Rise with Rose 22

65 4 1
                                    

"Ada apa sih, rame amat?" celetuk Rossa.

Ia dan Dinda tengah melintasi halaman tengah, menuju kelasnya di lantai dua. Ketika mereka mendapati kerumunan siswa sedang menonton sesuatu.

"Tim cheers." jawab Dinda, tak tampak antusias seperti biasanya.

Rossa mengernyit. "Cheers?"

Dinda mengangguk. "Nggak lama lagi ada kejuaraan cheers di Bandung. Mungkin mereka lagi latihan disitu." jawabnya, mengedikkan dagu ke arah kerumunan siswa.

Dinda pun terus berjalan melewati kerumunan, membuat Rossa heran.

"Tumben lo nggak nonton?" tanya Rossa.

"Ngapain gue nonton si Katy meong?" sahut Dinda.

Tak seperti biasa pula, Rossa justru berhenti untuk mengamati pusat kerumunan. Membuat Dinda yang sudah maju beberapa langkah, mundur kembali menghampiri sahabatnya itu.

"Ngapain sih lo?" tanya Dinda, keheranan.

"Lihat Mawar." jawab Rossa.

Dengan enggan, Dinda turut memperhatikan tim cheerleader yang sedang berlatih. Well, harus ia akui, Katy meong memang cantik dan berbakat ngedance. Nggak heran cowok-cowok ngefans sama dia. Liat aja tuh, kerumunan didominasi oleh cowok-cowok yang bola matanya seperti mau keluar. Malah, Dinda sempat melihat ada yang ngiler barusan!

"Mau join juga, Rose?" tegur seorang cowok, membuat Rossa menoleh ke arahnya. 

Rupanya Leo! Dia tampak baru tiba, dengan tas menggantung di bahu kanan. Maka sambil mendengus, Rossa membuang muka. Mengabaikan Leo, untuk kembali menonton tim cheers yang sedang berlatih. Berbeda dengan Dinda, yang konsentrasinya segera terpecah menjadi dua. Sayang untuk melewatkan pemandangan seindah Leo kan?

"Kubilang sih nggak usah, Rose." kata Leo, merangkul leher Rossa dengan satu lengannya yang bebas. "Nggak cocok buatmu." lanjutnya. "Maksimal tim kamu itu dua orang. Bebas pilih posisi. Di atas boleh," urainya. "... di bawah juga enak." bisiknya tepat di daun telinga Rossa.

Rossa berusaha melepaskan belitan di lehernya sambil berkata, "Jijik, Le."

Leo tertawa, tangannya masih membelit leher Rossa. "Padahal dulu kamu suka."

"Lepasin!" kata Rossa.

Leo tersenyum, menikmati. "Tanggal lima sampai sepuluh bulan depan, ada kompetisi cheerleader di Bandung." katanya.

"Dan itu nggak ada hubungannya dengan gue, karena gue nggak berminat untuk join cheerleader." sahut Rossa.

"Itu ada hubungannya dengan kamu, karena temanmu join cheerleader." balas Leo.

"Maksudnya?" kata Rossa, berhenti memberontak.

Leo tersenyum. "Oh, hanya sebuah kesepakatan diantara kita, Manis."

"Dangdut, Le!" cela Rossa. "Kesepakatan apa?" tanyanya.

"Uh huh. Ini harganya." jawab Leo.

Rossa mengernyit. "Bukannya lo udah gue kasih kontak Mawar? Nomor lo juga udah gue buka blokirnya."

Leo mengangguk. Dan Rossa baru menyadari bahwa sejak tadi kepala mereka menempel.

"Masih belum cukup, Rossa Dewiku." sahut Leo. "Yang harus kutanggung ternyata lebih berat daripada yang kuperkirakan."

"Apaan sih?" tanya Rossa, bingung.

"Katy menyusahkan, Rossa. Banyak maunya." desah Leo.

Rossa mengernyit. "Terus, kamu mau nyusahin aku?"

Leo tersenyum lebar. "Anak pintar!"

"Gue emang pinter dari lahir!" sahut Rossa, kembali berusaha melepas belitan Leo dari lehernya.

"Friday night, dinner with me." kata Leo, nyaris berbisik.

"Apa?" sahut Rossa kaget di tengah upayanya melepaskan diri. "Nggak!"

"Aku harus ke Bandung, ngasih dukungan buat tim cheerleader. Atau Katy lebih tepatnya." Leo menjelaskan. "Jadi, aku harus dapat imbalan yang sepadan kan?"

Rossa menimbang. "Oke. Mau dinner dimana?"

"Apartment." jawab Leo.

"Nggak!" Rossa menyahut cepat.

"Nggak ada pilihan lain." balas Leo.

"Nggak, Le! Kenapa harus di apartemen sih? Ini kan cuma dinner." tolak Rossa.

"Dan aku mau di apartment." balas Leo.

"Le―" protes Rossa.

"Atau kamu mau perjanjian kita dibatalkan?" balas Leo dengan ancaman. 

Rossa nggak mau perjanjian mereka dibatalkan, tapi dia juga nggak suka ide dinner di apartemen. Apartemen Leo of course, tempat mereka tinggal bersama dulu. Dia harus bagaimana? Kenapa niat membantu Mawar justru menyeretnya pada pusara masalah?

"Oke." kata Rossa, sambil memejam mata. Keputusan yang berat.

🌹🌹🌹

Please vote and comment 

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang