- 31 -

599 34 3
                                    

Perempuan kecil nakal itu berlari-lari di tangga menuju ruangan milik Hokage. Ia berniat memarahi ayahnya karena semalam tidak pulang lagi, kali ini dia sudah benar-benar kesal dan kehilangan kesabarannya

Dibukanya pintu ruangan itu dengan kasar, hingga membuat orang yang ada didalamnya terperanjat karena terkejut dengan suara benturan pintu yang beradu dengan dinding

Dia emosi, langkahnya ia hentak hentakan hingga berbunyi. Rambutnya yang sedikit kusut ia biarkan terurai, karena hari ini mood nya benar-benar hancur karena ulah ayahnya

Ayahnya yang sedari tadi sibuk membaca buku digenggamannya sama sekali tidak tertarik untuk melirik putrinya. Baginya kejadian seperti itu sudah biasa, dan ia akan menghadapinya dengan santai

"Kali ini apa maumu?" tanya Kakashi datar. Tentu tanpa mengalihkan atensinya dari buku. Dia tidak ingin konsentrasi nya hancur hanya karena ulah kecil Aiko

"Kisama! Kenapa kau tidak pulang semalam?!" bentaknya

Kakashi ingin tertawa tapi dia juga terkejut karena darimana Aiko mempelajari kata kasar seperti itu, mengapa dia sangat berani mengucapkan itu pada ayahandanya. Padahal Kakashi tidak pernah mengajari Aiko berkata seperti itu, apakah pergaulan yang membuat ia berani berkata kasar seperti itu pada seorang Hokage

"Aku sibuk. Kau tidak lihat gunungan dokumen-dokumen yang mengelilingi ku? Semua pekerjaan ini lebih penting daripada pulang ke rumah"

Naruto hanya terpaku melihat perseteruan antara ayah dan anak itu. Sudah tidak aneh untuknya melihat pemandangan tersebut, dia tidak habis pikir dengan keduanya, mengapa mereka tidak bisa akur? Padahal mereka adalah ayah dan anak

Nafasnya naik turun, kali ini Aiko benar-benar termakan emosinya. Dia sangat membenci jabatan yang ayahnya duduki, karena itu dia tidak bisa melakukan banyak hal dengan Kakashi layaknya ayah dan anak pada umumnya

Aiko mengambil ancang-ancang untuk menyerang Kakashi, namun Naruto menyadarinya. Segera ia mendekap Aiko lalu membawanya kedalam gendongan nya

Si gadis memberontak, dia mendorong-dorong dada Naruto, berharap si empu melepaskannya

"Aiko chan, tidak boleh seperti itu" Naruto berusaha menenangkannya dengan mengusap-usap punggung Aiko

"Datte, dia sering tidak pulang. Aku sendirian di rumah tidak ada yang menemani"

Naruto membalikkan tubuhnya dari hadapan Kakashi, ia melangkahkan kakinya meninggalkan kantor Hokage

"Ayahmu sangat sibuk Aiko chan, dia memiliki banyak tugas yang tidak bisa diabaikan. Sebenarnya dia sangat ingin menghabiskan banyak waktu denganmu, tapi pekerjaan lah yang menuntut nya seperti itu. Aku ingin kau mengerti, dia seperti itu demi desa dan juga demi dirimu. Agar desa aman dan kau juga ikut aman didalamnya" jelas Naruto

Nampaknya itu tidak membuat Aiko merada lebih baik, ia masih sangat kesal. Tangannya ia lingkarkan dileher jenjang Naruto, dagunya ia taruh dipundak lebar pria yang menggendongnya

Terlalu sulit untuknya menerima semua itu. Dia memang mengerti bahwa yang dikerjakan ayahnya itu adalah kewajibannya demi desa, tapi Aiko juga ingin egois. Dia hanya ingin ayahnya ada disaat ia membutuhkannya, tidak harus selalu ada setiap waktu

Sambil menatap jalanan, Aiko merenung. Mungkin dulu ibunya juga sering ditinggal-tinggal seperti ini oleh Kakashi atau justru sebaliknya. Walaupun sudah menjadi Hokage, Kakashi selalu meluangkan waktu untuk Aina

"Naruto nii san, apakah chici seperti itu karena membenciku?
Sakisaki menceritakan padaku bahwa haha kehilangan nyawanya saat melahirkan ku. Apa karena itu yang membuat chici membenciku, acuh padaku dan mencampakkan ku seperti ini?" cicit Aiko pelan disamping telinga Naruto

Little Wife | Kakashi Hatake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang