Perlahan ia membuka matanya, menyesuaikan cahaya lampu yang masuk kedalam retinanya. Sakit di kepalanya masih terasa sangat menyiksa, tubuhnya pun tidak bertenaga sama sekali
Kepalanya menoleh saat merasakan tangannya digenggam oleh jari-jari hangat yang tidak lain adalah milik adiknya. Aito menaruh kepalanya ditepian ranjang, ia tengah tertidur lelap
Ingin sekali rasanya Aina mengusap surai milik Aito namun ia takut itu akan membangunkannya. Kembali dia menatap langit-langit putih di ruangan itu, Aina mengingat-ingat apa yang terjadi dengannya hingga bisa berakhir berbaring di Rumah sakit
'Apa yang membuatku sakit seperti ini? Padahal aku menjaga kesehatanku dengan baik. Mengapa firasatku mengatakan buruk tentang ini' gumamnya. Aina pun batuk, batuknya membuat Aito yang tengah terlelap langsung bangun
"Ah gomen Aito kun, aku membangunkan mu ya" ujar Aina sambil tersenyum
"Nee chan, jika kau sudah sadar kenapa tidak membangunkan ku?" Aito mengucek matanya, meregangkan tubuhnya yang pegal. Setelah itu ia membantu Aina duduk, ia mengulurkan segelas air. Aina menerimanya lalu meneguk setengahnya
"Habisnya ini sudah larut malam, kau tampak lelah jadi aku tidak tega membangunkan mu" jawabnya. Aito mengambil gelas ditangan Aina, lalu ia menyuapi kakaknya apel yang sudah dikupas dan dipotong-potong
"Dimana Kakashi kun?"
Aito berdecak kesal, dia tidak suka dengan kakak iparnya yang tidak pandai menjaga Aina sehingga Aina selalu sakit-sakitan
"Aku menyuruh aniki pulang untuk istirahat. Pada awalnya dia menolak namun akhirnya dia pulang juga, tapi sepertinya untuk sekedar berganti pakaian dan memasak untuk dibawa kemari. Sebentar lagi juga dia akan kembali" jelas Aito dengan nada kesal
"Ne Aito kun, setelah aku sembuh, ayo kita kunjungi Ame" mendengar itu Aito mengangkat sebelah halisnya, menatap heran Aina
"Kau percaya tidak, baru saja kemarin aku menemui kaa san?" kali ini ucapan Aina seketika membuat Aito terpaku. Dia percaya dan tau betul bahwa kalung itulah yang membawa kakaknya bertemu dengan ibunya. Berarti selama ini Aina sudah memaafkan ibunya
"Uhm, aku percaya. Apa yang dia katakan padamu?"
Aina tersenyum sumringah lalu mengacak gemas rambut Aito
"Ini rahasia antara ibu dan anak perempuannya. Selain itu dia juga memberiku sesuatu yang istimewa, kau pasti tidak punya wlee" dia menjulurkan lidahnya mengejek Aito. Sebenarnya Aina tidak ingin membicarakan apa yang dibicarakan dia dengan ibunya karena tidak mau membuat Aito khawatir terhadapnya
"Hee katakan padaku, apa yang dia berikan padamu? Aku benar-benar iri nee chan" Aito meletakkan piringnya, lalu ia melipat tangannya didada sambil menatap kesal Aina
Tiba-tiba saja pintu terbuka, menampilkan Kakashi yang menjinjing dua totebag. Melihat Aina yang sudah sadar, segera Kakashi menghampirinya, totebag nya ia simpan asal di pangkuan Aito. Ia langsung mendekap istrinya, wajahnya pun berubah menjadi lebih tenang saat mengetahui bahwa Aina baik-baik saja
"Daijoubu Kakashi kun" telapak tangan Aina mengusap lengan yang mendekapnya. Kakashi melepas dekapannya lalu mencium singkat dahi Aina
"Oy oy aniki, ada aku disini" ucap Aito yang merasa ditiadakan kehadirannya. Bagaimana bisa mereka melakukan hal romantis seperti itu didepan pria lajang yang menginginkan hal serupa
"Dasar! Kau pikir dunia milik kalian berdua?" oceh Aito. Dia bangkit dari duduknya, meninggalkan ruangan itu. Aito tidak ingin menjadi nyamuk diantara kakaknya dan kakak iparnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | Kakashi Hatake ✓
FanfictionMenceritakan seorang guru yang mencintai murid yang jelas jauh umurnya. Tapi umur dan status bukanlah halangan untuk mereka saling mencintai lalu menikah. Bagaimana kisah kelanjutannya? Fanfiction: Kakashi Hatake x OC Disclaimer: Naruto Shippuden ©...