Bab 5 - Hadir Yang Salah

2.8K 239 39
                                    

Hii... 

Adakah yang masih bangun?

Btw Jam berapa kamu baca cerita ini?

***

⚠️Harsh Words + Crime Scene + 17⚠️

Happy reading (⌒o⌒)

"Memang terkadang sudah semestinya kita tidak perlu terlalu peduli dengan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memang terkadang sudah semestinya kita tidak perlu terlalu peduli dengan orang lain."

— Nestapa Hema bab 5 —


Terdengar suara gemercik air yang memenuhi seluruh ruang kamar.  Di toilet terlihat Hema yang berdiam diri di bawah guyuran air. Cowok itu dengan sengaja membasahi sekujur tubuhnya tanpa membuka seluruh pakaian nya terlebih dahulu.

Dia berdiri dengan wajah yang tertunduk dan mata yang tertutup. Entah apa yang sedang Hema lakukan, entah dia sedang menetralisir diri atau hanya sekadar menyamarkan air mata. Yang jelas sudah hampir sepuluh menit lamanya dia berdiam diri tanpa ada niat untuk membersihkan diri.

Sementara di luar sana, langit di angkasa secara perlahan mulai berubah warna. Fajar sudah datang sejak adzan subuh berkumandang. Kicauan burung mulai terdengar. Aroma khas embun pagi terasa pekat menyapa indra penciuman bagi siapa saja yang menghirupnya.

Hema masih tertunduk. Sebelah tangannya beralih memegang dinding kamar mandi. Anak rambut cowok itu berantakan menutupi keningnya beriringan dengan air yang jatuh. 

Hingga menit selanjutnya manik hitam Hema terbuka ketika mendengar suara ketukan yang disertai oleh suara lembut Henita.

Tok! Tok! Tok!

"Hema? Kamu ngapain? Jangan lama-lama, nak. Papa udah nunggu kamu di bawah."

Hema mematikan air shower-nya lalu menjawab, "Iya Ma."

Setelahnya tidak ada lagi sahutan dari Henita. Hema  mendengar suara pintu kamarnya tertutup kembali tanda bahwa sang mama langsung keluar setelah mendapatkan jawaban darinya.

Hema kembali menyalakan air shower, dan meneruskan aktivitas mandinya. Kali ini dia benar-benar harus mandi. Sebab sang papa sudah menunggu di bawah untuk sarapan.

Tak butuh waktu lama, cowok itu benar-benar bergegas. Terlihat bagaimana cara Hema menyiapkan dirinya sendiri dengan tergesa. Dari mulai berpakaian, merapikan buku pelajaran, dan terakhir  memakai kaos kaki lalu sepatu.

Nestapa Hema  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang