- 32 -

706 36 4
                                    

3 jam sudah Aiko habiskan hanya duduk sambil memeluk lututnya diatas hamparan rumput, matanya menatap kosong makam ibunya. Saat itu angin tidak terlalu bertiup kencang, tapi setiap hembusannya mampu membelai lembut anak rambut peraknya

Hari memasuki waktu sore, namun dia tidak berniat untuk bangkit dari posisinya saat ini. Beberapa orang yang kebetulan sedang berziarah disitu pun tidak ada yang berani menyapanya

Padahal suasana hatinya baru saja membaik, tapi itu kembali menjadi buruk bahkan lebih buruk dari sebelumnya hanya gara-gara Kakashi yang menganggap tiada keberadaannya

Aiko tidak mengerti, apa kesalahan yang ia buat hingga ayahnya selalu berlaku buruk padanya. Dia hanya menginginkan kasih sayang dan perhatian lebih dari Kakashi, namun Kakashi tidak pernah mau memberikannya, dia selalu disibukkan dengan dunianya

Putri mana yang menginginkan kasih sayang harus mengemis dulu? Tidak ada. Semua ayah akan selalu memberikan semua kasih sayangnya tanpa perlu diminta. Namun beda dengan Aiko, dia akan melakukan apapun untuk ayahnya memerhatikan ia walaupun hanya sedikit. Buktinya sekarang dia kabur, berharap Kakashi mengkhawatirkannya lalu mencarinya. Walaupun sebenarnya Aiko ingin menghindar dari ayahnya untuk sementara waktu

"Apakah karena haha tidak ada disini, aku menjadi seperti ini? Terlalu haus akan kasih sayang," lirih Aiko. Dia menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya

"Jika saja kau ada, mungkin aku tidak akan merepotkan chici,"

Bulir-bulir air mata berjatuhan membasahi roknya. Aiko pikir, dia tidak akan bisa bertahan lama dengan keadaan seperti ini. Dia tidak bisa jika tidak mendapatkan perhatian ayahnya

"Aku menyayanginya sepenuh hati tapi dia menyayangiku setengah hati,"

Sedingin apapun sikap Kakashi pada Aiko, putrinya itu tetap menyayangi nya dengan tulus. Aiko tidak bisa membenci Kakashi, justru dia sangat mencintai ayahnya

"Aiko!"

Mendengar seseorang meneriakinya, Aiko mengangkat kepalanya lalu menoleh kebelakang. Dia mengetahui suara itu, suara yang sudah seminggu ini ia sangat rindukan

"Hiks jii san ..." Aiko tidak dapat lagi menahan tangisnya, dia bangkit lalu berlari kearah Aito

Pria jangkung itu berjongkok, lalu merentangkan tangannya, membiarkan Aiko masuk kedalam dekapannya. Dia yang baru saja pulang menyelesaikan misi, langsung mencari keponakannya begitu tau Aiko menghilang

Bagi Aiko, Aito adalah rumah keduanya setelah Kakashi. Disana ia bisa bermanja sepuasnya, bermain bersama, didengarkan, dimengerti, diperlukan seperti putri raja, dipenuhi segala keinginannya dan ditemani saat latihan. Apa yang tidak Aiko dapatkan dari Kakashi, ia akan mendapatkan semuanya di Aito. Itu sebabnya Aiko akan sangat sedih bila Aito pergi menjalankan misi dalam jangka waktu yang tidak sebentar

Aiko tetaplah Aiko, dia masih kecil, dia tidak bisa bertingkah dewasa, dia akan sangat manja dan cengeng bila didekat orang yang sangat menyayangi nya seperti Aito

"Sedang apa kau disini hmn? Teman-teman mu mengkhawatirkan mu," ujar Aito. Ia mengusap punggung Aiko, guna memenangkannya

Empunya tidak menjawab, dia hanya menangis, wajahnya ia sembunyikan di dada bidang milik Aito

"Menangislah sepuasmu." bisik Aito. Dia memandang sendu makam kakaknya, berpikir malang sekali nasib putri Aina setelah kepergiannya. Setelah itu ia beranjak sambil menggendong Aiko, meninggalkan pemakaman itu

Aito tidak langsung membawa Aiko kepada Kakashi, dia berniat mengajak jalan-jalan keponakannya hingga ia berhenti menangis dengan sendirinya. Jadinya ia memutar jalan menuju kantor Hokage

Little Wife | Kakashi Hatake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang