Bab 1 - Tujuan Hema

7.5K 431 26
                                    

Hi kamu...

Udah baca disclaimer kan di prolog? Aku harap kamu bisa memaklumi segala kekurangan di cerita ini  🤝

Please be wise (⌒o⌒)

⚠️Jangan lompat bab ya, karena setiap bab di cerita ini saling berhubungan⚠️

Happy reading ʕ•ε•ʔ

"Karena hidup tidak melulu soal waktu, tapi tentang alur dan proses

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena hidup tidak melulu soal waktu, tapi tentang alur dan proses."

- Nestapa Hema bab 1 -

"Hemaaa!! Hem gawat Hem!"

Belum ada sedikit pemuda yang diketahui bernama Hema itu memasuki kelasnya tiba-tiba saja salah seorang sahabatnya berteriak nyaring memanggilnya.

Hema Naratma Juniar namanya, atau biasa disapa Hema.  Dia memiliki perawakan yang tidak terlalu semapai,  dengan ciri khas topi hitam yang selalu menutupi setengah wajahnya.

Hema terkenal sebagai mood maker alias si pencair suasana yang berkelakuan random.  Hema itu pintar, dia selalu saja menempati peringkat sepuluh  besar dari peringkat umum di sekolahnya.

Tapi sepertinya predikat pintar itu sebentar lagi akan luntur dari dalam dirinya. Mengingat banyak sekali sepak terjang yang dia lalui. Entahlah, doakan saja semoga predikat 'pintar' itu akan bertahan lama. Semoga.

Filosofi yang Hema pegang  adalah, duduk santai dan nikmati prosesnya. Seperti rokok yang disesap dan dinikmati hingga tersisa sedikit. Karena hidup tidak melulu soal waktu, tapi tentang alur dan proses, itu yang diucapkan dia satu tahun lalu.

Sementara seorang pemuda memakai almet berwarna biru navy yang kini tengah berlari menghampiri Hema itu bernama Renjaya Azkinan, biasa dipanggil Renja. Kadang Hema memanggilnya Enja.

Bagi Hema, Renja itu menggemaskan, tapi kadang menyeramkan. Setiap kali dia lagi fokus sama satu aktivitas, jangan sekali-kali  kamu mengganggunya.

Karena Renja kalau sudah diganggu, selain emosian, dia itu akan terus berbicara panjang kali lebar tiada hentinya. Yah..., paling lama sih setengah jam.

Bagi Hema marahnya Renja itu sudah seperti penyemangat. Jadi jangan heran jika  nanti kamu lebih sering melihat Hema diomeli oleh Renja.

Renja mencengkram kedua pundak Hema sambil  menatap lekat manik legam sahabatnya.

"Lo dengerin omongan gue baik-baik Hem!" katanya penuh penekanan. Sontak sebelah alis Hema naik.

Renja menarik napas dalam sebelum pada akhirnya berujar.
"Hari ini ulangan matematika!"

Deg!

Jantung Hema seolah berhenti sepersekian detik. Ucapan Renja barusan seperti sambaran petir berskala besar yang mampu membuat saraf di tubuhnya menegang.

Nestapa Hema  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang