta, emosi, dan kasih sayang. Sekarang dia tahu alasan takdir membuatnya tiba di tempat ini, yaitu untuk mengubah hati dinginnya menjadi hangat, untuk membuatnya merasakan cinta yang sebelum ini cinta itu hanyalah sebuah kata saja baginya.

Kehidupan begitu unik dan menyenangkan jika kita melihat dari sisi yang berbeda. Dengan keluarga yang manis, Ruthenia dan Faith, Xavia merasakan cinta keluarga. Dengan sosok tampan yang sangat dicintainya, Aaron. Xavia bisa tahu apa itu cinta antara laki-laki dan perempuan yang tulus.

"Hei, merah," panggil Aaron pada Xavia yang diam di tepi hall.

Xavia tidak mau menunjukkan betapa ia kagum dengan Aaron sejak tadi. Jadi, gadis itu memasang wajah datar.

"Berhenti menjadi patung selamat datang dan berdansa denganku," ujar Aaron yang kini berada di sebelah Xavia. Gadis itu mendongak kemudian mengatakan 'tidak' tanpa suara.

"Hah." Aaron menghela napas. Dia kemudian menunduk menyamaratakan tinggi wajah mereka. Xavia refleks menjauh. "Saya akan berdansa dengan yang lain kalau begitu," ujar Aaron yang kemudian beranjak dari sana.

Xavia refleks menahan tangan Aaron. Pemuda itu diam-diam tersenyum. "Anda mencintai saya, 'kan?" Sungguh Xavia muak dengan pertanyaan itu semenjak kejadian di Ruthenia.

"Tidak."

"Bohong, coba angkat tangan Anda kalau memang Anda tidak menyukai saya," tantang Aaron.

Xavia mengangkat tangannya dan begitu kedua tangan Xavia terangkat. Cepat-cepat Aaron memasang cincin permata di jari manis Xavia. "Baiklah, say sudah mengatakan pada kakak-kakak Anda dan orang tua Anda kalau bulan berikutnya kita akan menikah," ujar Aaron begitu saja setelah dia memasangkan cincin itu.

"Apa?! Kau gila?"

"Tidak, saya melakukan ini sebagai pertanggungjawaban karena sudah membuat Putri Faith dan Ruthenia yang terhormat jatuh cinta pada saya, jadi saya harus begini. Padahal saya juga tidak mau, karena di luar sana masih banyak perempuan yang mencintai saya."

Xavia memukul bahu Aaron. "Kau kira kau saja? Aku juga banyak!" sahut Xavia tak mau kalah.

"Ahahaha! Baik-baik. Kita akan menikah, 'kan?" tanya Aaron sembari tertawa. Dia menatap Xavia intens. Kemudian mengecup puncak kepala Xavia. Perlahan tangan Aaron menggenggam jemari tangan Xavia yang kasar. "Lagipula, meskipun banyak orang yang mencintaiku, sampai kapanpun hatiku akan mencintaimu seorang perempuan bernama Xavia Alston, putri Faith dan Ruthenia," bisik Aaron dengan suara beratnya yang berhasil membuat Xavia tersenyum manis.

"Kau masih mau berdansa dengan orang lain?" tanya Xavia.

"Tentu saja tidak! Saya sudah punya tunangan sekarang," sahut Aaron yang berhasil membuat Xavia tertawa kecil. "Ah, jangan begitu nanti aku mati muda karena kecantikanmu Xavi," rengek Aaron.

Plak! Pukul Xavia pelan pada pipi kanan Aaron.

"Berhenti bersikap seperti itu, kau akan membuat semua orang kaget dengan sikap manja yang tak biasa ini," ujar Xavia menyadarkan Aaron.

Selesai.

Gila! Kalau udah bikin ending pasti mendadak bego nyusun kalimat sama alur. Ah! Nggak tahu deh ini bagus atau kagak yang penting dah tamat dah. Byeee! Sampai jumpa lagii di cerita berikutnya!

Yang masih bingung mau bikin cerita horor, fiksi remaja, fantasi lagi😌

Don't Fall In Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang