Awal mula penderitaan.
Kakashi membuka pintu kamar pelan lalu menutupnya kembali tanpa menimbulkan suara, langkahnya mengendap-endap khawatir membangunkan istrinya yang sudah tertidur lelap
Dia menaruh barang bawaannya lalu duduk dikursi dekat ranjang. Kakashi menatap Aina sedih. Sejak hari dimana ia masuk rumah sakit, Aina tidak pernah pulang ke rumah lagi. Dia dirawat inap dirumah sakit hampir dua bulan lamanya, karena setiap harinya keadaan Aina tidak membaik malah makin memburuk. Saat ini Aina tidak mampu menggerakkan banyak anggota tubuhnya, nafasnya pun dibantu oleh selang oksigen
Kakashi sudah berusaha mencari orang yang kemampuan medisnya luar biasa dari segala penjuru negeri, mereka diundang ke Konoha untuk membantu penyembuhan Aina, namun semuanya tidak ada yang mempan. Hasilnya nihil
"Bagaimana tadi acaranya?" tanya Aina dengan nada pelan, membuyarkan lamunan suaminya
"Apa aku membangunkan mu?" tanya Kakashi, Aina hanya menggeleng lemah
"Aku ingin sekali hadir dalam acara itu, tapi keadaan ku sedang tidak baik. Apakah kau sudah menyampaikan permintaan maaf ku kepada mereka?"
"Ya, mereka sedih karena kau tidak bisa hadir di hari bahagia nya. Acaranya berjalan lancar, besok mereka berencana mengunjungi mu" seperti biasa, Kakashi melepaskan sarung tangannya lalu menggenggam jari-jemari Aina
"Apa kau sudah memberikan hadiahnya?" Aina menggenggam balik tangan besar Kakashi yang sangat ia sukai. Karena menurutnya sangat nyaman untuk dipegang, itulah alasan mengapa Aina menghadiahkan sarung tangan pada suaminya
"Mereka menyukainya" jawabnya
Terjadi keheningan setelah itu, Aina menatap kosong langit-langit rumah sakit, sedangkan Kakashi menempatkan kepalanya dipinggiran ranjang
"Kembali istirahat Ai, ini sudah tengah malam" ucap Kakashi memecah keheningan
Tidak ada jawaban dari si empu. Kakashi pikir mungkin istrinya sudah kembali tertidur lelap sejak tadi
"Ne Kakashi kun, aku ingin tidur bersama mu" ujar Aina pada Kakashi yang baru saja menutup matanya
Kakashi mengangkat kepalanya, dia melihat Aina menggeser sedikit tubuhnya memberikan sedikit ruang disampingnya untuk suaminya. Ia pun menurut lalu merebahkan tubuhnya disisi Aina. Ranjang itu cukup lebar hingga mampu menampung tiga orang sekaligus, termasuk bayi Aina
Kakashi merapatkan tubuhnya dengan tubuh istrinya. Tangan kanannya ia pakai untuk bantalan kepala Aina, sedangkan tangan satunya ia pakai untuk mengusap pipi tirus si empu
"Aku tidak bisa tidur karena punggung ku terasa sedikit nyeri, selain itu aku juga sedang khawatir" cicitnya pelan hingga nyaris tak terdengar
"Apa yang kau khawatirkan?"
"Aku khawatir tidak bisa melahirkan anakmu, aku juga khawatir mati. Jika aku mati-" belum menyelesaikan bicaranya, tangan Kakashi tiba-tiba saja menutup mulut Aina
"Tidak usah berbicara seperti itu. Kau dan anak kita akan baik-baik saja, percaya lah"
Aina memiringkan sedikit kepalanya, tangannya mengusap dada bidang Kakashi. Dari jarak sedekat itu, dia bisa menghirup wangi maskulin suaminya
"Jika aku tidak selamat, berjanjilah padaku. Kau akan mencintai dia seperti kau mencintaiku, merawatnya dengan penuh kasih sayang, dan mendidiknya dengan baik"
"Ai, berhentilah berbicara seperti itu" ucap Kakashi datar. Tanpa ia sadari, air matanya luruh begitu saja saat mendengar istrinya berkata seperti itu
Dia benar-benar tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Aina. Selama ini Kakashi sangat bergantung pada istrinya, jadi dia akan sangat frustasi jika sampai kembali kehilangan orang yang ia sayangi
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | Kakashi Hatake ✓
FanfictionMenceritakan seorang guru yang mencintai murid yang jelas jauh umurnya. Tapi umur dan status bukanlah halangan untuk mereka saling mencintai lalu menikah. Bagaimana kisah kelanjutannya? Fanfiction: Kakashi Hatake x OC Disclaimer: Naruto Shippuden ©...