Haii
Aku mau kasih tau, sebelumnya ada perubahan di bab 13 akhir, buat yang mau baca ulang refresh aja, biar pas baca bab inii ga bingung ^_^
⚠️Harsh Words⚠️
Happy Reading (⌒o⌒)
"Semoga semesta selalu memberikan waktu terbaik untuk mencari kebahagiaan yang tulus."
- Nestapa Hema bab 14 -
Malam kelam berlalu menorehkan luka baru yang terpendam. Selama semalaman Hema berusaha menelan kenyataan bahwasanya memang benar hadirnya hanya sebuah kesalahan yang tidak pernah memberikan warna bagi siapapun.
Hema memiliki warna kelam yang tidak memiliki masa depan. Dia dianggap sebagai berandalan yang suka membawa masalah, dan ..., dia adalah penyebab utama dari kepergian Marva.
Sendiri dalam sepi, meringkuk dalam elegi, dan berusaha untuk menyembuhkan luka seorang diri. Teringat jelas dalam memori setiap caci maki yang diucapkan oleh Joan.
Malam itu Hema benar-benar tersesat, dia sama sekali tidak bisa menemukan setitik cahaya. Jiwanya seakan telah hancur lebur meninggalkan raga yang semakin letih dengan kenyataan.
Dan ya, malam yang panjang itu berhasil membuat Hema terjaga. Dia sama sekali tidak bisa tidur. Sebab kalimat caci maki itu terus saja berdenging di telinga.
Terlihat kerutan hitam yang memekat di area mata. Rona pada wajah dan bibirnya pucat, tatapan cowok itu kosong, surai hitamnya acak-acak, serta terlihat plester coklat yang melekat pada sudut keningnya.
Hingga pada akhirnya, Hema disadarkan oleh dering alarm pada jam beker di atas nakas. Cowok itu hanya melirik sekilas, tidak berniat untuk mematikan. Detik selanjutnya dengan berat hati Hema beranjak menuju kamar mandi.
Setelah bermenit-menit membersihkan diri, dan memakai seragam, Hema berdiri di depan kaca full body untuk mematut diri.
Cowok itu terdiam untuk sesaat seraya memandangi penampilannya dari bawah hingga ke atas. Penampilannya tampak sangat kacau dan menyeramkan bak seorang mayat hudup.
Detik kemudian Hema terkekeh getir, saat menyadari betapa kelamnya diri ini. Dia menghela napas dalam. Sesaat kelopak matanya terpejam menikmati rasa sesak di dalam dada yang tak kunjung usai.
"Semua bukan salah lo, Hem. Ini emang udah jalannya. Bukan lo penyebab utama Abang kecelakaan,"
Hema bermonolog pada diri sendiri. Dia berusaha memberikan suntikan kalimat positif untuk penyemangat.Hingga menit kemudian kelopak mata itu kembali terbuka, lantas sebelah tangan Hema terulur menata anak rambutnya.
Untum hari ini dan beberapa hari ke depan Hema akan menutupi luka dan memar semalam dengan rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa Hema [SELESAI]
Teen Fiction"𝑮𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂?" : ft. Haechan Ini tentang Hema dan patah hati terbesar dalam hidupnya. Bagi Hema sebuah harapan yang hadir akan selalu menjadi akhir nestapa tanpa ada tanda-tanda kebahagiaa...