Hi...
Jam berapa kamu baca bab ini?
Di bab ini kalau mau marah sama Joan, marah aja 🖐
***
⚠️Harsh Words, Blood, Crime⚠️Happy Reading (⌒o⌒)
"Sepertinya kebahagiaan sedang enggan untuk berteman."
— Nestapa Hema bab 18 —
Bel tanda berakhirnya waktu ulangan baru saja berbunyi lima menit lalu, suasana di ruang satu semakin ramai setelah guru pengawas meninggalkan ruangan.
Di tengah keramaian itu, ada Hema yang terlihat membisu di mejanya dengan mata terpejam seraya menggenggam erat ponselnya. Kening cowok itu mengerut hingga membuat kedua alisnya hampir bertaut.
Kalau boleh jujur, sejak tadi Hema sedang dilanda ketakutan yang teramat. Pikirannya selalu saja ramai dipenuhi oleh terkaan belaka tentang nilainya. Sejak Hema menekan submit, dia tidak berani melihat hasil ulangan matematikanya. Takut jika ekspektasinya sejak kemarin hancur lebur.
Tanpa sepengetahuan Hema, di belakang sudah ada Jevan dan Jendra yang berdiri seraya melipat tangan di depan dada. Dua orang itu cengengesan, sesekali saling melempari senyum setelah melihat nilai Hema. Namun, Jendra dan Jevan sengaja tidak memberitahukan hasilnya.
Biar saja Hema melihatnya sendiri, begitu pikir mereka berdua.
Mereka juga masih ingin melihat Hema tegang dan khawatir lseperti ini lebih lama, biasa hiburan gratis.
"Nilai gue pasti bagus! Bagus kan ya?" Hema bergumam sendiri.
Mendengar itu, Jendra dan Jevan cekikikan tanpa bersuara. Detik itu juga terbesit ide jahil dalam benak Jevan.
"Hema?! Kok bisa nilai lo segitu?" Jevan memekik dengan dramatis. Sontak Jendra terbelalak.
Deg! Deg!
Jantung Hema berdebar dua kali lebih cepat.
"Nilai gue jelek banget, Jev?"
"I-iya."
"Di bawah tujuh?"
"Di bawah enam malah."
Hema menghela napas panjang, lalu meletakkan ponselnya di meja tanpa memastikannya terlebih dahulu. Mendengar perkataan Jevan membuat dia kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa Hema [SELESAI]
Teen Fiction"𝑮𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂?" : ft. Haechan Ini tentang Hema dan patah hati terbesar dalam hidupnya. Bagi Hema sebuah harapan yang hadir akan selalu menjadi akhir nestapa tanpa ada tanda-tanda kebahagiaa...