enam belas

149 22 10
                                    

"Haru..."

"Hmmm? Bentar ya sayang.."

Mashiho mengerucutkan bibirnya, merasa kesal pada sosok yang sedang duduk dihadapannya saat ini.

Padahal dia tadi udah buru-buru dari rumah mereka, mengunjungi haruto dikantornya setelah menerima message dari haruto kalau dia lagi pengen makan masakan mashiho untuk makan siangnya.

Tapi apa ini? Hampir jam 1 siang haruto masih sibuk dengan pekerjaannya. Padahal mashiho sudah tiba dikantor nya haruto sejak jam 12 tadi. Mashiho bahkan sampai menyuapi haruto dengan makanan yang dia bawa, namun belum habis sampai sekarang karena ruangannya yang masih disibukkan karyawan yang datang silih berganti untuk berdiskusi ataupun untuk meminta tanda tangan haruto di file yang mereka bawa. Belum lagi ponsel ataupun telepon kantor  haruto yang tidak berhenti berdering dan juga dokumen-dokumen yang perlu diperiksa bukannya malah berkurang malah makin menumpuk

"Tau akh, gw pulang aja." Ujar mashiho yang mampu membuat haruto menghentikan semua aktifitas haruto. Dia lalu menelepon sekretarisnya untuk tidak membiarkan siapapun masuk ruangannya dan tidak ingin menerima telepon apapun selam 30 menit kedepan.

"Maaf.." bisiknya lelah sambil memeluk mashiho dari belakang dan mengistirahatkan wajahnya di pundak mashiho.

Ia, haruto memenuhi janjinya untuk tidak pernah meninggalkan mashiho sejak kematian ibu mashiho. Ini sudah 5 bulan berlalu semenjak meninggalnya ibu mashiho dan mereka hubungannya semakin baik dan semakin dekat. Walaupun masih ada yang kurang tapi tidak membuat mashiho menyerah, yaitu dia belum pernah mendengar dari mulut haruto langsung kalau dia mencintai mashiho.

"Aku lho kesal sama kamu haru." Kata mashiho yang tadinya sedang beberes akan pulang, tapi setelah dipeluk haruto dia malah mengusap lembut lengan haruto yang melingkar nyaman diperutnya.

"Yaudah maaf ya..." Kata haruto lagi setelah mendudukkan dirinya dan menarik mashiho untuk duduk dipangkuannya.

"Ga tau akh.. masih kesal aku tuh. Haru yang minta dianterin makan siang, tapi sampai sekarang makanannya belum Haru habisin. Kerjaaaaa mulu, nanti kalau sakit aku ketawain baru tau rasa Haru nya."
Jawab mashiho sambil manyun-manyun yang membuat haruto terkekeh lucu.

"Yaudah suapin lagi biar habis." Ucap haruto setelah mengecup tipis bibir mashiho.

" Ga mu akh.. biarin aja haru kelaparan." Jawab mashiho setelah memeluk leher haruto untuk menutupi wajah merona nya karena kecupan dari Haruto.

"Ya udah kalau masih marah aku ga akan lepasin kamu. Biarin aja kita pelukan terus." Haruto membalas pelukan mashiho dengan meremat posesif pinggang mashiho dan menarik lebih dekat ketubuhnya.

Mereka terdiam beberapa saat masih dengan posisi yang sama.

"Haru.. jaga kesehatan kamu please. Aku ga mau kamu sampai sakit. Makan ga sampai ngabisin waktu 20 menit kok, kan bisa rehat sejenak dulu, makan trus langsung lanjut kerjaannya."

"Ia sayang.. maaf ya."

"Kamu sering ya kayak gini?"

"Nggak kok sayang, masih hari ini doang. Jadi itu kita baru menang tender lumayan gede tapi dari client nya tiba-tiba nginfoin mereka butuh diselesaiin lebih cepat dari perjanjian sebelumnya. Makanya jadi agak lebih hectic."

"Beneran baru kali ini.?"

"Ia sayang..." Jawab haruto setelah mengusap sayang wajah mashiho yang kini sudah menatapnya dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca.

"Ywd aku maafin, ini makan lagi." Mashiho kembali menyuapi makanan yang baru diraihnya dari meja haruto.

"Yeayy habis". Girang mashiho saat suapan terakhir masuk sempurna kemulut haruto yang sedari tadi membuat mashiho tersipu karena haruto tidak pernah melepaskan tatapannya dari wajah mashiho.

✓ One step closer (Mashiruto, Harushiho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang