Author POV
Tetesan air mata jatuh dipipi mulus Aina, dia teringat masa lalu yang membuatnya trauma. Dia juga tidak menyangka malam dimana dia diculik, Kakashi lah yang menolongnya
Kakashi segera membawa Aina kedalam dekapannya, mengusap punggung istrinya guna menenangkannya
'Pantas saja Aina terlihat gemetaran malam itu, andai aku membujuknya untuk bercerita apa yang membuatnya takut. Tapi aku terlalu egois, aku malah memutuskan untuk tidur. Bagaimana bisa dia memendam penderitaan seperti itu sendirian, mengapa dia tidak mau bercerita padaku. Ada berapa banyak penderitaan lagi yang dia sembunyikan, suami macam apa aku.
Andai saja malam dimana dia diculik, aku menyadarinya lebih awal. Mungkin trauma seperti ini tidak akan pernah terjadi padamu' gumam Kakashi, menyesali ketidak ingin tahuannya terhadap istrinya
"Menangislah sepuasmu Ai, setelah kau puas mengeluarkan semuanya aku ingin kau menceritakan semua yang kau pendam. Kumohon Ai, jangan menolak, jangan menghindar. Aku ingin mendengarkan semuanya, agar aku tahu dirimu lebih dalam dan membantu mengurangi beban yang kau emban. Berbagilah denganku, jangan kau rasakan semuanya sendirian. Ingat, kita sudah menikah jadi kita harus sering berbagi. Selama ini kau tidak pernah membagikan kesedihanmu padaku, sedangkan aku selalu saja membebanimu dengan kesedihan dan rasa sakit yang aku bagi. Sekarang giliranmu Ai, akupun ingin berguna untukmu" ujar Kakashi yang membuat tangis wanita di dekapannya semakin menjadi, Kakashi pun mengeratkan pelukannya
Sepuluh menit Aina menangis tersedu-sedu, kini perlahan dia menghentikan tangisnya karena sudah merasa lega. Dia melepaskan diri dari dekapan Kakashi, terlihat jelas basah bekas air matanya di baju Kakashi
Aina tidak berani menatap Kakashi, dia yakin saat ini matanya sembab dan merah. Akhirnya Aina hanya menunduk sambil mengusap sisa-sisa air mata di pipinya
Namun tangan Kakashi mengangkat dagu Aina, memperlihatkan wajah Aina yang mata dan hidungnya memerah. Segera Kakashi merogoh sapu tangan di sakunya lalu menaruhnya hidung mancung istrinya
"Keluarkan ingusmu, agar kau tidak kesulitan untuk bernafas" suruh Kakashi
Aina pun mengangguk lalu mendorong nafasnya, mengeluarkan lendir di hidungnya
"Yosh, anak pintar" ucapnya tersenyum, sambil membersihkan hidung Aina yang tampak lebih memerah
Kakashi beranjak dari duduknya, melangkah ke dapur lalu kembali dengan membawa segelas air putih
"Minum, agar perasaan mu membaik" tangan Kakashi menyodorkan air yang langsung diterima oleh Aina lalu diteguk hingga habis
"Mau tambah?" tawarnya melihat Aina yang seperti kehausan. Wajar saja haus, karena Aina menangis cukup lama
Aina hanya menggeleng lemah
"Ma-maaf karena tidak bisa melayani mu layaknya istri yang baik, kau selama ini pasti tersiksa. Kau juga pasti mendambakan seorang anak" tutur Aina dengan nada kecil yang hampir tidak terdengar, Kakashi menggeleng cepat. Dia tidak habis pikir dengan istrinya, mengapa Aina selalu mementingkan Kakashi daripada dirinya sendiri. Apakah Aina tidak menyayangi dirinya sendiri?
"Tidak perlu khawatirkan aku Ai, aku sepenuhnya mengerti dirimu. Aku juga tidak berani menyentuhmu lebih jauh karena aku takut kau merasa dilecehkan, aku ingin kau melakukan hubungan itu denganku tanpa keterpaksaan. Namun setelah aku tahu kebenarannya, aku ingin membantu menghilangkan rasa trauma mu. Tidak perlu buru-buru Ai, aku mengerti perasaanmu" jelas Kakashi, tangannya mengusap lembut rambut hitam pekat milik istrinya lalu menyenderkan nya ke dada bidang miliknya
Terjadi keheningan setelah itu, hanya terdengar suara hembusan nafas satu sama lain. Hingga akhirnya Aina membuka suara, memberanikan diri untuk bercerita dan lebih terbuka kepada suaminya
"Aku sudah sendiri sedari kecil. Aku tidak jauh beda dengan Naruto, namun yang membedakan dirinya denganku adalah dia yang diurus oleh Sandaime dan mengetahui siapa orang tuanya. Sedangkan aku-
Aku ditinggal sendirian oleh kaa san sedari kecil, terlalu lama dia pergi sehingga aku lupa dengan wajahnya. otto san? aku tidak tahu, mungkin kaa san pergi untuk mencari otto san. Aku memiliki seorang otouto, dia beda setahun denganku. Dia dibawa oleh kaa san, aku sempat merengek ingin ikut namun kaa san memaksaku untuk diam saja di rumah. Hingga saat ini mereka tidak pernah kembali, bahkan tidak pernah menjenguk ku sama sekali. Lalu ada waktu dimana aku tidak tahan ingin bertemu kaa san, yang membuat diriku nekat menyelinap keluar desa. Aku pergi melangkah tanpa tahu arah tujuan, hingga aku bertemu pria berbadan besar yang menculik ku, berniat menjadikanku budaknya dan mungkin pelampiasan nafsu nya juga" perlahan Aina menjauhkan tubuhnya dari Kakashi, menatap Kakashi dengan tatapan sendu namun lembut kemudian tersenyum
"Aku pun memiliki kemampuan khusus yang tidak diketahui oleh siapapun" lanjut Aina tanpa ragu, percaya bahwa dia menceritakan semuanya kepada orang yang tepat
"Eh? Kemampuan?" Kakashi jelas terkejut, karena selama ini yang diketahui nya hanya Aina yang memiliki kemampuan bertahan dan iryo ninjutsu yang sangat terampil
Aina mengangguk lalu melanjutkan ceritanya
"Aku dapat melihat potongan masa depan dimataku, itu sebabnya aku pandai menghindari serangan lawan. Namun aku tidak bisa menggunakannya terlalu lama atau terlalu sering, karena ada efek sampingnya. Aku menjadi sering sakit kepala, bahkan tak jarang mimisan. Aku tidak pandai memanfaatkan kemampuan ini, dan tidak bisa untuk mengendalikannya lebih jauh karena ini kemampuan warisan. Kaa san lah yang menurunkan kemampuan seperti ini, jadi kunci agar aku mahir mengendalikannya ada di kaa san"
Kakashi terdiam, dia berusaha mencerna apa yang diceritakan oleh Aina. Baru kali ini dia mendengar kemampuan unik seperti yang istrinya miliki, jika bisa melihat masa depan maka ada kemungkinan dia juga bisa melihat masa lalu. Apakah ini semacam kekkei genkai?
"Aku bisa membantu mencarikan informasi tentang keluarga mu Ai" ujar Kakashi, namun dia tidak yakin bisa menemukannya karena terakhir kali saat Kakashi melihat data informasi Aina dan keluarganya tidak lengkap. Bahkan nama ayah dan adiknya tidak tercantum disana
"Terimakasih, tapi kau tidak perlu melakukan hal merepotkan seperti itu. Karena aku yakin, dimanapun mereka berada sekarang pasti mereka baik-baik saja, namun- jika keberadaan mereka sudah tidak lagi di dunia ini maka aku sudah ikhlas sepenuhnya" raut wajah Aina nampak sangat tenang, tidak ada keraguan disana. Kakashi mengangguk mengerti, menghargai keinginan Aina
Tangan Aina meraih jubah milik Kakashi lalu melipatnya dan menaruhnya kembali di kotak merah muda
"Ini sudah larut malam, ayo istirahat" ajak Aina mengalihkan topik pembicaraan
Kakashi mengangguk, lalu mengambil kotak merah muda milik Aina. Menaruhnya diatas lemari
Setelah itu merekapun merebahkan diri di ranjang, dengan posisi berhadapan saling memeluk. Kakashi menarik selimut, menutupi setengah badan mereka
Ditatap mata istrinya lekat lekat, tangannya mengusap pipi mulus milik Aina
"Ai, maaf jika sampai saat ini aku belum bisa membahagiakan mu. Maaf juga karena aku tidak berguna untukmu" rasa penyesalan terlihat jelas di wajah Kakashi, dia merasa benar-benar gagal menjadi suami yang baik untuk wanita yang teramat dicintainya
Aina yang mendengar itu menggelengkan kepalanya
"Itu tidak benar, selama ini aku bahagia bersamamu. Terimakasih karena kau mau memulai hubungan ini bersamaku, aku akan berusaha menjadi yang kau ingin. Aku juga akan membahagiakanmu" ujar Aina yang membuat hati Kakashi luluh seketika
"Kalo begitu, aku akan berjanji padamu Ai. Aku pun akan membahagiakan mu, aku tidak akan meninggalkan mu. Aku akan selalu ada untukmu, aku juga akan menjadi suami yang baik untukmu. Dan aku tidak akan menyakitimu, pegang janjiku. Aku akan membuktikannya"
Hati Aina menghangat, dia tersenyum manis lalu mengangguk
"Aishiteru Ai" setelah menyebutkan kalimat itu, Kakashi mencium dahi Aina
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | Kakashi Hatake ✓
FanfictionMenceritakan seorang guru yang mencintai murid yang jelas jauh umurnya. Tapi umur dan status bukanlah halangan untuk mereka saling mencintai lalu menikah. Bagaimana kisah kelanjutannya? Fanfiction: Kakashi Hatake x OC Disclaimer: Naruto Shippuden ©...