dua

468 51 6
                                    

Sudah 2 bulan mashiho dan haruto menikah namun mereka hidup tidak ada ubahnya seperti kebanyakan anak kos yang ada dikota besar jakarta.

Jarang tau dan tidak peduli dan tidak mau tau juga kapan tetangga kamar sebelah berangkat kantor/kampus dan kapan pulangnya.

Bedanya, kalau anak kos mungkin masih saling bertegur sapa sejenak kalau berpapasan tapi bukan dengan mashiho dan haruto, mereka saling membuang muka jika tidak sengaja ketemu di pantry atau di ruang tamu, atau di saat mereka tidak sengaja ketemu di depan rumah karena sama-sama baru pulang.

Seperti saat ini, haruto membunyikan klakson mobilnya terus-terusan, membuat mashiho yang baru diantar pulang merasa terganggu.

"Bisa ga sih ga cosplay jadi patung di depan gerbang." Teriak haruto dari kaca jendelanya yang terbuka setelah mashiho dan orang yang mengantarnya agak bergeser menjauh dari gerbang.

"Fuck you..." Mashiho berkata tanpa suara, namun dengan gerakan mulut yang sengaja dibuat sangat jelas agar haruto benar-benar menangkap apa yang dia katakan.

Tit tit tit

Belum sampai garasi haruto kembali sesuka hati membunyikan klakson mobil nya. Alasannya adalah, dia melihat dari kaca mobilnya kalau mashiho dengan penuh gairah sedang berciuman dengan lelaki yang mengantarnya tadi.

Haruto melihat mashiho sama sekali tidak peduli dan tidak bergeming, akhirnya dia turun dari mobilnya berjalan cepat kearah mashiho menarik tangan mashiho dan segera menutup gerbang.

Tanpa peduli akan mashiho yang berontak dari tadi mencoba menarik tangannya dan menahan tubuhnya sambil melontarkan kata-kata kasar. Dan tanpa peduli juga akan orang yang tadi mengantar mashiho yang hanya bisa terdiam sambil menggigit bibir bawahnya, tidak suka nafsunya yang belum terpuaskan karena ciuman nya dengan mashiho harus berakhir paksa karena ulah haruto.

"Lu gila ya anying... Ganggu kesenangan orang aja." Teriak mashiho sesaat setelah tangannya terlepas dari genggaman kasar haruto ketika mereka sudah diruang tamu.

"Lu punya otak ga sih, mesum kok di depan rumah. Gw ga mau ya ada tetangga yang lihat dan nyeret-nyeret nama gw jadi bahan gosip."

"Sok ia bangat sih lu, lu pikir mereka ga pernah lihat lu sering bawa cewe lu kerumah?"

"Seringan lu kan nyet.?"

"Nah itu lu tau, kenapa lu yang ini ngelarang-larang gw.?"

Kalau kalian berpikir percakapan mereka dilakukan dengan cara normalnya orang berbicara, nggak sama sekali. Seperti biasa mereka saling teriak, saling menatap dengan kebencian.

"Itu karena lu mesum nya didepan rumah"

"Akhhh.. bodoh akh. " Dengan frustasi mashiho hendak beranjak ke kamarnya namun belum sempat dia melangkah tangan haruto menahan lengannya.

"Besok sore ortu gw datang, behave." Kata haruto ketus.

"Bukan urusan gw, dan terserah gw mau berprilaku seperti apa." Jawab mashiho tidak kalah ketus dan kini sudah berhasil kabur ke kamar nya.

***
"Bukannya kita sudah sepakat untuk tidak pernah muncul di kamar masing-masing?" Tanya mashiho kesal saat dengan sembarangan kepala haruto nongol dari balik pintu setelah dia membuka pintu kamar mashiho tanpa mengetok lebih dulu.

"Bodoh amat, dan gw ga akan pergi dari sini sebelum lu berjanji besok lu akan berprilaku baik." Jawab haruto sinis sambil menyenderkan tubuhnya dipintu dengan kedua tanganya bersedekap dada.

"Ogah gw.. lagian kenapa harus pura-pura sih, ortu lu juga tau kan kalau kita ga saling suka."

"Ia, tapi mereka ga tau lu serusak ini."

"Kayak lu ga rusak aja."

"Makanya behave, jaga rahasia gw, gw jaga rahasia lu."

"Ga capek apa lu berpura-pura jadi anak idaman didepan ortu lu, padahal di belakang mereka prilaku lu kayak iblis."

"Bukan urusan lu, gw ga mau tau besok lu harus berprilaku baik."

"Gw ga mau..."

"Harus."

"Nggak.."

"Harus mashiho watanabe.." teriak haruto entah sejak kapan wajah marahnya sekarang sudah berjarak hanya beberapa centi di depan wajah mashiho.

Mashiho terdiam, bukan karena amarahnya haruto, tapi karena nama belakangnya diubah haruto dengan nama belakang haruto.

Seharuanya memang 'mashiho takata' sudah berubah menjadi 'mashiho watanabe' karena dia sudah menikah dengan haruto. Tapi mengingat betapa bencinya haruto kepadanya, dia tidak pernah mengira kalau haruto akan sudi memanggil namanya apalagi digabung dengan nama belakang haruto.

"Diem gw anggap 'ia' " kata haruto masih dengan suara penuh penekanan.

"Ok i will behave, tapi ada syaratnya" Jawab mashiho dengan suara keras yang membuat haruto menghentikan langkahnya dan melihat kembali kearah mashiho.

"Apa?" Tanya haruto masih dengan nada sinisnya.

"Pertama, tangan gw merah karena lu tarik-tarik tadi. Transferin gw duit buat konpensasi." Kata mashiho sambil menunjukkan pergelangan tangannya yang memerah melingkar di pergelangannya. Haruto merolling matanya dan ingin protes namun sudah didahuluin mashiho yang udah nyerocos lagi.

"Kedua, kiss me. Karena lu udah bikin kissing gw nanggung tadi." Sambung mashiho dengan santai.

"Untuk syarat pertama lu, lu terlalu lebai ga sih? Yaelah merah gitu aja sejam dua jam lagi juga bakalan hilang. Tapi Ok, gw tf.
Untuk syarat kedua lu, isi otak lu memang mesum terus ya anying." Jawab haruto dengan suara beratnya mencoba menahan emosinya.

"Jangan terlalu ngimpi lu, sampai kapanpun gw ga bakalan mau nyium lu, jijik gw." Jawab haruto sambil berlalu dengan langkah yang penuh kebencian pada mashiho.

Mashiho tersenyum penuh kemenangan. Dia tau syarat dari dia tidak masuk akal, tapi itu dia sengaja agar haruto lebih membencinya lagi, dan sepertinya dia berhasil.

Tbc

Hi..hi.. kayaknya bakalan rest seminggu atau dua minggu. Berhubung voment nya agak berkurang, mau cari inspirasi dulu mudah-mudahan bisa lebih bagus lagi nulisnya. Ditunggu ya next chap book ini dan book lainnya.

✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang