Bab 17 - Harap yang Meragukan

2K 230 26
                                    

⚠️Harsh Words⚠️

Happy Reading (⌒o⌒)

"Menaruh harap pada ekspektasi memang boleh, tapi jangan sampai ketinggian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menaruh harap pada ekspektasi memang boleh, tapi jangan sampai ketinggian. Sebab, sakit hati paling utama yang hadir berasal dari ekspektasi diri sendiri."

- Nestapa Hema bab 17 -

"Di antara huruf G sama K ada huruf apaan?"

Suara Hema sejak pagi tadi terdengar sangat bersemangat. Raut pada wajah cowok itu tampak  bersemangat tidak seperti sehari yang lalu. Meskipun begitu, rona pada wajahnya masih pucat.

Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Decit brankar yang bergesakkan dengan lantai sesekali terdengar melewati koridor di depan. Suasana di rumah sakit ini masih terpantau lumayan sepi.

Omong-omong semalam Hema baru sadar pada pukul sepuluh malam. Saat dia bangun dan menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit, Hema sungguh sangat panik dan berusaha untuk bangkit. Takut jika nanti sang Papa tahu keberadaannya.

Namun saat Hema ingin bangkit ketiga sahabatnya langsung menahan usaha Hema untuk bangkit. Baru setelahnya dokter yang berjaga datang untuk memeriksa kondisi Hema.

Dan ya, dokter itu menyarankan Hema untuk menginap sehari di sini sampai besok pagi agar bisa dipantau langsung. Alhasil dengan terpaksa Hema menginap di ruang Instalasi.

Lalu bagaimana dengan masalah administrasi? Semuanya Jevan yang handle. Sebab rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Keluarganya.

Malam yang seharusnya mereka habiskan untuk bersenang-senang justru terbuang di rumah sakit ini. Dan semua itu, karena Hema.

Jujur selama semalaman Hema menyalahkan diri sendiri. Dia merasa kesal, dan kecewa. Mengapa bisa dia selemah itu hanya karena terkena tendangan bola futsal?

Harusnya mereka tidak berada disini, harusnya malam itu mereka melakukan banyak hal yang menyenangkan. Dan masih banyak sekali keseharusan yang Hema sesali. Menyedihkan.

Namun, melihat sahabat-sahabatnya hadir menemani di rumah sakit dengan raut penuh suka cita, rasa bersalahnya pupus seketika.

Seperti pagi ini, Hema, Renja, dan Jevan tengah sibuk sarapan bersama ditemani oleh pertanyaan tebak-tebakkan jadul yang unik ala-ala Hema Naratma.

"Jawab dong pertanyaan gue. Di antara huruf G sama K ada huruf apaan?" tanyanya.

Kening Jevan mengernyit seraya menatap ke langit-langit ruangan. Dia tengah berpikir keras untuk tebak-tebakkan yang Hema ajukan. Begitupun dengan Renja.

Nestapa Hema  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang